"... kira-kira, catatan itu di tunjukan untuk siapa ya?."kata Dara mengingat kembali dengan surat yang ia temukan tadi siang di kamar Arav.
Ia membaringkan tubuh nya, menatap langit kamar seraya berpacu dengan pikirannya.Mungkin jika ada orang lain di kamarnya,akan menganggap gila, karena Dara senyum-senyum sendiri.
*Ternyata Arav bisa se uwu itu yahh*ucap Dara tersenyum lebar,lalu ia menyembunyikan wajahnya di balik bantal,dia jadi geregetan dan malu sendiri mengingat hal itu.ia membahayakan bagaimana seorang Arav Adelard ketika sedang cemburu.Tapi setelahnya ia segera melonjak membalikkan tubuhnya ,lalu duduk,ia teringat bahwa surat itu belum tau di tunjukan untuk siapa.wajahnya yg tadinya cerah sekarang jadi masam, mengingat bagaimana jika surat itu bukan untuknya?. Bagaimana jika surat itu untuk orang lain?.
"...iiiihhhhh,Gue kenapa sihhh,kenapa gue jadi mikirin hal kaya gitu...iiih"gerutu Dara meremas dan memukuli bantal yang tidak berdosa .
"...Ya kali gue suka sama dia.ishh...".Dara menghempaskan tubuhnya ke kasur, setelah beberapa menit bengong,ia tertidur lelap.***
Di sisi lain Edrea sudah hendak tertidur,namun ia urungkan Karena tenggorokannya terasa haus dan kering.Pada akhirnya ia harus bangkit dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum, Edrea menuruni tangga satu persatu,lalu berjalan ke arah kulkas dan mengambil sebotol air dingin.
Saat hendak balik ke kamar,ia menemui Kakaknya terduduk di sofa ruang tamu sambil memegang sebuah laptop.Sepertinya ia sedang mengerjakan tugas kampusnya.
Edrea berjalan menghampiri Kakaknya yang masih sibuk mengetik,lalu ia duduk di sampingnya
"... ngapain Kak.?"tanyanya.sambil meletakan botol minumnya ke atas meja.
"...Ngerjain tugas."jawabnya tanpa menoleh.Edrea mencondongkan tubuhnya untuk melihat ke layar laptop Kakaknya.ia hanya ingin tau tugas apa yang kakaknya kerjakan Malam-malam begini."...ish,ngapain sihh.minggir-minggir."kata Gio mendorong kepala Edrea menjauh dari laptopnya.
"...ahh,esss,sakit tau."gerutu Edrea,namun Gio tetap melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan celotehan Edrea.
"...kak?."panggil Edrea,"...Hm..."yang di balas gumaman oleh Gio.
"... menurut Kakak,Dara,gimana?."tanya Edrea,Gio menghentikan kegiatan mengetiknya,ia menoleh sebentar
"...gimana apanya.?"kata Gio balik bertanya,lalu ia fokus pada laptopnya lagi.Edrea membuang nafas gusar sebelum menjawab
"...ya,,,gimana orangnya..."jawab Edrea
"...yaa,gitu,gak gimana-gimana."jawabnya, membuat Edrea kesal sama Kakaknya yang sama saja kaya Arav,atas kurangnya KEPEKAAN!!"Ihh..okeh,(ia mengatur nafas sebentar).Kakak suka,kan sama Dara.?"tanya Edrea nadanya sedikit naik satu oktaf.pertanyaan Edrea membuat Gio menoleh padanya,matanya membulat menatap Edrea yang sekarang masih melongo menunggu jawaban dari Kakaknya itu.
Gio menutup laptopnya cltek bunyi laptop tertutup.dan menaruhnya ke atas meja
Lalu Gio menyenderkan punggungnya ke sofa,ia menumpukan lengannya di belakang kepala sebagai sandaran,matanya menatap lurus ke depan
"...Nggak.!Kenapa nanya gitu?"tanyanya masih menatap ke depan.Edrea mengerjapkan matanya,ia mengubah posisi duduknya menyila, menghadap Kakaknya.mata Edrea sedikit memincig ia menatap Kakaknya intens.
"...Tapi ni yah,setiap kali Kakak ketemu sama Dara,tatapan mata kakak tuh, seperti, tatapan ada serbuk-serbuk citaaa...Gituhh."kata Edrea pelan dengan ekspresi seperti sedang mengintrogasi serta tangannya yang selalu mengekspresikan setiap perkataannya.
Gio mengalihkan pandangannya melihat ke arah Edrea,
"So,tauu..."sela Gio sedikit tertawa .
"...emang tau.lagian ni ya kak, kalaupun ia,Rea dukung kok.."kata Edrea berbalik arah menghadap depan begitupun Gio.untuk sesaat mereka terdiam.
Gio tersenyum miring,ia menghela nafas sebentar lalu berkata
"... Meskipun ia,tapi itu gak mudah..."katanya, Edrea menoleh
"...kenapa gitu?..."tanyanya.Gio kembali duduk tegak,ia mengambil laptopnya.
"...Ada saingan..."jawabnya seraya bangkit dari duduknya.
"... saingan.?siapa?..."balas Edrea sedikit bingung,ia mendongak menatap Kakaknya yang hendak pergi.Gio berjalan ke arah kamarnya
"Kak.?Siapaa..."kata Edrea sedikit berteriak,Gio tetap berjalan menaiki tangga, sebelum benar-benar menghilang dari balik tangga ia menjawab "... temenya..."katanya, lalu menghilang sampai terdengar bunyi pintu kamar terbuka lalu tertutup.

KAMU SEDANG MEMBACA
friendzone (On Going)
Novela Juvenil"Dara Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Arav sambil menyodorkan setangkai bunga mawar ke arahku. Aku membelalak kaget dengan perlakuan Aarav. Tubuhku menegang seketika, jantungku berdegup kencang, kupu-kupu seperti berterbangan di perutku. Aku se...