Hi aku hadir bawa kumpulan cerita-cerita ringan dengan main cast Park Jiyeon. ((Hidup ada yang kurang kalau gak nulis cerita mbak jiyi ༎ຶ‿༎ຶ))
Book ini berisi oneshoot/ twoshoot/ short story yang bisa sampai beberapa chapter ya.
Pairingnya akan teru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook bersiul pelan sembari melajukan mobilnya sesuai panggilan dari aplikasi yang ia jadikan mata pencaharian. Setelah lulus dari kuliah dua tahun lalu, Jungkook sudah mondar-mandir ke sana ke mari melamar pekerjaan sesuai jurusan yang ia ambil. Namun nihil, tidak satu pun lamaran pekerjaan miliknya bisa menjunjung tinggi nama dan gelarnya di mata orang-orang. Jadilah dia sekarang, sopir panggilan on line dari salah satu aplikasi ternama di muka bumi.
Awalnya dia gengsi. Apa kata orang melihat mahasiswa lulusan universitas ternama hanya menjadi seorang sopir? Persetan dengan itu, Jungkook butuh makan dan minum, bukannya cibiran dan ocehan tidak penting orang sekitar. Dan setelah hampir dua tahun bergelut dengan setir mobil, dia menemukan rasa nyaman dengan profesi yang orang bilang rendahan itu.
Seperti biasa, Jungkook memulai pekerjaannya dari jam enam pagi hingga lelah mulai ia rasakan. Tidak ada waktu yang mengikat, Jungkook bebas mengatur waktu, dari kapan dia harus memulai hingga kapan dia harus menyudahi. Namun akhir-akhir ini ia bersedia lembur karena tiba-tiba saja hasrat ingin menikah timbul menyela pikirannya berkali-kali. Padahal dengan sadar dia yakini jika statusnya kini single, maaf! Maksudnya dia tidak pernah berkencan sejak tubuhnya dilahirkan.
Jungkook tertawa sendiri. Konyol sekali isi otaknya. Padahal hari masih pagi, tapi dia kembali memikirkan keinginan tanpa sebabnya itu.
Kaki Jungkook menginjak pedal rem, dan berhenti tepat di depan seorang wanita. Belum sempat bertanya nama pelanggan tersebut, si gadis sudah masuk dengan raut wajah sumringah.
"Jalan, Pak!" titahnya. Jungkook mengangguk sembari melirik spion tengah. Sorot matanya terpaku seperkian detik melihat sosok gadis itu di dalam cermin. Rejeki nomplok untuk pagi cerahnya, belum apa-apa sudah mendapat pelanggan cantik.
Jungkook pun tidak dapat menahan garis lengkung di bibir. Tangannya mulai memindah angka perseneling dan melajukan mobil sesuai tujuan yang diminta oleh pelanggan pertamanya hari ini.
Gadis di jok belakang itu terus sibuk merias wajah. Padahal dia sudah cantik tanpa sentuhan apa pun, batin Jungkook menggeleng pelan.
"Ada acara penting ya, Mbak?" tanya Jungkook. Sebenarnya, dia bukanlah tipikal orang yang suka membuka obrolan terlebih dulu. Namun melihat penumpangnya sungguh cantik di luar nalar, dia pun memberanikan diri untuk membuka mulut.
