14. BUMI DAN LANGIT

44 6 0
                                    

            Happy Reading, Babe😚

Jangan lupa vote and Comment 🤗

#Maaf kalau banyak typo. Baru direvisi soalnya. Dan buat nama gengnya, itu jadi diganti CALAVERAS. Bukan Lotto lagi.

           "Kalau disuruh milih, Adit      bakal pilih Bumi atau Langit?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           "Kalau disuruh milih, Adit
      bakal pilih Bumi atau Langit?"

                                    —Ochalia Quenby

Note: gw nulisnya sambil nahan ngantuk, maaf kalau banyak typo 🥱😴

                             ****

Satu anak panah dilepaskan oleh pemiliknya dan menancap tepat diperut sang korban. Membuat sang korban berteriak kesakitan, merintih mohon ampun. Namun, sang pelaku tak memberi ampun sedikit pun. Sisi gelapnya muncul kembali. Bagaikan seekor singa yang kelaparan. Sang pelaku mengambil anak panahnya kembali dan memasangkannya dibusur, membidiknya tepat dileher korban, lalu melepaskannya tepat tanpa meleset. Nafas sang korban mulai tersendat, suaranya tak terdengar lagi. Perlahan, matanya terpejam dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sang pelaku berdecih melihat korbannya yang sudah tak bernyawa.

Ia meletakkan busurnya dan mengambil samurai panjangnya. Mengeluarkannya dari pembukus. Samurai itu sangat tajam, terlihat dari ujungnya yang lancip dan berkilau. Berjalan lebih dekat dengan sang korban. Kemudian ia mencabut semua anak panah yang menancap ditubuh sang korban. Ia memutari tubuh korban dan berakhir di belakang korban. Sidikit menjauh, lalu menebaskan samurainya ke punggung korban. Darah segar mengalir dari tubuh korban. Pelaku terus menerus menebaskan samurainya ke tubuh korban. Dan terakhir, ia menebas leher korban hingga terputus dari tubuhnya.

Ia melempar samurainya sembarang arah. Melepaskan kaos putih polos yang kini sudah ternodai dengan banyak darah. Kini ia sedang telanjang dada. Pintu ruang terbuka menampakkan seorang pria dengan wajah yang tampan. Seorang itu memandang korban dengan tatapan takut dan mual. Lalu memandang sang pelaku dengan tatapan sengit.

"Buang jenazahnya ke sungai." Perintah Adit.

"Lo nyuruh gue?" Tanya Darka sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Yovie lagi dirumah sakit, jadi Lo yang gantiin."

"Kalau gue gak mau?"

"Lo bakal bernasib kayak dia?" Adit menunjuk korban yang masih menggantung ditempat eksekusi. Darka yang melihat itu langsung bergidik ngeri.

Dengan malas, Darka berjalan kearah korban sambil menahan mual nya. Ia mengambil plastik hitam besar lalu menurunkan korban dan memasukkannya kedalam plastik tersebut.

"Dasar manusia gak punya hati." Ucap Darka mengumpat.

"Gue denger."

****

CALAVERAS | On Going |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang