18°🥀 Orang Asing

828 109 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.



Kwanie merasa hancur, seluruh tubuhnya sakit dan ada perasaan yang tertinggal di pikirannya seperti akan meledak. Satu-satunya hal yang dia rasakan adalah sebuah tangan yang perlahan dan lembut membelai rambutnya dari waktu ke waktu.

"Kwanie bangun, kau harus minum obat." Suara yang familiar dengan lembut membujuknya untuk bangun. Kwanie hanya mengerang, dia terlalu lelah bahkan untuk membuka kelopak matanya saja dia rasa tidak sanggup.

"Hei." Suara itu memanggil lagi dengan lembut.

"Kau bisa tidur lagi, tapi setelah kau minum obat ini. Aku tahu kau lelah karena menyembuhkan dirimu sendiri tetapi bibirmu mulai pecah-pecah dan kau belum makan apa pun sejak tadi siang."

Kwanie masih tetap menutup matanya dan beberapa saat menjadi hening, dia pikir pria itu akhirnya menerima kekalahannya. Tapi kemudian sesuatu menggelitik telinganya.

Kwanie segera membuka mata dan terkejut ketika melihat putra bungsu dari keluarga bangsawan Choi yang tersenyum geli padanya. Jantung Kwanie dengan cepat berdetak dan baginya waktu terasa berhenti saat dia melihat ke arah mata pria di depannya itu.

"Ekhmm..."

Perhatian keduanya teralihkan dari acara tatap menatap mereka yang agak intim saat seseorang berdehem.

"Um... Ah... Dia bangun, aku sedang memerintahkannya untuk meminum obat." Hansol menjelaskan kepada seorang wanita yang pernah dilihatnya dengan wajah memerah.

Wanita itu tampak seumuran dengan dirinya dan Hansol, dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat tapi tidak memiliki sayap. Dia sangat ramping dan sedikit lebih tinggi meskipun dia tidak terlihat seperti kelaparan setiap hari. Faktanya sosok tubuhnya mengingatkan dia pada Haoli, kurus tapi manis.

"Ah.. Begitu, kau juga harus makan dan aku sudah membuat sup kelinci." Ujar Jinnie dengan senyum berseri-seri dan dia sedang memegang semangkuk sup.

Thirteen Human Are Blessed || Seventeen (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang