Adam selalu mendengus keras, mendesis sinis dan menukik tatap tajam tiap kali menghadapi Je. Padahal Je tidak melakukan apa-apa. Actually, mereka hanya sedang sangat sial karena terikat perjodohan sejak kecil. Padahal Adam sekarang sudah punya Innata. Padahal Je bukan Siti Nurbaya. Emosi Adam sedangkal selokan mampet di permukiman padat ibu kota. Sementara respon Je selalu setenang sungai beku di kutub utara. Junizar yang berada di tengah mereka pun mengakui kalau Jakarta dan Kutub Utara jauhnya bukan main. Di antara hangatnya hubungan Adam dan Innata, ada pisau sedingin es yang mereka sebut "restu" orang tua. Kalau kata Je, selama bisa berdiri dengan kaki sendiri maka silakan menjadi durhaka. Kalau kata Junizar sebenarnya sederhana. "Es bisa mencair. Tapi harus ada wadah buat menampung, biar gak menggigil kena airnya." Dan di situlah, Junizar menempatkan diri menjadi wadah yang tepat. Bersamaan dengan Je yang memilih melebur dalam tabu untuk memulihkan diri. "Adam dan Innata, langgeng selamanya. Amin," doa Je setulus hati. Junizar, satu-satunya yang paham kemana cerita ini akan bermuara. Dirinya punya pilihan, menyelamatkan atau merusak? ... ⚠️ Jangan terkecoh, jangan menebak, plot twist paling kurang ajar menantimu di akhir cerita ini. Cover edited by Eiulalalie (art from Pinterest) ©️ eiulalalie || 2022 Up sebulan 2 sampai 3 part. Cerita ini hanya dipublish di W-a-t-t-p-a-d. Jika kalian menemukan cerita ini di tempat lain, jangan dibaca dan laporkan. Bisa jadi plagiat atau situs cermin yang berisiko device kalian terkena serangan malware. Baca yang aman dan original karya Eiulalalie hanya di dunia oren berlambang W (link : http://surl.li/capop )
17 parts