Jeniffer tak mengerti dengan dirinya sendiri, beberapa hari ini dia tidak ingin berjauhan dari Victory. Bahkan saat Victory ingin mandi Jennifer merengek ingin ikut ke kamar mandi. Hal itu membuat tanda tanya bagi Victory
“Kamu kenapa sayang ?” Tanya Victory heran, pasalnya Jeniffer melarangnya pergi ke markas untuk melakukan kegiatannya seperti biasa, mengecek markasnya
Bukannya tidak senang Jeniffer ingin berdekatan dengan dirinya, tapi ini hal yang aneh menurutnya. Biasanya Jeniffer tidak ingin berdekatan dengan dirinya
“Apakah kau hamil ?” Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Victory
Jeniffer yang sedang sibuk memainkan rambut Victory menghentikan pergerakan tangannya. Kerutan nampak di dahi putihnya. Kepala Jeniffer sedikit miring, dia sedikit mengigit bibirnya
“Hamil ?” Gumamnya bingung
Detik berikutnya Jeniffer menggelengkan kepalanya, dia kembali mengingat-ingat kembali tanggal datang bulannya. Dan sekarang sudah telat 5 hari, itu karena dia meminum obat pencegah kehamilan
“Tidak! Aku tidak hamil! Jika orang hamil biasanya akan mual dan perutnya akan sakit.” Ucap Jeniffer
Victory yang awalnya bahagia, kini tatapannya berubah sendu. Dia mentertawakan dirinya yang bodoh dan terlalu berharap banyak kepada Jeniffer yang sudah dia sakiti hatinya
“Kenapa menangis ? Apakah perkataan ku menyakitimu ?” Lamunan Victory buyar saat tangan Jeniffer dengan lembut mengelap air mata yang sudah keluar dari matanya
Victory menggelengkan kepalanya, dia mengusap pipi Jeniffer yang sudah lama duduk di atas pangkuannya
“Aku tidak menangis.” Ucap Victory, suaranya terdengar serak akibat menahan tangisan
Kali ini mata kucing milik Jeniffer yang berkaca-kaca, dia menatap wajah tampan Victory dengan tatapan sendu. Bahunya sedikit bergetar. Dalam hitungan detik tangan seputih susu itu sudah melingkar indah di leher Victory
“Jangan menangis, hiks.” Ucap Jeniffer, dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Victory
Victory dapat merasakan lehernya basah, dia sudah bisa menebak kalau Jeniffer sedang menangis. Dengan gerakan cepat tangan kekarnya melingkar indah di pinggang ramping milik Jeniffer
“Aku tidak menangis. Jadi, jangan menangis. Aku tidak menyukainya.” Ucap Victory sambil mengelus punggung Jeniffer
Air mata kembali menetes dari mata Victory. Lihatlah, dirinya sudah menyakiti Jeniffer, tapi wanita itu ikut menangis saat dirinya tak sengaja menumpahkan lelehan air matanya. Victory tidak tau hati Jeniffer terbuat dari apa
“Tuan, makan siang sudah siap.” Suara seorang wanita paruh baya dari belakang tubuh Victory membuatnya sesegera mungkin menghentikan tangisannya
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK | TAENNIE✓
Fantasy[D] Jeniffer pikir semuanya telah berakhir setelah terungkapnya sebuah fakta beberapa tahun yang lalu. Tapi ternyata dirinya salah besar, manipulasi kembali terjadi untuk yang kesekian kalinya, pengkhianat dari sahabat dekatnya, terungkapnya sebuah...