[1] Awal Mimpi

21 3 0
                                    

~Selamat membaca:))~
🔹🐈🔹

"Lia...

Lia yang merasa dipanggil pun langsung menoleh ke belakang.

"Hah? Seperti ada yang memanggilku? Tapi siapa?" batin Lia sembari menoleh ke belakang. Tapi nyatanya, tak ada seorangpun disana.

Lia kembali berjalan mencoba menghiraukan kejadian tadi. Berpikir positif, itulah yang hanya dapat ia lakukan.

"Lia..."

"Siapa? Tolong jangan main-main!" Lia melantangkan suara sembari menoleh ke belakang lagi.

Hasilnya nihil, tak ada satupun orang yang memanggilnya. Ini membuat Lia marah dan kesal.

Lia langsung mempercepat langkahnya menuju rumah. Semakin berlari, semakin terasa panggilan itu di telinganya. Bergema dan semakin besar volumenya.

"Lia Lia Lia Lia" Panggilan itu terus menghantuinya. Hingga akhirnya Lia masuk ke rumah, kemudian mengunci pintunya rapat-rapat.

🔹🐈🔹

Tingg.
Lia tiba-tiba muncul di sebuah rumah yang sudah terlihat tua. Rumah ini seperti tak asing lagi di matanya. Lia mengetuk-ngetuk kepala menggunakan jari telunjuknya. Ia mengingat-ngingat dimana ia berada sekarang.

"Aha! Aku tau dimana ini. Ini adalah rumah lamaku dulu. Bagaimana mungkin aku berada disini? Seingatku, tadi aku berada di rumah" ujar Lia menggaruki kepalanya yang tak gatal.

Lia melangkahkah kaki memasuki rumah tersebut. Entah apa yang membuatnya ingin melakukan itu, seperti ada dorongan tersendiri dalam dirinya.

Eikkk... Lia membuka pintu yang sudah tua itu pun menimbulkan suara. "Ternyata, tidak dikunci" batin Lia.

"Halo, ada orang disini?" Lia berteriak. Bagaimana mungkin ada orang disini, rumah ini sudah tak layak berpenghuni. Halaman rumah dengan rumput yang tinggi, rumah yang sudah lapuk , penerangan yang redup, tidak memungkinkan ada kehidupan manusia disini.

Lia kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Terasa hawa dingin mulai memasuki tubuhnya.

"Uhuk, uhuk" batuk Lia. Rumah ini, sungguh dipenuhi debu dengan jaring laba-laba. Membuat ia semakin yakin, tak ada kehidupan disini.

Perhatian Lia teralihkan. Lensa matanya melihat suatu benda yang menurutnya, menarik. Perlahan Lia mendekati barang tersebut, berupa kotak berukuran sedang. Tangannya menggapai kotak tersebut, kemudian perlahan membukanya.

"Jangan buka!"

Lia terkejut! Membuat ia kembali menutup kotak tersebut. Perlahan, ia menoleh ke arah orang yang memanggilnya, "Siapa yang berteriak tadi?" batin Lia. Tak ada satupun orang di sekelilingnya. Raut wajah Lia seketika berubah, ketika tak dapat melihat siapa yang memanggilnya.

Lia kembali menoleh ke arah kotak tadi. Kotaknya hilang! Lia kebingungan melihat hal ini. Ia yakin, tadi kotak itu ia letakkan di atas meja, tapi nihil. Perasaan Lia campur aduk, antara bingung dan takut, ditambah suasana rumah ini yang mencekam. Mulai dari orang yang berteriak tapi tak ada wujudnya, dan sekarang kotak yang ia jumpai tadi hilang.

"Huh, sabar... Pikiran harus positif Lia..." Lia berkata meyakinkan dirinya sendiri. Ia kembali menjelajahi rumah tua tersebut, kemudian mulai menaiki tangga.
Seketika, ia teringat akan kenangan indah bersama keluarganya di rumah ini. Canda tawa, dulu menghiasi rumah ini. Tapi, sekarang semuanya berubah. Papa yang ia kenal, sekarang tak pernah lagi menemuinya. Mungkin salah, Papa yang ia kenal mungkin 'tak' mengenalinya lagi. Sudah beberapa tahun berjalan, Lia tak tau menahu akan kehidupan Papanya itu.

Pandangan Lia kembali beralih, ia memasuki kamar lamanya. Sungguh rindu akan semua hal ini, ia teringat akan masa kecilnya. "Andai waktu dapat berputar kembali..." lirih Lia. Kamar ini kosong, tak ada satupun barang yang terletak. Ia melihat ke arah luar jendela, semuanya tampak gelap dan suram, seperti ada bahaya yang akan datang.

Lamunannya pun tersadar, Lia mendengar suara dari luar kamarnya.

Brak. Suara barang jatuh itu pun mengejutkan Lia. Lia melangkahkan kakinya keluar dari kamar, dan melangkahkan kakinya menuju suara tersebut. Dengan rasa takut yang menyelimutinya, ia menemukan sebuah kamar, yang diduga asal dari suara tadi.

"Kamar siapa ini? Kenapa aku tak bisa mengingatnya?" Lia memegangi kepalanya yang terasa sakit. "Aduuuh, kepalaku sakit sekali" lirih Lia kesakitan. Lia berusaha menahannya, kemudian perlahan membuka pintu kamar tersebut. Dan...

"Aaaaa!"

🔹🐈🔹

Hayo... Apa yang dilihat Lia? Hihi

Halo semuanya, maaf baru update. Maaf juga updatenya sedikit🙏Beberapa hari ini, ada yang diurus. Hihi.
Makasih yang udah baca, kalau bisa kasih vote dan komennya ya😊
Terimakasih🙏

Dream PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang