.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
Jisoo mendekat kearah Tzuyu dan kembali memeriksa gadis itu, dia menggunakan kekuatan astralnya dan menemukan satu titik cahaya di dada Tzuyu.
Jisoo segera memeriksanya dan menemukan sebuah kalung dengan batu permata biru di tengahnya. Kalung itu tersembunyi di balik baju Tzuyu sehingga tidak bisa dilihat dari luar.
"Hana-ya bisakah kau memeriksanya, aku rasa kalung ini ada hubungannya dengan kita." Ujar Jisoo setelah melepas kalung itu dan memberikannya pada Hana.
"Batu permata ini terlihat tidak asing." Ujar Hana lalu memeriksa dengan kekuatan astralnya.
Hana memejamkan mata dan memusatkan kekuatannya pada kalung itu membuat permata di tengahnya bersinar terang.
Hana terhuyung kebelakang dan terkejut ketika mendapatkan apa yang dia cari, untung Seungcheol menahan pinggangnya dari belakang, jika tidak gadis itu pasti akan menyapa tanah di bawahnya.
"Kenapa Hana? Apa yang kau lihat?" Tanya Jisoo.
"Kau benar, batu permata ini ada hubungannya dengan kita semua." Ujar Hana sambil menetralkan nafasnya.
"Maksudnya?" Tanya Wonie.
"Batu permata ini adalah pecahan jiwa Lilith yang terakhir." Ujar Hana membuat mereka semua terkejut.
"Bagus, kita tidak perlu bersusah payah lagi mencarinya. Tapi kita harus bertanya dulu pada Tzuyu karena kalung itu miliknya." Ujar Seungcheol dan mereka mengangguk setuju.
"Kalau begitu aku akan mengobatinya dulu." Ujar Jisoo lalu mengarahkan kekuatannya pada Tzuyu.
Tidak lama kemudian gadis itu tersadar dan berteriak ketakutan.
"S-siapa kalian?!" Seru Tzuyu sambil beringsut mundur.
"Jangan takut, aku kakaknya Chan." Ujar Jisoo menenangkan Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirteen Human Are Blessed || Seventeen (End)
FantasyKetika sebuah legenda tragis terulang kembali, akankah mereka bisa melawannya kali ini? Dapatkah mereka mengubah semuanya seperti sedia kala? Seperti kehidupan yang damai, aman dan tentram tanpa adanya gangguan? Atau iblis malah menguasai dunia mer...