10. Di balik bingkai

229 21 3
                                    

Rose mendudukkan dirinya kasar di atas sofa empuk milik Bibinya ini. Ya, dia sedang berada di ruang kepala sekolah.

Tadinya gadis bersurai silver itu ingin membolos namun niatnya harus ia urungkan kala mengingat perlombaan menyanyi yang sempat bibinya katakan sewaktu ia ketiduran di kelas kemarin.

Ya, sebenarnya hanya itu niat Rose ke ruangan ini, namun yang dicari malah tak menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Rose yang awalnya menutup mata lelah, sekarang mengedarkan matanya ke ruangan ini. Matanya menatap intens meja kerja sang bibi. Bukan, matanya bukan melihat meja itu, melainkan terfokus pada bingkai foto yang berdiri cantik di atas meja kerja sang bibi.

Agak aneh memang, jika biasanya seseorang menyimpan foto dirinya atau orang yang ia sayang di meja kerja, Bibinya ini malah memajang foto gedung pertama YG Highschool.

Didorong oleh rasa penasarannya yang tinggi, gadis itu mengangkat bingkai itu. Namun ada yang aneh di bingkai itu. Seperti ada tonjolan.

Otaknya langsung terfikir adegan film yang semalam ia tonton bersama Lisa. Tentang surat yang disimpan di balik bingkai foto. Mungkinkah bibinya juga melakukan trik yang serupa?

Perlahan jari lentik Rose membuka bingkai foto tersebut dan apa yang ia dapat membuatnya yakin langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya.

Dia percaya ini langkah yang benar.

"Aku akan membantumu, Oppa," gumamnya dalam hati

***

Cekrekk

Blitz kamera tidak berhenti menghujani seorang gadis yang sibuk berganti posenya dengan gaun hitam yang melekat sempurna ditubuhnya itu. 

Setelah kurang lebih dua jam ia menjalani pemotretan ini --ya walaupun beberapa kali istirahat, akhirnya pekerjaannya selesai juga. Gadis itu tersenyum manis kepada semua kru tak lupa dengan ucapan terima kasih khasnya yang disertai dengan lambaian tangan.

Setelah merasa cukup berterima kasih, gadis itu semakin melebarkan senyumnya kala melihat perawakan kekasihnya.

"Jisoo-ya, chukae. Akhirnya kau bisa menjalani aktivitas pertamamu sebagai Brand Ambassador Dior. Aku turut senang padamu," ucap sang kekasih sambil menyerahkan buket bunga mawar dan tersenyum manis.

"Gomawo, Oppa," balasnya tersenyum tak kalah lebar. 

"Ternyata kau datang, aku sempat berpikir bahwa kau tak akan datang karena masalah kemarin." kata Jisoo lagi. Kali ini dengan mempoutkan bibirnya lucu.

"Aku tahu posisimu, chagi. Saat bersama yang lain aku adalah Seokjin. Namun saat berdua denganmu aku adalah Seokjin Oppa-mu. Arraseo?" Seokjin memeluk erat sang kekasih yang sudah ia kencani delapan bulan belakangan ini. Pelukan khas seorang Kim Seokjin dengan tangan kiri di pinggang  kekasih dan tangan kanannya yang mengusap tengkuk sang gadis.

Jisoo hanya bisa membalas pelukan Seokjin tak kalah erat dengan tangan lainnya yang bebas dari bunga. Di dalam pelukan sang lelaki, dia menganggukkan kepalanya dengan mata tertutup, berusaha menikmati momen yang terbilang sulit mereka dapatkan.

Backstreet memang cukup menyiksa keduanya.

***

Lisa menatap kaleng soda berwarna pink di depannya ini dengan cengiran lebar. Setelah hampir seminggu tak dapat tidur dengan nyenyak, akhirnya kini pengorbanannya terbalaskan.

Pretty savage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang