11°🥀 Mimpi Yang Sama

1K 131 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.



Putra sulung dari keluarga bangsawan Choi itu perlahan-lahan menutup mata saat rasa sakit menjalar ke seluruh kepalanya. Tapi dia ingat bahwa dia harus melakukan tugasnya walaupun tubuhnya masih lemah.

Seungcheol baru tahu bahwa mengingat sesuatu setelah membuka mata bukanlah hal yang baik, karena bisa membuat kepala menjadi sakit. Tetapi dia tidak bisa menahannya lagi, dia harus menemui seseorang dan memeriksa keadaannya.

Seungcheol mengulur waktu sebentar dengan berpura-pura tidur. Begitu tabib yang merawatnya meninggalkan kamar, dia dengan cepat memanggil burung peliharaannya. Hanya dengan siulan pendek, kepakan sayap sudah bisa di dengar. 

Seungcheol tersenyum, dia benar-benar melatih burung itu dengan baik. Lagi pula melakukan hal ini setiap hari sudah menjadi kebiasaan baginya.

Seungcheol merasakan dunianya berputar-putar begitu dia melepaskan Sentia. Burung putih itu sekarang dengan bebas terbang mengelilingi langit astral.

Saat burung itu terbang menembus angin, dia bisa melihat atap biru yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun. Dia tidak bisa menahan perasaan lega saat melihat seorang wanita berambut pirang panjang berdiri di dekat balkon.

Ketika wanita cantik itu menatap ke arahnya, Seungcheol hampir saja mengalihkan pandangannya karena gugup. Hana sangat cantik seperti biasanya, elegan dan berwibawa. Tidak ada yang bisa menandingi keindahannya di mata Seungcheol.

Melihat wanita itu tersenyum membuat Seungcheol juga menaikan sudut bibirnya. Itulah hal terakhir yang Seungcheol lihat sebelum dia menemukan dirinya terbaring di tempat tidur dengan wajah memerah dan suhu badan yang tinggi. Begitu juga cara Jisoo menemukannya.








🥀🥀🥀








"Ya ampun Seungcheol? Kau melakukan ini setiap hari tapi kau masih saja gugup?" Tanya Jisoo mengejek dan menggelengkan kepala saat dia mulai meminum salah satu ramuannya.

Thirteen Human Are Blessed || Seventeen (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang