11 -Back-

3.9K 500 61
                                    

Jeniffer hanya mampu menatap Hobi yang tubuhnya dipenuhi oleh alat-alat medis dari balik kaca yang membatasi dirinya dan juga Hobi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeniffer hanya mampu menatap Hobi yang tubuhnya dipenuhi oleh alat-alat medis dari balik kaca yang membatasi dirinya dan juga Hobi. Air mata kesedihan lagi-lagi menetes dari kedua mata kucing itu saat melihat keadaan Hobi, tapi Jeniffer bersyukur, karena keadaan Hobi jauh lebih baik

Saat terbangun dari pingsannya, Jeniffer mendapatkan kabar baik dari Victory. Pria yang baru saja melaksanakan operasi itu mengatakan bahwa ada seseorang yang mendonorkan jantungnya untuk Hobi

“Saat operasi berlangsung bukan aku dan Hobi Hyung saja yang ada di ruangan operasi, tapi di ruangan tersebut berisikan tiga orang. Seseorang mendonorkan jantungnya untuk Hobi.”

Kata-kata tersebut terus saja berputar-putar di otaknya, dia sangat bersyukur. Mungkinkah ini salah satu kebahagiaan yang diberikan Tuhan kepadanya setelah kesedihan yang lebih mendominasi di kehidupannya?

“Jen.” Suara berat seseorang tak mampu membuat Jeniffer mengalihkan pandangannya dari Hobi yang masih terbaring lemah

“Jeni.” Lagi-lagi suara berat itu mengudara saat melihat Jeniffer yang hanya melamun

Jeniffer mengerjapkan matanya berkali-kali dan menghapus air matanya sebelum akhirnya matanya sedikit melirik kearah Victory yang sedang duduk di kursi roda

“Kenapa Oppa bangun? Oppa masih membutuhkan istirahat.” Ucap Jeniffer seraya berjongkok didepan Victory dan memegang tangan Victory yang sedang diinfus

Sesuai isi dari surat Hobi, Jeniffer mulai memanggil Victory dengan sebutan Oppa. Hal itu tentu saja menimbulkan setitik kesenangan di diri Victory

“Aku sudah sehat, Jen. Lagipula aku sudah berdiam diri dikamar selama satu Minggu, baru hari ini saja aku keluar dari kamar.” Ucap Victory sambil menggenggam tangan Jeniffer yang sedang mengelus tangannya

Walaupun hubungan antara Victory dan Jeniffer sudah mulai membaik, tapi tetap saja ada rasa canggung di diri mereka masing-masing. Dan Victory masih belum berani memanggil Jeniffer dengan sebutan sayang

Jeniffer menghela nafasnya kasar “Tapi tetap saja Oppa membutuhkan istirahat yang cukup.” Ucap Jeniffer

Jeniffer mengulum bibirnya sendiri “Aku tidak mau kehilangan orang yang aku sayangi.” Gumam Jeniffer lirih yang masih dapat didengar oleh Victory

Victory sedikit tertegun mendengarkan perkataan Jeniffer, walaupun hanya sekilas, tapi itu mampu membuat hati Victory bergetar. Merasakan air matanya kembali keluar, Jeniffer segera menyembunyikan wajahnya dikedua paha Victory

“Hey, jangan menangis. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi.” Rasa bersalah timbul di diri Victory saat melihat Jeniffer menangis

Kedua pundak Jeniffer bergetar saat kembali mengingat pengkhianat sahabatnya dan perginya orang-orang yang dia sayang satu-persatu. Tapi Jeniffer sangat bersyukur karena Hobi masih dapat diselamatkan

BACK | TAENNIE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang