🥀 Chapter 09

5 4 0
                                    

25 Mei 2016
Gwangju, Korea Selatan

Yoora masuk ke dalam kelas dengan earphone yang tersumpal di telinganya, dengan Changbin yang menggandengnya masuk. Selama dua bulan ini, Changbin menjaganya sesuai janjinya dengan Jiyeon, dia menunggu Yoora di parkiran mobil dan membawanya ke ruang kelas.

“Binnie,” panggil Yoora setelah memastikan dia telah duduk.

“Ya, Yoora?”

“Mau makan siang bersama di kantin nanti?”

Changbin mengangguk, tetapi kemudian dia ingat atas kekurangannya Yoora. Dengan segera menjawab, “Iya, Yoora.”

Changbin melihat Yoora yang masih setia tersenyum kepada angin bebas. Semakin dia menghabiskan waktu bersama gadis tunanetra ini, semakin dia bisa mengutarakan semuanya. Dia tidak takut untuk dikatai oleh Yoora, karena dia memiliki pendapat kalau Yoora tidak akan melakukan seperti itu dengannya.

Kata Kyla semakin terasa di hidup Changbin, pemuda itu merasakan kenyamanan yang dikatakan oleh Kyla.

▪︎▪︎▪︎


Yoora dengan earphone tersumpal masuk ke dalam kantin atas bantuan White Cane. Kehadiran Changbin juga membawanya ke sini.

“Duduk, Yoora.”

“Mohon bantuannya, Binnie.” Ucap Yoora dengan senyuman manis terbingkai di wajahnya.

Changbin berdeham dan meninggalkan Yoora seorang diri. Changbin mengambil dua nampan untuk mengambil makan siang. Changbin melihat ke arah masuk pintu masuk kantin, Hyunjin dengan temannya memasuki ruangan.

“Hai, Changbin. Makan siang juga, ya?” tanya Hyunjin dengan santai, dia ikut menarik sebuah nampan untuk diisi makan siang dan ikut bergerak ke samping ketika Changbin bergerak.

“Heum.” Changbin berdehem untuk menjawab pertanyaan Hyunjin.

“Hanya seorang diri? Tumben sekali, biasanya dengan Yoora.” Kata Hyunjin tanpa melihat raut wajah Changbin yang berubah menjadi lebih datar dari biasanya. Changbin berdecih lalu membawa nampannya ke arah Yoora.

Changbin meletakkan kedua nampannya di meja, dia duduk di depan Yoora dengan wajah yang masih sama dengan sebelumnya.

“Makanlah, Yoora.” Ucap Changbin ketika membawa sebuah sendok berisi nasi penuh dengan sayuran yang dihidangkan oleh sekolah.

Yoora membuka mulutnya, membiarkan Changbin menyuapinya sesendok demi sendok. “Binnie, ayo duduk di sebelahku.”

Changbin menuruti permintaan Yoora, menggeser posisi tempatnya ke sebelah Yoora, dan melanjutkan kegiatannya. Dia belajar banyak saat bersama Yoora dan Jiyeon. Jiyeon sering menyuapi Yoora.

Tuk

Sepasang sepatu berhenti di depan meja Changbin dan Yoora, tidak cukup untuk menghentikan kegiatan Changbin, pemuda itu hanya melihat sosok pemilik sepatu tersebut dan menganggapnya sebuah angin. 

“Ya, Seo Changbin. Kau kira aku adalah angin lalu ya?”

Changbin diam, dia menyendokkan nasi untuk menyuapi Yoora. Tetapi, belum sampai ke mulut Yoora, nampan beserta sendok melayang bebas, karena dihempas oleh tangan orang tersebut.

“Hwang Hyunjin!” pekik Yoora ketika mendengar bunyi aluminium yang beradu dengan lantai keramik kantin. Dia segera menggapai tangan Changbin untuk memastikan tidak ada masalah.

“Hai, Kang Yoora. Aku kira kau tidak bisa mengenaliku lagi. Karena, kau buta.”

Changbin mengepalkan tangannya kuat-kuat, tatapan bengis ia layangkan untuk Hyunjin.

Our Tomorrow • Changbin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang