Nikah?

3.8K 254 17
                                    

Brakh!

"Bang Alvin! Tega banget banget yah sama adek sendiri. Mana udah berani bohong lagi, ini maksudnya apa?!" murka Alika sembari menendang pintu. Alvin yang tengah menonton televisi langsung terlonjak kaget melihat pintunya ditendang sang adik.

"Jawab! Ini maksudnya apa?" tanya Alika.

"Itu Surat undangan pernikahan adekku sayang," jawab Alvin dengan cengirannya. Alika menatap tajam Alvin dan langsung menubruk tubuh Alvin hingga terjatuh. Tidak hanya itu saja, Alika langsung menaiki tubuh Alvin dan menghujami Alvin dengan pukulan mautnya.

Alvin hanya bisa meronta, sesekali meminta bantuan Kelvin dan yah! Kelvin hanya menggedikkan bahunya tidak peduli, dia malah asik menonton pertunjukan didepannya itu.

"Aduh! Dek. Udah dong, emang apa yang salah sama undangannya?"

"Emang gak ada yang salah sama undangannya, tapi apa maksudnya? Abang mau nikah sama Shila, terus gak ngasih tau aku, mana nikahnya besok lagi. Kenapa mendadak? Oh, Abang apa-apain Shila, yah. Ngaku! Abang nikah mendadak kayak gini supaya Shila gak hamil diluar nikah gitu," ceroscos Alika yang membuat Alvin mendengus kesal.

"Woyy adekku zayang, Abang ini bukan cowok brengsek yang seperti kamu bayangkan. Abang nikah sama Shila itu murni karena ini jalan terbaik. Abang gak mau pacaran, Abang mau langsung halalkan saja Shila."

Alika memicingkan matanya mendengar penuturan Alvin. Dia turun dari tubuh Alvin dan duduk dengan ekspresi datar. Alvin langsung berlutut sembari memegang tangan Alika.

"Oh Baginda Ratu, ijinkan daku untuk menikahi perempuan yang aku sayangi," kata Alvin dengan mata berkaca-kaca. Alika tau bahwa Alvin tengah membujuknya, emang dari awal dia sudah merestui mereka. Cuman dia merasa kesal saja menikahnya dadakan seperti ini.

"Baiklah anak muda, tapi kamu harus memenuhi satu persyaratan dariku," kata Alika menimpali ucapan Alvin.

"Apakah permintaan itu Baginda Ratu?"

"Mudah saja, kita taruhan! Siapa yang duluan punya anak akan memenuhi permintaan pemenang. Bagaimana adil, bukan?"

Kelvin dan yang lainnya tidak bisa berkata apa-apa. Mereka langsung merasa menjadi patung begitu mendengar permintaan Alika. Permintaan macam apa ini? Adeknya itu benar-benar diluar nalar. Emangnya dia kira punya anak kek adonan gitu, tinggal siapin bahan langsung jadi. Tapi ini anak? Buatnya saja sudah dan butuh proses.

"Kayaknya kuping gue kemasukan kecoa deh, barusan Alika bilang apa?"

Alika mengerucutkan bibirnya dan langsung menatap kesal Alvin. Apa yang salah dengan permintaannya? Dia cuman taruhan saja bukan. Emangnya taruhan punya anak duluan itu gak boleh yah?

"Permintaannya bisa yang lain, gak? Misalnya kamu suruh aku merangkak di udara gitu atau jalan di air." Alika menggelengkan kepalanya dengan senyuman evilnya.

"No! Tidak ada tawar menawar. Pokoknya Alika tunggu kabarnya. Permintaan Alika mudah bukan? Cuman bikin anak doang, satu hari jadi."

"Besok Abang bakalan culik anak tetangga, terus taruhannya selesai," balas Alvin yang tidak mau kalah dengan Alika. Makin hari, kelakuan Alika makin aneh saja. Dia yang akan menikah kenapa Alika yang heboh dan sok sibuk.

"Iya udah culik aja, penjara masih banyak yang kosong. Terus Shila bakalan jadi janda, Abang bulan madu aja di penjara sama narapidana yang lain. Urusan Shila, Alika bakalan nikahkan dia dengan Ali,"  celetuk Alika, Alvin memicingkan matanya dan menarik Shila menjauhi sang adek.

"Silahkan pintu keluar ada di sebelah sana," papar Alika sembari menunjuk pintu.

Alvin menarik Shila keluar dari rumah tersebut, tapi sebentar! ini rumahnya, terus kenapa dirinya yang harus pergi? Sepertinya ada yang salah.

"Bentar! Ini rumah Abang, jadi yang harus keluar dari rumah ini siapa?"

Alika memikirkan ucapan Alvin sebentar dan setelah itu menunjuk dirinya sendiri. "Iya, yah. Ini rumah Abang, jadi yang harus keluar rumah ini Alika dong."

"Pake nanya! Ya iyalah, kamu juga punya rumah sendiri. Ngapain pake ngusir Abang segala."

Alika melemparkan sendalnya dan strike! Tepat mengenai wajah tampan Alvin. Alvin terjungkal dan langsung mendarat di lantai yang kasar dan dingin itu. Sebenarnya Alika dosa tidak yah berbuat seperti ini pada Abangnya. Habisnya mau bagaimana lagi, dia mempunyai Abang yang sangat limited edition di dunia. Hanya satu-satunya dan tentu saja itu berharga.

"Sayang! Liat tuh, Alvin jahat sama aku," adu Alika kepada Kelvin. Kelvin menatap gemas Alika, kenapa akhir-akhir sifat Alika suka berubah-ubah. Kadang manja, galak, dingin atau mungkin juga cengeng. Apakah Alika sedang ekhem?

Bantu follow akun Author yah, jangan lupa bintangnya dan komen serame-ramenya 🤗

Dosen Galak [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang