prolog

31.7K 2.2K 173
                                    

[-]

Sudah 5 menit berlalu sejak Papanya mengatakan hal yang membuat Na Jaemin atau yang kerap dipanggil Nana menganga tak percaya.

Bagaimana bisa Papanya mengatakan bahwa sekarang ia mempunyai kakak tiri?!!

"Papa serius?" Nana masih mencoba mencerna semuanya.

"Ya. Kenapa? Ada yang salah?"

"Bohong! Bilang aja kalau itu anak selingkuhan Papa." Nana menatap nyalang seseorang yang katanya akan menjadi Kakaknya.

"Kalau Papa selingkuh, anaknya ga mungkin udah segede ini Na."

"Ya bisa aja kan dulu papa ngehamilin orang tapi malah nikah sama Mama, trus Papa kemarin ke China buat tanggung jawab dan bawa dia kesini."

"Itu namanya Mama kamu yang jadi selingkuhan." Ucapnya santai mengabaikan tatapan tajam sang istri dan sang anak.

"Na kamu ini ngomong apasih?" Sela mamanya.

"Gimana bisa mama diem aja ngeliat Papa bawa anak orang?!"

"Mama udah tau, ga mungkin Papa adopsi anak tanpa sepengetahuan Mama."

Nana membelalak semakin tak percaya, "Mama tau?!" Pekiknya.

"Na ga usah teriak-teriak, pusing Mama dengernya."

"Ya gimana bisa Mama tau tapi Nana ga tau apa-apa disini?! Papa cuma bilang ke Mama?!" Nana menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Kalau Mama setuju itu artinya kamu setuju."

"Tapi-"

"Udahlah Na, biarin Papa kamu istirahat dulu."

"Ma.." Nana merengek, menahan tangan Mamanya yang baru beranjak dari duduknya.

"Udah sana kamu ajak ke kamar, pasti capek duduk berjam-jam di pesawat." Yoona mengelus surai Nana lembut, kemudian beranjak membantu Siwon membawakan beberapa barangnya.

"Hari ini kalian tidur berdua dulu."

"Kan ada kamar lain di depan kamar Nana?! Kamar tamu juga ada!" Jawabnya tak terima, ia sampai berdiri dari duduknya.

"Kamar depan belum ada kasur dan kata Mama kamar tamu ACnya rusak, cuma sehari doang Na, tukang servicenya baru bisa dateng besok. Kalau Nana ga mau yaudah ayo tidur aja di kamar Papa Mama." Jelas Siwon menghela napas lelah.

"Bisa kotor mata Nana tidur di kamar Papa Mama."

"Udah sana kalian naik, nanti Mama panggil kalau makan malem udah siap."

"Bantu bawain barangnya ya Na, jangan ribut atau Papa tarik semua oleh-oleh kamu." Ancamnya.

"Ck, iya-iya!" Nana menghentakkan kakinya dan mengambil sebuah koper kecil.

"Papa ke kamar dulu. Jeno, kamu kalau butuh sesuatu minta aja sama Nana."

"Iya Pa." Untuk pertama kali Jeno membuka suara.

"Oalah bisa ngomong toh, gue kira bisu." Gumam Nana.

"Nana." Tegur papanya.

"Yaelah Pa bercanda, baperan banget sih. Jen ayo, kaku banget sih lo kaya softex baru dibuka."

"Iya. Jeno ke kamar dulu Pa, Ma." Jeno mengambil koper yang lebih besar dan mengikuti langkah Nana.

[-]

Hi guys welcome to my first story of bxb😳 Maybe gue ga akan kasih konflik yang berat dan chapter yang panjang, kita santai santai aje ngoke

tlonk vomentnya y mniez

Step Brother's [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang