Empatbelass🐾

6 3 1
                                    


Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh.
.
.
Sebelumnya saya ingin memberitahu kepada para readers tercinta yg masih setia mau membaca cerita yg saya buat,kalau ada beberapa part depan dalam cerita ini yang saya ubah, jadi agar kalian tidak merasa bingung atau gak nyambung dengan kelanjutan part ini silahkan terlebih dahulu baca part depannya.

Terimakasih dan maaf sudah menggangu waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih dan maaf sudah menggangu waktunya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING 🐾
.
.
.
.
.
.
.
.


Hari ini, hari pertama bagi Vano menjalankan hukuman yg merupakan akibat dari kelakuannya memecahkan kaca jendela serta merobohkan gerbang sekolah.

Merasa bosan jika harus terkurung dirumah , Vano berencana pergi ke markas atau hanya sekedar  berkeliling kota jakarta , untuk menghilangkan rasa bosannya.

Tak mau berlama lama dia bergegas turun dari kamarnya.

" Vano kok kamu baru turun nak, kamu gak berangkat sekolah? ". Tanya Tina heran sembari menyiapkan sarapan untuk suaminya

" Di skors ". Ucapnya singkat membuat Rezza membelalakan matanya

" Masalah apa lagi kali ini, kenapa kamu gak pernah buat ayah sama bunda bangga sama kamu, mau jadi anak durhaka kamu Ha? ". Teriak Rezza

" Gak papa kalau harus jadi anak durhaka, asal Vano bisa ngrasain perhatian kalian lagi ". Ucapnya terjeda

" Gak semua kebahagiaan diukur dengan Materi , banyak diluaran sana orang yg hidupnya sederhana tapi mereka merasakan arti kebahagiaan yg sebenarnya, gak kaya Gue yg hidup  sendiri dirumah besar ini, kalian tahu gimana rasanya, gak kan? Hahaha udah lah gak ada gunanya juga, gue mau keluar ". Lanjutnya panjang lebar mengungkapkan semua unek-unek yg selama ini dia pendam

Kedua orang yg mendengar hal itu langsung bungkam, mereka baru menyadari kalau selama ini hanya uang yg menjadi prioritas mereka ,  mereka melupakan darah daging mereka sendiri demi uang.

" Mas, lebih baik aku berhenti kerja aja deh, bener juga yg di bilang Vano ". Saran Tina merasa kasihan melihat anaknya yg tidak pernah mendapatkan waktu darinya.

" Terserah , yaudah aku berangkat dulu , Assalamu'alaikum ". Pamitnya

" Waalaikumsalam, hati hati mas "  Ucap Tina mencium tangan suaminya.

VANLIA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang