~(Y/n) POV~
Aku terbangun karena sinar matahari yang menerangi jendelaku. Aku melihat sekeliling, dan melihat itu adalah kantorku.
'Sial, aku tidur larut malam lagi.' Pikirku. Aku melirik jam tanganku, dan itu menunjukkan jam sepuluh.
"Mungkin aku harus beristirahat." Gumamku.
Mengambil jaket, dan ponselku. Aku berjalan keluar dari gedung. Aku berjalan ke sebuah taman, yang terdapat air mancur. Aku duduk di salah satu bangku, dan memejamkan mata. Itu sangat damai. Hanya ada suara gemericik air, dan burung-burung yang berkicau.
"Aku tidak menyangka akan melihatmu di sini." Sebuah suara berkata di belakangku. Aku bersenandung dan berbalik.
"Oh Akira, lama tidak bertemu." Aku berkata. Akira berjalan ke arahku dan duduk di sebelahku.
"Sedang istirahat dari pekerjaanmu?" Dia bertanya.
"Ya, seperti yang kau lihat." Aku menjawab sambil memejamkan mata.
"Kau selalu memaksakan dirimu, (y/n)." Akira berkata.
"Ya. Sekarang aku semakin sibuk kau tau. Aku mengambil dua perkerjaan sekaligus. Walaupun yang satu hanya untuk kerja sampingan." Aku menjawab.
"Ingin aku membantumu?" Dia bertanya.
"Serius? Bukannya kau sibuk dengan pekerjaanmu sebagai... Apa lagi namanya? Oh ya, dokter?" Aku bertanya balik, meliriknya.
"Tidak juga. Ayolah, aku tau kau membutuhkan bantuan." Dia berkata sambil berdiri, dan mengulurkan tangannya ke arahku.
Aku menatapnya sejenak sebelum mengambilnya. "Baiklah."
Kami mulai berjalan ke rumahku. Hanya berbicara hal-hal acak. Tapi ada sesuatu yang menurutku aneh, Akira terlihat gugup. Aku juga baru menyadari bahwa Akira sudah menggunakan kacamata. Ya ampun, kenapa aku tidak menyadarinya dari tadi.
Ketika kami sampai di perusahaanku, aku segera mengajaknya ke kantorku. Kantorku bersih, tidak ada kertas yang berserakan. Karena aku hanya mengerjakan dokumenku di komputerku. Aku duduk di kursiku, dan Akira duduk di depanku. Kami mulai mengerjakan dokumen. Itu sangat diam dari biasanya, dan suasananya sangat canggung.
"Akira, daijoubu desu ka?" Aku bertanya, meliriknya.
"H-hah! Oh... Ya aku baik-baik saja." Dia menjawab dan mendorong kacamatanya, tapi aku mendengar keraguan di suaranya.
"Kau tidak. Katakan saja, kau bisa mengatakan apapun kepadaku, kau tau." Aku berkata, dan dia menghela nafas.
"Oke. Tapi tolong jangan tertawakan aku." Dia berkata, dan aku mengangguk. "Aku menyukai seseorang." Dia berkata, dan aku tetap diam. "Dan aku ingin memberitahukan perasaanku kepadanya."
"Bagus, kalau begitu lakukanlah." Aku berkata, mengalihkan perhatianku ke komputer lagi.
"Masalahnya dia sangat padat tentang percintaan." Akira berkata, dan aku bersenandung. "Hah... Orang itu adalah kamu, (y/n)." Akira menghela nafas, dan wajahnya sedikit memerah.
Butuh waktu beberapa detik untuk memproses semua kalimat itu di otakku. Sampai wajahku meledak menjadi ribuan warna merah yang berbeda.
"M-maaf aku mengatakan ini. A-Aku tau ini mendadak. Tidak apa-apa jika kau tidak merasakan hal yang sama terhadap-" Aku memotongnya.
"T-Tidak. Aku hanya terkejut saja, dan pastinya aku menyukaimu kembali, Akira." Aku berkata, dan matanya membelalak.
"S-serius?" Dia bertanya, dan aku mengangguk.
Aku melihat dia tersenyum, dan bangun dari kursinya. Akira berjalan mendekat, dan membuatku menghadapnya. Dia menangkupkan pipiku, dan menciumku. Aku melingkari lenganku di lehernya untuk memperdalam ciuman. Akhirnya kami berpisah, dan Akira menempelkan dahinya di dahiku.
"Aku mencintaimu." Dia berkata tersenyum. "Aku mencintaimu juga."
——————————————————
Moshi Moshi~Aku hampir mati seminggu ini...
Baiklah, itulah ending dari drummer favorit kita Ito Akira~Masih ada 1 dengan ending tambahan di bab selanjutnya~
Serius aku sudah tidak sabar dengan ending tambahan ini
<( ̄︶ ̄)>Hanya itu yang aku miliki untuk kalian, para pembunuh kecilku. Semoga kalian menikmatinya~
🌸Sayōnara🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Singer [Assassination Classroom x Reader]
FanficDisclaimer : [Yūsei Matsui] © Assassination classroom. [Assassination classroom x reader] ------------------------❅-------------------------- (Y/n) (L/n) seorang penyanyi sekaligus pembunuh. Sesuatu di dalam dirinya selalu menjadi incaran para penel...