~(Y/n) POV~
Sudah seminggu sejak aku sampai di Jepang, dan aku benar-benar bosan berada di kantorku. Jadi, disinilah aku, berjalan mengitari kota, dengan headset di telingaku.
Aku terus berjalan sampai tiba di sebuah taman, dan aku tersenyum. Itu adalah taman tempat aku, Mitsuki, dan Mizuki bermain, ketika kami masih anak-anak.
Aku berjalan ke salah satu bangku. Itu adalah bangku favorit kami dulu. Aku duduk dan mengehela nafas. Banyak yang berubah di taman ini. Hanya satu yang tidak berubah, yaitu pohon sakura yang berada di samping bangku yang sedang aku duduki.
Aku menutup mataku, merasakan angin sepoi-sepoi mengalir melalui rambutku. Tiba-tiba, aku merasakan kehadiran di belakangku. Tapi, itu sangat tipis. Aku tersenyum, dan membuka mata.
"Keluarlah. Aku tau kau di sana, Mizuki." Aku berkata, meliriknya dari bahuku.
Dia nampak terkejut sedikit sebelum berjalan mendekatiku. "Bagaimana kau masih bisa merasakanku. Walaupun kita sudah berpisah cukup lama?" Dia bertanya.
"Em... Aku masih bisa mengenali hawamu." Aku menjawab, cekikikan.
Mizuki mengambil tempat duduk di sampingku. "Bagaiman pekerjaanmu?"
"Membosankan seperti biasa." Aku menjawab. "Bagaiman denganmu?"
"Bagus... Tidak terlalu buruk." Dia menjawab. "Anak-anak tidak terlalu buruk."
"Oh benar... Kamu guru TK." Aku bersenandung.
Dia hanya menghela nafas, dan berdiri dari bangku. "Apakah kamu ingin keluar makan es krim? Seperti dulu." Dia bertanya, mengulurkan lengannya. Aku mengangguk, dan meraih tangannya.
Kami tiba di sebuah kafe dan duduk di dekat jendela. Setelah kami memesan, pelayan mengambil pesanan kami. Kami mulai memakan es krim kami. Aku sering mendapatkan es krim di bibirku, dan dia akan cekikikan.
Dia mengambil ceri milikanya, dan memakannya. Dia meletakkan tangkai ceri di mulutnya, dan melakukan sesuatu dengan mulutnya. Dia menjulurkan lidahnya, dan menunjukkan batang ceri yang di ikat.
"Bagaimana kamu melakukan itu?" Aku bertanya.
"Kamu tidak bisa melakukannya?" Dia bertanya, dan aku menggelengkan kepala.
"Aneh. Katanya orang yang bisa melakukan itu adalah pencium yang baik, dan kamu adalah salah satunya." Mizuki berkata.
"Serius?" Aku bertanya, dengan nada mengejek.
Dia mengangguk. "Ingin aku buktikan." Dia berkata, mencondongkan tubuh ke arahku. Sebelum aku bisa memprotes dia sudah menciumku.
Mataku membelalak sekaligus tersipu. Akhirnya dia menjauh dariku dengan senyum manis.
"Bagaimana dengan itu?" Dia bertanya, dan aku membuang muka tersipu. Dia menangkupkan pipiku, dan melihatku dengan mata birunya.
"Tapi aku serius. Aku mencintaimu, (y/n)." Kata Mizuki.
"A-apa-apaan sih...? A-aku juga mencintaimu." Aku membalas. Setelah menyelesaikan es krim kami, Mizuki mengambil tanganku, dan membawaku ke taman lagi.
Kamu berjalan ke pohon sakura, tempat aku duduk tadi. Terdapat ukiran di sana dengan hati di sekelilingnya 'Mizuki + (y/n)'. Aku ingat, Mizuki mengukirnya ketika kami masih kecil, saat kami sedang menunggu Mitsuki. Aku merasakan Mizuki meraih tanganku, dan mencium pipiku. Aku tersenyum, dan bersandar pada bahunya.
——————————————————
Moshi moshi~Itulah ending dari Bassist favorit kita Sato Mizuki!
Maaf untuk endingnya yang singkat... Aku sedang mempersiapkan untuk ??? ending nanti ( ◜‿◝ ).
Masih ada 2 dengan 1 ending tambahan di Minggu depan~
Hanya itu yang aku miliki untuk kalian, para pembunuh kecilku. Semoga kalian menikmatinya~
🌸Sayōnara🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Singer [Assassination Classroom x Reader]
FanfictionDisclaimer : [Yūsei Matsui] © Assassination classroom. [Assassination classroom x reader] ------------------------❅-------------------------- (Y/n) (L/n) seorang penyanyi sekaligus pembunuh. Sesuatu di dalam dirinya selalu menjadi incaran para penel...