Kepada langit yang dititipkan riuh oleh laut. ... Nara itu berisik. Suka ngomong tidak jelas. Tidak bisa diam. Juga sering bertingkah aneh dengan pantunnya yang kelewat cringe. Sedangkan Langit tidak suka hal-hal merepotkan. Langit dan Nara bagaikan minyak bertemu air yang saling tolak menolak. Awalnya begitu. Tapi entah sejak kapan perasaannya mulai goyah. Langit berubah peduli dan khawatir di segala hal yang berhubungan dengan Nara. Apakah sejak pertama kali melihat Nara menangis? Atau justru sejak awal pertemuan mereka? Yang jelas Langit sadar bahwa sekarang ia merindukan semua keributan yang selalu Nara lakukan.