Apa sudah waktunya?

4.7K 324 15
                                    

Kelvin yang tengah sibuk berkutat dengan laptop terhenti saat mendengar teriakkan Alika dan juga Alvin. Entah apa yang terjadi dengan mereka berdua. Kelvin meninggalkan ruangannya dan melihat Alika dan Alvin tengah saling menjambak satu sama lain. Shila sendiri hanya duduk menonton pertunjukan di depannya.

"Abang! Lepasin, gak. Sakit tau," ketus Alika tanpa melepaskan jambakan itu.

Kelvin yang melihat mereka dari lantai atas hanya bisa menatap jengah. Alika dan Alvin itu sudah dewasa, tapi kenapa sifatnya sungguh kekanakan? Mereka adik kakak, tapi kenapa kelakuannya itu seperti kucing dan tikus.

"Sebenarnya ini ada apa?"

Pertanyaan Kelvin membuat Alika dan Alvin langsung terdiam. Mereka lupa, Kalau Kelvin ada di rumah. Dengan cepat Alika dan Alvin saling melepaskan jambakannya masing-masing. Kelvin menuruni tangga dengan ekspresi datar. Dia menatap Alika dan Alvin Secara bergantian, dia mencari penjelasan dan tentu saja itu membuat Alika dan Alvin kikuk.

"Gak ada apa-apa. Iyakan Adikku sayang," kata Alvin sembari memeluk erat Alika. Alika sendiri hanya bisa mengangguk sembari menahan kesal kepada Alvin yang memeluknya erat.

Kelvin menatap tajam Alvin, dia memberi isyarat untuk menjauh dari Alika. Alvin ya Alvin, cowok ngeselin tapi ngangenin. dia tahu maksud tatapan Kelvin itu apa. Tapi, dia lebih suka membuat Kelvin marah sepertinya.

"Alika! Duduk disini?!" perintah Kelvin yang membuat Alika langsung ngacir dan duduk dipangkuan Kelvin. Kelvin menahan nafas saat Alika dengan sengaja duduk tanpa aba-aba. Terlebih lagi, dia duduk dipangkuan Kelvin tanpa adanya rasa malu.

"Woy! Ngapain itu duduk di sana," sewot Alvin yang melihat tingkah nakal sang adiknya. Alika hanya menggedikkan bahunya sembari meledek Alvin.

"Ingat, di sini masih ada orang yah. Jangan bikin orang ngiri Napa," kesal Alvin.

"Makanya cepet kawin biar bisa kayak gini," ledek balik Alika yang membuat Alvin melototkan matanya. Kelvin hanya bisa manahan tawa dengan ucapan Alika. Alika ini polos atau apa, sih?

"Kawin! Wahhh pertama itu nikah dulu, baru kawin. Kalau jadi sebelum halal bagaimana? Dosa Woy!" cerca Alvin yang membuat Alika mengerutkan keningnya. Kawin dan nikah bukannya sama saja, bukan?

"Vin, kawin sama nikah sama, kan?" tanya Alika dan langsung menghadap Kelvin. Cobaan apa lagi ini, Alika duduk di pangkuannya saja sudah salah, sekarang dia menghadap dirinya dengan jarak yang dekat?

"Eh, kayaknya sama, sih."

Alvin tertawa terbahak-bahak sembari menggebrak meja. " Haha ... Dasar pasutri lemot, kawin sama nikah itu beda. Kalau kawin itu ngelakuin itu, kalau nikah yah acara ijab kobul. Itu juga kata Mama Alya," jelas Alvin.

"Namanya juga gak tau kali," ketus Alika dan langsung memeluk Kelvin.

"Duduk yang bener, Ka. Kursi banyak yang kosong, gak usah manja duduk di pangkuan laki, Lo. Dikira gue sama Shila nyamuk apa."

"Apaan sih, sirik aja, Lo. Lagian tadi Kelvin gue duduk di dekatnya, tapi karena ini kursinya single belum kawin juga, yaudah gak ada pilihan lain. Selain duduk dipangkuan Kelvin, lah." Alvin hanya memutar matanya malas mendengar penuturan Alika.

"Kalian udah kawin belom?" celetuk Alvin yang membuat Kelvin terbatuk-batuk. Alvin sialan! Kenapa dia menanyakan sesuatu yang tidak seharusnya.

"Belom. Kenapa? Malam ini Alika sama Kelvin bakalan kawin. Gak percaya? Mau liat live-streamingnya," ketus Alika yang membuat Kelvin terdiam. Mendengar perkataan Alika membuat pipinya terasa panas. Apakah dia malu atau tersipu?

"Wah! Boleh, kirim ok. Gue tunggu, jangan lupa untuk kirim Linknya, nanti gue post biar viral," girang Alvin yang membuat Alika cengo. Benar kata Kak Anita, Alvin adalah cowok otak selangkangan.

"Iya, satu jam lagi gue kirim. Sekarang mending Lo anterin Shila pulang dan tunggu saja videonya," kata Alika dengan tawa yang tertahan. Kelvin sendiri sudah mulai memanas, kenapa ucapan Alika seakan nyata akan melakukan itu. Dia tidak ingin salah pemahaman dengan ucapan Alika, mungkin Alika hanya mengerjai Alvin saja.

"Ok! Gue balik, semangat. Vin, hari ini Lo bakalan gak perawan lagi. Akhirnya, sahabat gue bakalan gak perawan," teriak Alvin heboh. Kelvin melemparkan bantal ke wajah Alvin, dan strike! Tepat mengenainya. Alvin menggerutu kesal dan langsung melempar balik pada Kelvin. Setelah itu, dia langsung menarik Shila pergi. Sepertinya otak Alvin tengah bermasalah, buktinya dia langsung percaya dengan ucapannya.

Setelah kepergian Alvin dan Shila, Alika masih enak-enakan duduk dipangkuan Kelvin. Kelvin sendiri sudah tidak merasa bermasalah, karena sebenarnya dia juga suka dengan tingkah manja Alika. Jarang-jarang Alika seperti ini.

"Ehem, Ka. Maksudnya ngelakuin itu jadi, kan?" tanya Kelvin dengan nada serak. Alika berdiri dan langsung menarik Kelvin ke kamar. "Iya jadilah, ayo! Kita lakukan apa yang harus kita lakukan. Kasian, Alvin tengah menunggu live-streamingnya," kata Alika heboh.

"Beneran mau live-streaming atau di videoklip?"

"Iya iyalah, Ayo!"

Brakh ....

Akhirnya pintu kamarpun tertutup rapat. Yang dilakukan Alika dan Kelvin, hanya tuhan saja yang tahu.

Drtt ... Drtt ....

Alvin merongoh saku celananya. Dia melihat pesan yang tertera dari Alika. Alvin melototkan matanya saat Alika mengirimkan video kepadanya? Ini baru 15 menit dan mereka sudah selesai.

"Anjir! Beneran di vidioin, dong. Adik gue emang legend, titisan mama Alya, dong."

Dosen Galak [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang