11. Untukmu, kim jisoo

251 24 0
                                    

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Jennie tetapi masih tetap menikmati Dak-kkochi miliknya.

Namjoon menahan sudut bibirnya agar tidak tertarik keatas. "Aku sudah biasa kesini." katanya setelah berhasil menormalkan ekspresinya.

"Benarkan?" Jennie memekik antusias. "Dua hari lagi aku akan kesini membawa teman-temanku. Aku yakin mereka akan senang juga. Kau mau bergabung?" Lanjutnya.

Namjoon sedikit terkejut mendengar ucapan gadis di depannya ini. "Mengapa?"

Jennie menaikkan sebelah alisnya.

"Kita musuhan. Tumben kau mau mengajakku. Dan aku juga baru sadar, sejak kapan kita bicara sopan seperti ini?" Iya, Namjoon benar-benar baru menyadari keanehan mereka berbicara.

"Kurasa aku akan balas budi karena kau menyelamatkanku kemarin." jawab Jennie lalu.

"Dan untuk masalah gaya bicara, aku juga baru sadar. Jadi kalo Lo mau datang aja kesini dua hari lagi jam 7 malam. Kalau mau ajak juga member Lo. Gue yang traktir." sambung Jennie kali ini mengubah gaya bicara seperti biasa.

***

Di dorm, Lisa sedang berbaring dengan masker yang sudah melekat sempurna di wajahnya. Dua hari lagi mereka akan lomba dance khusus wanita, jadi ia pikir ini waktunya mempercantik diri.

Sudah menjadi kebiasaan mereka, jika tiga hari sebelum lomba mereka akan benar benar istirahat agar dapat menampilkan penampilan yang maksimal nantinya.

Perhatian gadis berponi itu seketika teralihkan pada Rose yang baru saja membuka pintu kamar mereka. Gadis itu sudah memakai piyamanya dan menenteng satu buah plastik.

"Lisa-ya!" Teriak Rose girang. "Aku membelikanmu Chicken!!!" katanya lalu berlari menghampiri Lisa yang langsung mencopot maskernya dan melemparnya ke sembarang arah.

"Woahhh!!! Aku mau Chicken, Eonnie!!" dasar Lisa, sekarang baru mau memanggil Eonnie. Ck!

Makan adalah hidupnya!

Mereka mulai memakan ayam itu sesekali berbincang riang. Lalu Rose menyadari ketidakhadiran unnie-unnienya.

"Kau tahu tidak Lisa? Kemarin ingin rasanya aku menghack akun Hoseok anak sebelah. Tapi kupikir lagi nanti dia kesenangan karna terkenal mendadak! Haha.." secereh itu memang Rose.

"Oh, ya Lisa dimana Eonnie?" tanyanya

"Emm, aku tidak tahu. Mungkin mereka belum pulang." Jawab Lisa lalu kembali menyantap ayamnya.

"Kita sisakan saja satu kotak ini untuk mereka." usul Rose yang langsung diangguki oleh Lisa. Lalu pandangan Rose mengarah pada nakas di samping tempat tidur Lisa. Di sana terdapat seperti kaleng soda namun berwarna pink polos. Sangat feminim.

"Apa itu Lisa?" tanyanya sambil menunjuk.

"Oh, itu ramuan terbaruku." katanya lalu menggigit lagi ayamnya setelah melihat arah pandang Rose.

Rose mengerutkan keningnya. "Ramuan apa?"

"Ramuan cinta!" ucap Lisa berubah antusias. "Kau tahu Rose, aku memerlukan waktu selama hampir dua bulan untuk berhasil membuat ramuan ini. Tapi lamun ini ku rancang baru sedikit berbeda dari biasanya." lanjutnya antusias.

"Apa perbedaannya?" tanya Rose penasaran.

"Jelas berbeda! Ramuan ini khusus kubuat untuk Ahjumma kantin. Dia bilang akan membiayai penemuanku selama sebulan! Dan kau tahu, ramuan ini kubuat seperti soft drink. Jadi ini bisa diminum dan memiliki rasa yang manis! Tapi kuberi sedikit larutan phemoron agar dapat terpikat lawan jenisnya." jelas Lisa sangat antusias. Bahkan kini ia tak lagi mempedulikan ayamnya.

Jarang sekali Rose mau mendengarkan penjelasan tentang temuannya. Ia semakin yakin bahwa temuannya kali ini memang benar benar menganggumkan.

Rose diam-diam tersenyum miring. Ide cemerlang tercetus di otak cantiknya!

"Kapan akan kau berikan pada Ahjumma, Lisa?"

"Emm, entahlah. Tapi yang pasti besok akan kubawa untuk mencari kelinci percobaan," sahutnya

Semoga berhasil, Rose!

***

Di tempat lain, sepasang kekasih tengah melakukan kencannya. Tidak, bukan di tempat mewah seperti restoran bintang lima atau di mall, mereka hanya berkeliling di pinggir sungai Han, tempat favorit keduanya.

Sang gadis sedari tadi tersenyum lebar merasakan kehangatan di jari-jarinya yang sangat jarang bisa mereka rasakan.

"Oppa, dua hari lagi aku akan lomba dance. Aku gugup sekali," ucap sang gadis, Kim Jisoo.

"Tenanglah, aku yakin kau bersama ketiga temanmu akan menang, chagi-ya." ujar Seokjin sambil mengelus kepala sang kekasih dengan tangannya yang bebas.

"Menurutmu begitu?" Seokjin mengangguk. "Baiklah, aku akan percaya itu. Lagipula kami berempat tak akan pulang tanpa membawa piala," lanjut Jisoo kali ini dengan sombongnya yang berhasil membuat Seokjin terkekeh geli.

Kekasihnya memang begitu, terlalu percaya diri!

Tapi seokjin menyukainya!

Ah  Ani,

Seokjin mencintainya!

Keduanya memilih duduk di bangku yang tersedia sambil menikmati pemandangan malam ini yang terasa sangat hangat bagi keduanya.

"Oppa, sampai kapan kita menyembunyikan hubungan ini?" tanya Jisoo setelah cukup lama memandang lurus ke depan. 

Jujur saja ia ingin bermesraan dengan bebas seperti pasangan lain. Sedangkan mereka, jangankan bermesraan, untuk saling melempar senyum saja tak bisa.

Harus tampil bermusuhan meski hati saling mencintai.

Seokjin mengelus tangan Jisoo lembut, lelaki itu memandang wajah cantik kekasihnya dalam.

"Sabarlah, chagi. Aku akan menyelesaikan semua ini secepatnya. Kau hanya perlu percaya padaku, ne? Aku yakin ini akan segera berakhir," katanya berusaha meyakinkan.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Menyatukan dua kubu yang sempat terpisah ini. Aku akan melakukannya untukmu," jawab Seokjin menatap Jisoo sangat dalam, seolah ingin Jisoo mempercayainya.

"Aku akan melakukannya untukmu, Kim Jisoo. Untuk hubungan kita," ulang Seokjin menegaskan.

Baiklah Kim Jisoo, percayalah pada kekasihmu!

***

20-12-2020



Pretty savage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang