Siapa dia?

6.3K 392 9
                                    

Keesokan paginya Alika tengah bersiap-siap untuk joging. Hari ini dia tidak ada jadwal kuliah, jadi dia menyempatkan untuk berolahraga. Kelvin sendiri sudah berangkat ke kampus.

Alika berlari kecil sembari mendengarkan musik dari headset yang menempel di kupingnya. Dia mengikuti alunan irama yang di dengar dan tidak tahu bahwa dari arah samping ada sepeda yang menuju padanya.

"Woyy! Minggir. Anjir! Lo mau mau mati apa," teriak seseorang mencoba untuk menghindari Alika. Tapi naas, Alika tidak mendengarkan dan akhirnya orang itu terjatuh bersamaan dengan Alika yang tersungkur.

"Awww! Lo bisa hati-hati, gak sih. Bawa sepeda kok di area pejalan kaki," amuk Alika. Dia mengambil headset yang terjatuh dan melanjutkan perjalanannya.

"Woyy! Dari tadi gue udah teriak Minggir, Lo nya aja yang budeg." Alika menghentikan langkahnya dan berbalik sembari menatap pria itu tajam.

"Lo bilang gue budeg! Nyadar dong, ini area pejalan kaki. Ngerti gak sih, Lo. Bukannya minta maaf udah nyerempet gue, Lo malah balik marah ke gue," cerca Alika dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Iya gue, kan udah bilang minggir. Lagian rem sepeda gue blong, mana sempat gue berhenti." Alika memutarkan matanya malas. Kenapa harinya harus sial? Tidak Kelvin tidak Angga dan sekarang dia, orang yang bahkan dia tidak tahu siapa.

"Oke stop! Kita anggap masalah ini selesai. Lo itu orang gak ada sopan santun, udah tau salah gak mau minta maaf. Heran gue, masih ada manusia kayak Lo di dunia ini." Setelah mengucapkan itu Alika langsung pergi dengan berjalan sedikit pincang.

"Woyyy! Dasar mulut cabe," teriaknya.

"Serah lu, dasar biawak!" ketus Alika.

Alika duduk di taman untuk beristirahat sejenak. Dia merasa seseorang tengah memperhatikannya, Alika melirik dengan sudut matanya. Dia harus tau apakah itu orang jahat atau apa.

Alika melihat mobil hitam yang berada tidak jauh dari dirinya, sekarang dia yakin bahwa mobil itu memang tengah mengawasinya. Alika tidak ambil pusing dengan adanya orang yang mengintainya, dia tidak tahu bahwa bahaya tengah mengancamnya tapi kenapa dia hanya santai-santai saja.

"Apakah itu istri Kelvin?"

"Iya, nyonya. Dia istri Kelvin, tapi sepertinya hubungan keluarga mereka tidak harmonis. Yang saya tahu bahwa dia tidak mencintai Kelvin." Perempuan itu menyeringai, entah apa yang tengah dia rencanakan.

"Bagus, itu lebih mudah untuk menyingkirkannya. Kita ulur saja waktu untuk menghabisi dia. Sekarang, Kelvin pasti tengah menunggu kedatangan aku. Dia pasti sangat merindukanku, sampai-sampai aku ingin cepat-cepat memilikinya. Hanya untukku! Dia hanya milikku."

"Itu orang siapa sih, gue penasaran banget," kata Alika menatap dalam untuk mencari tahu siapa yang berada didalam mobil tersebut.

"Kayaknya gue melihat perempuan deh, tapi ngapain dia ngintaiin gue? Ah gue mau lihat aja lebih dekat," kata Alika berjalan mengendap-endap ke sana.

"Mana gadis itu?"

Mereka baru menyadari bahwa Alika tidak ada di taman, melainkan di samping mobilnya.

"Cepat juga dia pergi, pokoknya terus awasi dia," perintah orang itu dengan nada kesal.

Alika menyembulkan kepalanya di jendela mobil. Dia menerawang siapa yang berada di mobil. Orang yang berada di mobil terkejut akan kedatangan Alika secara tiba-tiba. Kalian bayangkan saja bagaimana kagetnya saat tiba-tiba ada orang yang menyembulkan kepalanya seperti Alika.

"Apa yang dia lakukan?"

"Sepertinya dia penasaran dengan kita, Nyonya."

"Jalankan mobilnya," perintah orang yang dipanggil Nyonya tersebut.

Belum juga mengetuk jendela, mobil tersebut sudah pergi meninggalkan Alika yang masih kebingungan. Dia yakin, itu orang jahat, tapi sejak kapan dirinya punya musuh? Apa itu orang suruhan Kelvin untuk menjaganya.

"Haha ... Jangan ngarep terlalu banyak, Ka. Emang Lo sepenting itu dimata Kelvin," kata Alika pada dirinya sendiri. Entah kenapa ada rasa sedih di hatinya. Sekarang dia sudah tidak pernah mengungkit perceraian. Justru dia merasa berat hati jika surat itu sampai di tandatangani Kelvin.

"Kayaknya gue udah mulai kejebak sama pernikahan ini," guman Alika.

"Sampai sekarang gue masih merasa bersalah sama Kelvin, minta maaf aja gak cukup kayaknya. Apa gue beliin dia hadiah aja kali, yah. Tapi, dia suka apa? Gue aja gak tau tentang dia."

Alika mengambil ponsel disaku jaketnya, dia mengetikan sesuatu pada layar ponselnya dan memasukkan kembali setelah selesai.

                                       •••••

Kelvin yang tengah terduduk di ruangannya langsung tersadar saat ponselnya bergetar. Dia mengambil ponsel tersebut dengan malas dan melihat apa isi pesannya. Beberapa detik kemudian dia mengerjapkan matanya saat tau apa isi pesan tersebut.

My wife
Malam ini Lo ada waktu, Gak? Kalau ada gue mau ngajakin Lo dinner, kalau gak ada waktu yah udah gak usah.

Kelvin terus membaca berulang-ulang kali pesan tersebut, dia masih tidak percaya Alika mengajaknya untuk dinner? Tumben Alika berinisiatif sendiri, tapi bodo amat lah yang penting dia bisa makin dekat dengan Alika. Dia harus menyiapkan sesuatu sepertinya, dinner nanti harus romantis dan bikin Alika makin betah dengannya.

"Gue harus siap-siap, malam ini harus jadi malam yang spesial," kata Kelvin sembari tersenyum. Kelvin tidak menyadari bahwa para mahasiswa tengah memperhatikannya.

Mereka saling berbisik-bisik saat melihat dosen Galak tersenyum untuk pertama kalinya. Apakah mereka salah lihat atau bagaimana, tapi sumpah! Senyuman Kelvin sungguh manis.

Dosen Galak [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang