24 Mei 2016
Gwangju, Korea SelatanDua bulan kemudian setelah Jiyeon meninggal dunia, Yoora menjadi lebih dekat dengan Changbin. Dimana Yoora berpijak, disitu ada Changbin di sampingnya. Begitu juga dengan sebaliknya. Bahkan, pemuda bermarga Seo itu menunggu jemputan Yoora datang, sebelum dia pulang ke rumah. Pemuda berkulit tan itu berpindah duduk di sebelah Yoora di kelas. Tidak ada yang bisa menolak, karena Yoora membutuhkan seseorang di sampingnya dan ini adalah permintaan Yoora sendiri.
“Dia dan Changbin benar-benar berkencan?”
“Yakin? Berita dari mana?”
“Dari teman kelas mereka juga. Mereka selalu bersama, Yoora malah tampak lebih bahagia dengan Changbin, padahal baru ditinggal teman baik.”
“Ya, bisa saja mereka hanya teman dekat. Seperti Yoora dan Jiyeon, bukan?”
“Tidak. Aku yakin sekali.”
“Tapi, kasihan Yoora jika itu sungguhan. Maksudku, tabiat Changbin terlalu buruk untuk Yoora. Malangnya dia.”
Yoora tersenyum saat mendengar pembicaraan kedua siswa yang keberadaannya tidak jauh dari mereka. Sehingga, Yoora masih bisa mendengar pembicaraan mereka. Masih di kelas, Yoora tidak ingin keluar untuk beberapa hari ini. Changbin juga tidak keberatan untuk menunggu jam pelajaran selanjutnya di kelas.
“Lucu sekali.” Ucap Yoora ketika mendengar perdebatan tentang hubungan orang lain. Padahal, jika ingin tahu kebenarannya, mereka bisa bertanya langsung pada Yoora, dia pasti menjawab dengan benar.
“Tentang apa?” tanya Changbin sambil melipat bungkusan bekas roti isi yang dibeli dari kantin.
Yoora menggeleng, “Omong-omong, Guru Kim mengadakan quiz minggu depan, apa kamu sudah belajar, Binnie?”
“Sudah. Bagaimana denganmu, Yoora?”
“Aku juga sudah. Aku harus belajar lebih banyak daripada kalian, bukan? Pelajaran Sejarah Korea lumayan susah. Aku sampai harus mendengar lebih sering di rumah untuk bisa memahami topik tersebut.”
Changbin mengangguk, “Sebentar, aku akan membuang sampah.”
“Silahkan, Binnie.”
Changbin beranjak untuk membuang sampah ke tempatnya yang terletak di depan kelas.
“Yo, Changbin!”
Changbin memandang sosok yang memanggilnya dengan tatapan datar. Itu hanya Hyunjin dengan komplotannya.
“Bagaimana kabarmu, kawan?” tanya Hyunjin dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
Changbin tidak menjawab. Tidak tahu harus menjawab apa, dengan cepat dia membuang sampah di tempatnya dan kembali masuk tanpa menjawab pertanyaan Hyunjin.
“Yup, mungkin lain kali.” Ucap Hyunjin yang dijawab oleh angin.
Changbin menarik kursinya untuk diduduki, sampai terdengar suara kursi berderit.
“Tadi ada yang manggil, ya?” tanya Yoora basa-basi.
“Hyunjin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Tomorrow • Changbin ✔
Fanfiction[Cerita ini diikutsertakan dalam WWC2020] ft • Seo Changbin | Stray Kids ▪︎▪︎▪︎ Ini adalah kisah singkat, teramat singkat, ... Hanya kisah singkat Kang Yoora, gadis tunanetra yang mencintai dalam diam seorang Seo Changbin, dengan semua...