Part twelve

36 3 0
                                    

Bright

Setelah makan siang tingkah Win mulai aneh, dia jadi lebih sering melamun dan tidak fokus. Seperti saat ini, tertulis dalam undangan reuni SMA-ku yang memang dikhususkan untuk sekolah para alfa untuk mengenakan pakaian berwarna monokrom, oleh karenanya kemarin Win sibuk sekali memilih jas dan dasi apa yang akan kami pakai untuk reuni malam ini.

"Love, itu dasiku yang kau pakai" kataku pada Win dengan lembut ketika aku hanya menemukan dasi berwarna hitam diatas meja dan mengambilnya untuk ku tukar dengan yang digunakan Win.

Win memilihkan aku jas berwarna hitam dengan dasi kupu-kupu berwarna putih untuk dikenakan sedangkan dia akan mengenakan jas berwarna putih dan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Awalnya Win memilihkan dasi biasa untuk kami berdua, namun setelah melihat beberapa fotoku yang menggunakan dasi kupu-kupu saat SMA Win memutus menggunakan dasi kupu-kupu untuk kami berdua karena menurutnya aku terlihat tampan.

"ah... benar, ini dasimu" Win berkata sembari melepaskan dasi yang sudah terpasang pada lehernya dan memasangkan dasi tersebut di leherku.

"dia aneh sekali, sangat tidak biasa tatapannya seperti orang yang sedang melamun terus menerus"

Selesai Win memasangkan dasi untukku, aku melihat dia kebingungan mencari-cari dasi di atas meja. Aku jelas-jelas telah memengang dasi Win sejak tadi. Tapi dia masih tidak menyadarinya. Aku menarik tubuh Win agar menghadap ke arahku, dan memasangkan dasi pada lehernya. Win tersentak dengan pergerakanku yang tiba-tiba.

"terimakasih" katanya dengan suara mencicit.

Aku sangat gemas dengan tingkah Win yang seperti ini, andai kami tidak harus mendatangi reuni sekolahku, akan kubuat dia kehabisan napas saat ini juga. Aku dengan gerakan reflek mengecup bibir Win.

"ayo kita harus segera pergi" aku menarik Win keluar dari kamar.

Sepanjang perjalanan tidak banyak yang kami bicarakan. aku yakin sesuatu terjadi pada Win, aku tidak bisa menembus dinding pikiran Win seperti pasangan yang telah melakukan mating. alfa dan omega pada umumnya setelah melakukan mating bisa menembus pikiran dan bisa saling merasakan satu sama lain. Aku memelankan laju kendaraanku ketika memasuki tempat parkir, dan memakirkan kendaraanku di lahan masih kosong.

"kita sudah sampai" kata ku sembari melepaskan sabuk pengaman.

"oh... iya" Win melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil

"apakah ini gedung sekolahmu Bright?" tanya Win ketika kami sudah berjalan berdampingan ke pintu masuk

"Iya, megah sekali ya? Sekolahku menyediakan fasilitas yang lengkap, bahkan di dalamnya ada hotel, lapangan golf, kolam renang, restaurant dan rumah kaca" jelasku pada Win

Win terdiam beberapa saat

"Iya" jawab Win sembari menganggukkan kepala terlihat ragu dengan jawaban yang dia berikan.

Setelah memperlihatkan undangan kami di persilakan masuk, begitu di dalam Win tampak sangat takjub dengan aula yang telah di sulap sebagai ballroom dengan lilin gantung megah di tengah ruangan. Sekolah ku juga menyediakan dorm, seperti boarding school lainnya yang memiliki kamar-kamar untuk para muridnya jika kami memiliki tugas dan memaksa kami untuk menginap disekolah.

"mungkin kau bisa bertemu dengan beberapa temanmu semasa sekolah di sini" bisikku di telinga Win

Win menatapku dengan pandangan yang tak bisa ku artikan. Lalu dia menggelengkan kepalanya.

"aku tidak bersekolah di wilayah ini Bright." Bisik Win kembali

"memangnya kau bersekolah dimana?" tanyaku penasaran

"aku berasal dari wilayah selatan, orang tuaku sudah meninggal dan aku memutuskan untuk berkelana"

Aku kemudian melihat Singto, Off dan dua orang yang tidak aku kenali di tengah ballroom sedang berbincang-bincang.

"ayo kita ke sana" kataku sembari menarik Win ke tempat teman-temanku berkumpul

"hi guys!" sapaku

"Bright!" Singto dan Off balas menyapaku

"apa kabar kalian?" tanyaku, Win di sampingku hanya bisa diam dan mengeratkan tangannya pada lekuk lenganku

"kabarku baik Bright. Kenalkan ini pasanganku Kris" jawab Singto

"datar sekali kau mengenalkan ku Singto! Hai, aku Kris, pasangan dari si datar Singto" aku melihat Singto tertawa saat mendengar perkataan Kris

"Bright! My boy! Finally, you found someone" kata Off

"you don't want to introduce me to your friend, Papi?" kata orang disamping Off

"ah, ya! Bright, this is my mate, Gun"

"hi" sapa Gun "who is he, Papi?" tanya Gun pada Off

"my friend and his mate I guess" jawab Off

"yang berisik itu namanya Off, Love" bisikku pada Win

Aku hanya bisa tertawa mendengar percakapan Off dan pasangannya.

"This is Win, my Lover" kata ku pada mereka semua, tapi pandanganku hanya tertuju pada Win, aku bisa lihat semburat merah pada pipi Win.

"ah, romantis banget sih. Coba kamu kayak gitu Singto" kata Kris

"kamu pasti jijik melihatku seperti itu, percayalah" balas Singto

Setelah itu kami berbasa-basi sejenak, pasangan kami memilih menyingkir untuk dari percakapan kami yang menurut mereka sangat membosankan dan pergi untuk mengambilkan kami minuman yang tersedia di bar.

"hei, apakah untuk mengambil minum di bar membutuhkan waktu selama ini?"

"aku tau kau sangat menyayangi Lover-mu tapi biarkan mereka bersenang-senang sebentar" kata Off

"aku juga mulai mengkhawatirkan Kris, semoga dia tidak berkata-kata bodoh"

"jadi hanya aku yang tidak mengkhawatirkan pasanganku? Kata Off sembari berdecak

"eh, mana Mew? Kenapa dia belom datang?" tanya Off lagi, mengalihkan pikiranku dan Singto dari pasangan kami

"ku dengar dia dipasangkan dengan omega yang sederajat dengan status bangsawannya" kata Singto

"benarkah? Orang tua Mew sekejam itu?"

"Bukan orang tuanya yang ku tau, tapi kakeknya telah membuat perjanjian semasa Mew kecil"

Tiba-tiba aku mencium wangi yang mirip dengan wangi ketika aku berada di supermarket. Wangi itu semakin kuat. Ketika aku berusaha mencari sumber wangi itu, tanganku di tarik kearah bar. Aku melihat Win dalam posisi terduduk di lantai dengan berusaha menutupi badannya. Win mengalami heat pikirku.

"aku tak tau, kenapa dia bisa seperti Bright! Kami hanya memberikan Win segelas beer tidak lebih" aku mendengar penjelasan Kris panik

"what happened to him, Bright? We are just talking, and he said he felt hot and fell suddenly he lost he's conscious" tanya Gun dengan tak kalah panik

Aku merasakan getaran aneh dan membeku di tempat saat aku mendengar suara tepat di belakangku dan menoleh kebelakang. Aku merasakan getaran luar biasa hebat dan aku terpaku menatap orang yang berdiri di belakangku.

"I guess, Bright's mate is on the heat Gun, you have to take your mate to the room upstairs, Bright" Singto memberi penjelasan pada semua yang mengelilingi kami dan menyadarkan ku dari kekakuanku.

Aku segera mengangkat tubuh Win yang kehilangan kesadarannya dalam gendonganku dan segera berlari ke arah lift yang membawa kami ke lantai atas. 


~~~

part 12 done

THE MATELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang