My Obsession-Hwang Hyunjin ✔

9. Calon Mantu #2

Test, 123, test

-

Ada orang ga?

•

Jadi gini, beberapa mimggu ini aku ga up karena beberapa alasan, ya dua diantaranya karena tugas numpuk sama hpku yang sempet rusak.

Untuk membayar minggu minggu itu, aku putusin buat double up hari ini.

Buat kalian yang udah baca, vote, komen, atau bahkan setia nungguin update-an revisi ini, i really really and really appreciate it, it such a big motivation for me ♡

•Selamat Membaca•

"Makasih, Tante," ujar Hyunjin sembari menepuk tangannya dengan bahagia, ketika semangkuk kecil capcay dan sepiring nasi hangat dihidangkan di atas meja.

Sementara Daniel sendiri menatap Hyunjin sinis, "Senyum palsu lo!" ejeknya.

"Daniel!"

Mendapat teguran dari Mama, tampaknya Daniel tak terima.

"Daniel, kamu harus sopan sama calon ipar kamu."

"Mama apaan sih?" kali ini Yoora yang kesal dibuatnya.

Mamanya hanya tertawa cekikikan sembari menuangkan segelas air untuk Hyunjin.

"Buat aku mana, Mah?" protes Daniel.

"Ambil sendiri aja."

Mendengar itu membuat Yoora terkekeh. Ia tahu betul bagaimana bucinnya Daniel pada Mamanya.

"Mama kok jahat sama Daniel?"

"Yaudah, sini mama tuangin buat kamu," ujar Mama sembari mengambil gelas dari tangan Daniel.

"Bang Daniel ternyata anak Mama ya," celetuk Hyunjin.

Jelas langsung mendapat kepalan tangan oleh Daniel.

"Kang Daniell," panggil Mama, membuat Daniel langsung memperbaiki posisinya. Sementara Hyunjin yang melihat itu jadi terkekeh pada sikap Daniel.

"Hyunjin, kamu udah lama kenal sama Yoora?"

Hyunjin mengangguk, jelas langsung mendapat protesan kuat oleh Yoora, "Udah lama dari Hongkong! Sebulan juga belum ada."

"Beneran udah dari lama kok," balas Hyunjin lagi.

"Kenal dimana lo sama adik gue?" kali ini Kang Daniel yang menginterogasi.

Namun kalian tahu bagaimana sikap seorang Hwang Hyunjin ini. Ia malah tersenyum, sesekali menatap Yoora, sebelum kemudian menunjuk ke atas.

"Maksud lo apa, Bambang?"

Hyunjin menjelaskan, "Gue ketemu Yoora sebelum kita dilahirkan, waktu itu di kahyangan malaikatnya bilang kalau kita ini dilahirkan sebagai jodoh. Yang akan bertemu kembali sewaktu SMA, kemudian pdkt, pacaran, kuliah, kerja, nikah, punya anak, dan hidup bahagia selam-"

"HALU LO ANJ!" kesal Daniel sembari menggebrak meja, "apa kata lo? Pacaran? Nikah? Punya anak? Ga usah ngimpi!"

"Daniel!" lagi-lagi Mamanya menegur, "kamu itu mulai ga sopan ya. Udah bentak-bentak, ngomong kasar, pake gebrak meja lagi, Mama ga suka ya sama sikap kamu!"

"Salahin Hyunjin, Mah. Masa dia membuat fantasi liar soal Yoora sih?"

"Bener banget kata Abang, Mah," dukung Yoora.

"Menurut Mama sih gapapa ya, toh juga imajinasi Hyunjin bakalan kejadian di masa depan."

Hyunjin tersenyum menang, "Bener banget Tante."

"Mama," rengek kedua bersaudara itu.

"Shhtt," Mamanya malah menaruk jari telunjuk di depan bibir, lantas beralih menatap Hyunjin dengan mata berbinar, "Jadi, kapan kamu mau nembak anak saya?"

"MAMA!" Teriak Daniel dan Yoora bersamaan.

"Mama nanya Hyunjin, bukan nanya kalian. Jadi kalian better diem aja ya!"

"Jadi gini, Tan. Mungkin cewek di dunia ini ada banyak, tapi Yoora cuma ada satu. Makanya sia spesial banget, dan Hyunjin harus berhati-hati dalam mengambil langkah."

"Setuju!"

"Jadi, Hyunjin bakalan buat Yoora nyaman dulu sama Hyunjin, baru deh ke tahap selanjutnya."

Prok, prok, prok, suara tepukan tangan dengan penuh semangat itu menggema satu ruangan, "Bagus sekali, ininih yang Tante suka. Tipe cowok seperti kamu itu langka sekali."

"Mama tahu apa soal dia," balas Daniel malas.

"Mama tahu kok, Hyunjin itu tulus."

"Itu karena Mama ga tahu kebusukan apa yang dia perbuat."

"I don't give a damn about it, Niel. Yang penting adalah perasaan tulus dulu dan juga keseriusan. Karena kalau udah gitu, baik dia cewek maupun cowok, dia bakalan berusaha buat membenahi diri."

Setelah berucap demikian pada Daniel, ia lantas menatap Hyunjin dengan sorot mata yang begitu hangat, "Dan Tante yakin kamu pasti bakalan melakukan hal yang sama. Tante percaya sama kamu."

To Be Continued