Bagian Ke-46

193 26 2
                                    

"Cla! Mau kemana? Rapi banget." tegur Ryder sambil mengunyah roti bakar.

"Aku mau pergi ke pantai." sahut Claire dengan memasang topi baseball-nya.

"He? Tumben banget pergi ke pantai pagi-pagi gini. Mau ngapain emang?"

"Abang kepo. Aku berangkat dulu. Pinjam kunci mobil ya. Abang pake motor dulu aja." kata Claire dengan mengambil kunci mobil yang tergantung di dinding.

"Eits, kamu janjian pergi ya sama orang?" goda Ryder dengan berjalan mendekat pada Claire yang sedang memasang sepatunya.

"Nggak tuh. Aku berangkat sendirian doang."

"Iya, maksudnya janjian buat ketemu di sana. Ya kan?"

"Dih, sok tahu. Dah ah, aku berangkat dulu."

"Titip salam buat Hazel!" seru Ryder dari jendela atas saat Claire sudah masuk ke dalam mobil.

___________________

Claire sebenarnya nggak punya rencana apa-apa untuk apa yang mesti ia kerjakan diakhir pekannya. Ia pergi ke pantai karena ide itu tercetus begitu saja dalam kepalanya sesaat ia baru bangun dari tidur. Claire merasa rindu untuk menginjak pasir. Makanya, di sinilah dia sekarang. Dengan mengenakan pakaian kasual yang tipis sambil duduk di atas batu karang sambil makan gorengan yang habis dibeli sebelum sampai ke pantai tadi. Jauh-jauh ke pantai hanya untuk numpang makan gorengan doang.

Langit pada saat itu tidak begitu panas. Banyak awan tebal yang menggumpal di atasnya. Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi.

Claire masih betah duduk dengan posisi ternyamannya. Angin yang berhembus tidak begitu kencang membuat mata Claire menjadi agak sedikit mengantuk. Ia berusaha untuk tetap terjaga sambil terus mengunyah gorengannya. Namun lima menit kemudian Claire kalah oleh rasa kantuknya. Ia tertidur dengan posisi gorengan masih masuk ke mulutnya.

Suasana pantai pada saat itu cukup ramai. Tapi hanya ada sedikit orang yang berlalu di bebatuan tempat Claire berada.

Orang yang melewatinya tidak tahu kalau Claire sedang tidur. Pasalnya ia memasang topi dengan membuat wajahnya tertutup separuh.

"Iya, beneran Claire dong." suara seseorang yang mendekat pada Claire. Ia bisa dengar tapi tidak bisa bangun.

"Pakai tidur di sini segala lagi." katanya lagi yang seperti duduk di samping Claire.

Menit berikutnya tak lagi ada suara. Sedang Claire sudah kembali larut dalam mimpinya.


"Siapa, Nak?"

"Claire, Bu, teman aku. Dia ketiduran kayaknya. Ibu mau naik kursi roda lagi aja? Biar aku bantu dorongin. Hazel bawa kok di mobil."

"Nggak nggak, nggak usah. Ibu mau jalan kaki aja. Sudah lama ibu nggak jalan kaki dengan senormal ini." Normal yang Marina maksud adalah saat ketika dirinya berjalan dan mengingat semua rangkaian kejadian yang menimpa hidupnya. Dan tentunya dengan emosi yang masih dapat dikontrol.

"Sekarang ibu mau kemana? Biar Hazel bantu." kata Hazel dengan berdiri.

"Nggak usah. Ibu mau ke ibu-ibu yang jual gulali tuh. Dia pasien yang waktu itu sempat sekamar sama ibu. Dia sudah kembali sehat sekarang. Ibu mau nyamperin. Kamu jagaian teman kamu itu aja. Takutnya ada yang jahil. Ibu pergi dulu." ucap Marina dengan berjalan pelan menjauh dengan melewati jalan yang dibuat agar tidak perlu menginjak bebatuan.

Hazel hanya mengangguk sambil terus memperhatikan ibunya hingga selamat tiba di depan ibu yang dimaksud.

"Hazel?" ucap Claire saat ia terbangun dan mengucek matanya mendapati Hazel yang berdiri tidak jauh darinya.

"Udah bangun? Ngapain aja sih tadi malam sampai bisa ketiduran di tempat ini?" tanya Hazel dengan ikut duduk.

"Kamu kenapa bisa ada di sini?" bukannya jawab Claire malah balik nanya.

SUNKIST || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang