Berawal dari Denis, yang memberikan tantangan kepada Hema, Ansel, dan Juan untuk mengusir rasa bosan di jeda mata kuliah mereka. Tantangan gila ini seharusnya hanya menjadi sekadar iseng-iseng di antara mereka-tepatnya Hema, Ansel, dan Juan. Tidak ada yang mengira bahwa tantangan sederhana ini akan berubah menjadi sesuatu yang lebih besar dan rumit. Awalnya, mereka hanya mencari hiburan dan adrenalin untuk mengisi waktu luang mereka, sembari menunggu mata kuliah ke dua. Namun, semuanya berubah drastis ketika Denis, dengan entah keberanian atau kebodohannya, memutuskan untuk memasukkan nama-nama anak keluarga Atmadja ke dalam tantangan mereka.
Keluarga Atmadja bukan sembarang keluarga. Mereka adalah salah satu keluarga terkaya dan paling berpengaruh di Korea Selatan, dengan kekuasaan dan koneksi yang sulit dijangkau oleh orang biasa. Denis, dengan ide gilanya, mengusulkan agar mereka mencoba mendekati ketiga anak keluarga Atmadja-sesuatu yang tentu tidak mudah. Tantangan yang semula hanya sekadar permainan iseng menjadi jauh lebih serius saat nama-nama dari keluarga Atmadja muncul.
Keberuntungan atau justru kesialan? Sulit untuk menentukannya. Karena di antara ketiga anak Atmadja, Hema justru harus berhadapan dengan yang menurutnya paling sulit untuk didekati: Jevran Nathaniel Atmadja. Jevran, anak bungsu dari keluarga Atmadja, bukan hanya terkenal karena ketampanannya dan kekayaannya, tetapi juga karena kepribadiannya yang dingin, tidak tersentuh, dan sangat sulit dijangkau oleh siapa pun. Hema tahu, mendekati Jevran akan menjadi tantangan yang jauh lebih berat dari apa pun yang pernah dia hadapi sebelumnya. Baginya, Jevran bukan hanya seorang pria kaya, tetapi seseorang yang memiliki dinding tebal di sekeliling dirinya, tidak memberi celah sedikit pun bagi orang lain untuk masuk.
Namun, tantangan sudah dimulai, dan mundur bukanlah pilihan. Hema harus menghadapi Jevran, meskipun dia tahu bahwa ini bukan lagi sekadar permainan pengusir rasa bosan.All Rights Reserved