Sudah tamat!
Part masih lengkap!
Telah direvisi!
anisa gadis pecinta novel romantis yang tiba tiba saja masuk kedalam dunia novel yang ia baca.
menjadi seseorang yang belum pernah anisa tau sifatnya atau bahkan kehidupannya.
akankah anisa akan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Waowww cahaya nya terang gila! Berasa disinarin matahari" Heboh Gio.
"Kakek! Buku ini beneran kakek yang nulis? Kok sampek bisa mengeluarkan cahaya dan sinar seterang ini? " Tanya anisa.
"Buku ini adalah buku spesial! Kakek membuatnya cuma 1 didunia, dan kakek menulis dan membuat buku ini, untuk seseorang yang membutuhkan buku ini! Dan sepertinya orang itu kamu"balas kakek.
" Lanjut buka halaman pertama di buku ini"ujar kakek. Liam mengangguk dan mulai membuka buku itu.
###
Liam membuka halaman pertama dari buku kakek. Namun ternyata...
"Kok kosong " Pekik mereka semua.
Liam kembali melanjutkan membuka halaman kedua dari buku itu, dan ternyata masih sama, kosong!
Mereka menatap kearah kakek meminta penjelasan, kenapa buku ini kosong? Kakek hanya diam, dan menaik turunkan jari telunjuknya, pertanda bahwa beliau menyuruh Liam untuk membuka terus halaman buku itu.
Hingga sampai dipertengahan buku, Liam menemukan sebuah amplop coklat. Liam mengambilnya lalu mengangkat nya dan memperlihatkan kepada semuanya.
Anisa mengambil amplop coklat itu. Dan meneliti nya, amplop dibuku?
"Buka" Ujar si kakek.
Anisa mengangguk dan perlahan membuka amplop coklat itu.
Saat anisa melihat isi didalam amplop itu, ternyata isinya adalah 2 kertas. Anisa mengambil kertas itu dan memperlihatkan pada semuanya.
"Surat apaan tuh? " Tanya Gio.
Anisa mengendikan bahu tak tau, lalu perlahan membuka lipatan kertas itu dan mulai membaca isinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BERMIMPILAH
"Apa maksud dari kata ini? " Tanya anisa pada kakek.
"Baca kertas yang satunya, nanti kakek jelaskan" Balas kakek.
Anisa mengangguk lalu membuka kertas yang satunya.
