Sudah tiga hari Jeniffer dikurung di mansion mewah yang lengkap dengan penjagaan milik Victory. Setiap malam Jeniffer hanya bisa pasrah dan menangis saat Victory menyetubuhinya. Dan di pagi hari yang biasa dilakukan Jeniffer adalah menangis
Saat ini yang dilakukan Jeniffer adalah duduk didekat jendela, matanya melihat matahari yang menyinari bumi. Dirinya bergeming saat mendengar suara pintu terbuka, dia sudah tau siapa yang masuk
“Jen, waktunya makan.” Suara berat Victory tidak mampu mengalihkan pandangan Jeniffer
Telinga Jeniffer dapat mendengar helaan nafas yang keluar dari mulut Victory
“Jangan menguji kesabaran aku, Jen.” Nada bicara Victory terdengar seperti menahan amarah
Jeniffer tetap diam, tidak menjawab perkataan Victory. Mulut dan tubuhnya seperti terkunci saat tubuh mungilnya diangkat oleh Victory dan mendudukkannya di sofa
“Cepat makan.” Jeniffer hanya menatap makanan yang tertata rapi di atas meja, dia tidak menuruti perkataan Victory
Victory duduk disebelah Jeniffer dan menyendok kan makanan “Buka mulutmu.” Ucapnya
Victory menggeram kesal saat melihat Jeniffer tetap diam, dia sudah biasa menghadapi sifat Jeniffer yang pendiam seperti ini. Berbagai bujukan sudah Victory lakukan supaya Jeniffer mau makan, tapi usahanya sia-sia saat melihat Jeniffer yang hanya terdiam seperti patung
“Kau yang menginginkan aku melakukan hal yang lebih untuk membuatmu menurut kepadaku, Jen.”
Tubuh Jeniffer sedikit tersentak saat sendok yang berada ditangan Victory sudah terbanting kelantai. Wajah Jeniffer sedikit pucat saat melihat wajah Victory memerah karena amarah yang mendatanginya
“MAKAN! ATAU AKU AKAN MELAKUKAN HAL YANG MEMBUAT TRAUMA KAMU KAMBUH!” Mata Jeniffer terpejam saat Victory membentaknya
Tidak memperdulikan ucapan Victory, tangan Jeniffer mendorong meja yang membuat makanan yang berada diatasnya tumpah begitu saja. Telinganya seakan tuli, dia tidak mengindahkan ancaman Victory
“JANGAN KEKANAK-KANAKAN SEPERTI INI JUNG JENIFFER!” Jeniffer tersenyum miris saat Victory kembali membentaknya
Matanya yang berkaca-kaca sedikit melirik kearah Victory yang sudah berdiri didepannya dengan tangan yang mengepal kuat
“Tidak, lepaskan aku!” Jeniffer memberontak saat tangannya ditarik oleh Victory
Pegangan tangan pada tangan Jeniffer menguat “Diam, dan jangan berteriak. Kau yang menguji kesabaranku.” Ucap Victory
Victory menarik Jeniffer menuju lantai paling bawah, dengan sedikit paksaan Victory menarik Jeniffer menuju ruangan bawah tanah, tempat untuk anak buahnya berlatih
“Tidak! Tidak! Tidak! Jangan bawa aku ke sana.” Jeniffer terisak saat melihat banyaknya benda tajam di ruangan tersebut
Semenjak kematian orang tuanya, Jeniffer sedikit takut dengan pistol dan benda tajam, dia berusaha menghindari dan tidak ingin mendengarkan berita terkait kematian seseorang ataupun pembunuhan
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK | TAENNIE✓
Fantasy[D] Jeniffer pikir semuanya telah berakhir setelah terungkapnya sebuah fakta beberapa tahun yang lalu. Tapi ternyata dirinya salah besar, manipulasi kembali terjadi untuk yang kesekian kalinya, pengkhianat dari sahabat dekatnya, terungkapnya sebuah...