Sebelass🐾

13 7 33
                                    


HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Brakkkk

Mendengar ucapan Elena membuat Vano marah dan berlalu pergi meninggalkan Teman temannya.

" Eh , sebaiknya kalian susulin tuh si Vano ". Printah Elena

" Iya, gue takut kalau dia kelepaaan ". Ucap Kenzo diangguki sahabatnya

🐾

Vano berlari menuju perpustakan yg berada di lantai 2 ,Setelah beberapa menit Vano sampai di perpustakaan ,dia melihat dua orang yg tengah duduk berhadapan Sembari sedikit tertawa.

jika orang tidak kenal yg melihat mereka berdua, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yg sedang kasmaran

Hal itu semakin membuatnya marah, Vano merobos masuk dan melayangkan sebuah bogeman diwajah Tampan Vian yg membuat sudut bibirnya marah

" Vano, Stop!!! ". Teriak Dellia  yg tidak di indahkan Vano

" Vano gue bilang stop atau gue nggk mau bicara lagi sama lo ". Pekik Dellia  marah

Mendengar hal itu Vano melempar Vian ke sembarang Arah, dan menarik Dellia pergi

" Vano lepasin gue!!! ". Teriak Dellia 

" Lo apa²an sih, dateng² langsung mukul orang tanpa bertanya, Ha ". Lanjut Dellia  dengan Nada sedikit melemah menahan Air matanya

" Ikut gue ". Ucap Vano menarik tangan dellia, dengan sekuat tenaga dellia memberontak berusaha melepaskan gengaman tangan Vano yg tak ada hasilnya.


" Ikut gue, gue gak suka melihat milik gue berduaan dengan orang lain ". Lanjutnya menarik paksa tangan Dellia

" Vano lepasin gue, gue nggk mau ikut sama lo ". Bentak dellia tak di indahkan Vano

" Vano, gue benci sama lo, lepasin gue!!! Gue nggk mau ikut lo ". Teriak dellia membuat Vano berhenti menariknya

" Dan gue tegasin ke lo, gue bukan barang yg bisa lo klaim seenaknya, gue manusia Vano bukan barang, lo bukan siapa siapa gue, jadi jangan sok ngatur ngatur gue, lebih baik lo sekarang pergi,  gue benci lihat muka lo!! ". Teriaknya membuat Vano merasa tak dihargai

Pyarrrr a#

Suara pecahan kaca menggema diseluruh koridor, membuat semua orang takut melihat sosok Vano dengan bengis nya melempar kursi mengenai jendela.

Sementara itu Vindra dan Kenzo yg baru datang, berusaha menenangkan Vano namun itu sia-sia, bahkan para guru, satpam tak berhasil menghalangi Vano untuk tetap tinggal dan menjelaskan akar masalahnya.


Melihat Vano yg begitu marah Dellia merasa bersalah,namun dia juga kecewa melihat Sikap Vano yg keras kepala. Air matanya jatuh begitu saja membuat sang Empu secepatnya menyeka air mata nya.

" An, lo gak papa kan? ". Tanya Dellia  membantu vian berdiri sembari mengobatinya.

" Gue gak papa,lo Pacaran sama Vano? ". Tanya Vian membuat Dellia  bingung

VANLIA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang