Erlan tidak percaya cinta. Peristiwa di masa lalu membuatnya enggan menjalin hubungan serius dengan perempuan mana pun. Pada Asa, ia hanya iba. Namun, siapa yang menyangka kalau hatinya akan tertambat. Asa hanya menginginkan hidup yang normal, lepas dari kekangan dan berhenti membuat adik-adiknya tersiksa. Pada Erlan ia menumpukan harapan, menjadikan pria itu satu-satunya tiket untuk bisa meraih kebebasan. Namun, siapa yang menyangka, ketika pria itu putuskan pergi, Asa malah tidak rela. Saat harapan tumbuh tanpa bisa dicegah. Ketika kebohongan berakhir memberi sebuah keinginan. Bisakah Erlan dan Asa menggenggam asa mereka?