"Perubahan adalah satu-satunya hal yang terus ada dalam
kehidupan."
*
*
*Sore yang dingin tidak juga membuatnya berpaling. Angin yang berhembus kencang, rintik hujan yang mulai turun, tidak menyebabkannya beranjak hanya untuk sekedar mencari tempat berteduh.
Kepalanya senantiasa menengadah, menyaksikan langit kelabu yang perlahan mulai menumpahkan isinya. Tetes demi tetes, hingga kemudian menjadi hujaman deras. Sontak saja membuat kedua mata sipitnya terpejam. Dalam pejamnya, bibir kecilnya melengkungkan sebuah senyuman tipis. Senyum yang sarat akan kerinduan, memupuk subur di dalam hati hingga nyaris membuat dadanya meledak.
"Perubahan adalah satu-satunya hal yang terus ada dalam kehidupan."
Dia tidak bisa menyangkalnya. Karena nyatanya, perubahan itu benar adanya. Kita tidak bisa mengharapkan sesuatu yang sama untuk tinggal selamanya.
Seperti misalnya sebuah kasih sayang?
Atau kehangatan sebuah keluarga?
Ah, tidak..
Kasih sayang tetap ada. Hanya saja kehangatan yang kadang menyelinap pergi. Meninggalkan kasih sayang, yang seiring berlalunya waktu menyebabkannya memudar, samar lalu hilang seutuhnya.
Sebab dan akibat.
Sampai sekarang dia masih bingung apa yang menyebabkan kehangatan dalam keluarganya memudar. Hingga mengakibatkan dirinya tidak lagi merasa di sayang. Apakah benar karena kasih sayang yang sudah tidak ada lagi? Tapi dia, sesekali masih mendapatkannya. Meski tidak sesering dulu. Juga, dia masih bisa melihat sedikit kasih sayang yang menguar di antara para saudaranya.
Iya. Para saudara. Dia adalah bungsu dari tujuh bersaudara. Namanya Lee Jisung.
Lee Jisung.
Remaja yang baru saja menyelesaikan masa orientasi siswanya sebagai siswa baru di Senior High School. Memiliki enam kakak yang sangat protektif padanya, dulu.
Baiklah. Lupakan sejenak perihal dulu. Sekarang Jisung harus pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, dia harus bergegas jika tidak ingin membuat saudaranya yang lain khawatir.
Khawatir. Apakah iya?
"Aku pulang."
Sepi. Tidak ada satu suara pun yang membalas. Jisung mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah, berharap setidaknya dia akan menemukan satu di antara enam saudaranya. Tapi nihil. Tidak ada siapapun.
Apakah mereka belum pulang?
Jisung meringis. Apakah para saudaranya sesibuk itu sampai mereka melupakan adik bungsu mereka yang tidak bisa melakukan apa-apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lossing You..| End✓
FanfictionTentang si bungsu yang terabaikan. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• "Angin perubahan selalu ada. Dengan atau tanpa di minta, ia akan tetap hadir. Karena begitulah tugasnya."