10. Camping

86 26 4
                                    

Mentari pagi menyinari buana dan seisinya. Menciptakan pagi yang cerah dengan senyum merekah. Burung-burung beterbangan di langit biru.

Pagi ini SMA AIRLANGGA mengadakan camping untuk kelas 11. Sedari kemarin Olive dan sahabatnya antusias menyiapkan apa yang harus dibawanya. Mereka tampak senang sekali, bahkan seperti tak sabar untuk hari ini.

Olive turun dari mobil yang dikendarai oleh supir pribadinya, tampak mengenakan sweater abu-abu dan celana jeans dengan sepatu yang senada dengan warna sweaternya. Olive berjalan dengan wajah yang berseri, menengok kanan kiri mencari sahabatnya, dan tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Olive!" panggil gadis itu dengan tangan yang dilambaikan di udara.

Olive mencari sumber suara itu, lalu berhenti pada titik di mana lambaian tangan itu berada. Ya! itu sahabatnya, Keyla. Ia tersenyum lalu melangkahkan kakinya menuju titik itu.

"Guten morgen guys," ucap Olive dengan senyum manis yang mengembang. "Kalian dari tadi gua cariin ternyata disini."

"Kita dari tadi di sini, kali, Liv," ucap Ziya lalu tertawa.

"Lu sii nape lagi datengnya kesiangan."

"Oya, Liv. Lu berarti duduknya sama Aksa," ucap Arya

"Hah?! Ko bisa?"

"Soalnya Keyla sama Ziya, gua sendiri sama Reno. Karena kelas sebelah sebagian nyampur sama kelas kita." jelas Arya.

"Oh gitu."

"Makin banyak kesempatan aje nii, si Aksa!" ucap Keyla.

"Iya, nii. Pdkt nya makin lancar. Asekk!" ucap Ziya menambahkan.

"Kayaknya bau-bau makan-makan, nii, abis camping " ucap Arya menggoda Aksa.

"Jangan ngadi-ngadi, dah," ketus Aksa.

"Tau ish! Kita, kan, sahabatan. Ya kali, pacaran," ucap Olive.

Harus banget, ya, gua duduknya sama seorang Aksa Ghali Rayhan. Kenapa gini, sih? Kenapa harus sama Aksa, coba? Ini suatu kebetulan atau bagimana? Olive bermonolog sendiri dalam hatinya. Tapi ga papa juga, sih. Bisa kuamati. Apakah dia benar-benar bayangan hitam itu? Apakah dia benar pelindungku?

"Anak-anak, setelah saya absen silakan masuk ke dalam bisnya masing-masing. Paham?" ucap Pak Ilham selaku pembimbing bis mereka.

"Siapp, paak!" ujar mereka kompak.


ꪶ ཻུ۪۪ꦽꦼ̷⸙ ━ ━ ━ ━ ꪶ ཻུ۪۪ꦽꦼ̷⸙


"Saa! Itu Olive nya ajak ngobrol, kek! Masa diem-diem baee!" ucap Ziya.

"Tau, ish. Ga asik, ih, Aksa. Masa Olivenya ga diajak ngobrol."

"Saa! Ajak ngobrol Olivenya!" Arya yang duduk dibelakang Aksa pun greget hingga menonyor kepala Aksa.

"Ck! Ape sii?!" Aksa memutar kepalanya kemudian menatap Arya dengan tajam. Arya yang semula berniat bercanda kemudian nyalinya menciut

"Sans dong, bang! Just kidding, ellahh," ucap Arya dengan tangan membentuk huruf V tanda peace.

Aksa menghadap lagi ke depan tatkala bis sudah mulai berjalan. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran jok lalu ia memejamkan mata. Olive menengok ke arah Aksa, lalu tatapannya beralih ke luar jendela. Semuanya masih sangat abstrak di pikiran Olive. Petunjuk yang ia dapat kurang kuat.

Sa, apa mungkin benar kalo lu itu pelindung gua? Tapi gua memang selalu bisa tenang pas sama elu. Tapi kalo emang lu pelindung gua, gua masih ga percaya kalo lu makhluk immortal. Lagi-lagi Olive bermonolog. Ia masih ganjal dengan segala kejadian ganjil yang menimpa dirinya. Olive memanglah masuk dalam jajaran siswa cerdas di SMA AIRLANGGA, bahkan ia termasuk yang paling dewasa dibanding Ziya dan Keyla. Tapi untuk hal ini Olive benar-benar tak dapat berfikir jernih. Kejadian-kejadian aneh yang menimpa dirinya benar-benar di luar nalurinya. Bagaimana bisa sesuatu yang sama terjadi berulang-ulang terhadap dirinya, jika itu hanya sebuah kebetulan.

Dark Shadow [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang