[7] Hampir saja

4 3 3
                                    

~Selamat membaca~
🔹🐈🔹

"Aku beri kamu kesempatan untuk mengetahui semuanya. Jika kamu tak ingin mati, maka Tantemu yang akan mati! HAHAHA, tapi ingat! Kamu belum bebas dariku, lihat saja apa yang akan terjadi nanti"

Apa penyebab Tante Morry kecelakaan adalah sosok yang menuliskan secarik kertas kemarin? Tapi, kenapa? Dan apa yang harus aku ketahui? Pikir Lia.

18.40

Lia masih berada di ruangan rumah sakit. Morry sudah terlelap beberapa menit lalu. Di sisi lain, perut Lia terasa kosong. Sejak tadi siang, ia belum makan sama sekali. Suara perutnya memanggilnya untuk segera makan. Lia memegangi perutnya sembari melirik Morry.

Bagaimana mungkin aku meninggalkan Tante sendirian disini? Tapi, aku lapar banget.

Lia berpikir cukup lama, hingga handphonenya pun bergetar.

Tingg.

+623254xxxxxx
|Lia
|ini aku Venus
|aku dapat nomormu dari Zahra

Venus?|
Oh ya, maap banget tadi aku| ninggalin kamu gitu aja|
Aku ke rumah sakit soalnya, Tante| aku kecelakaan|

|iya gapapa.
|Semoga Tante kamu cepat sembuh ya

Iya makasih.|

Lia mematikan layar handphonenya. Kemudian kembali melirik Morry yang masih terlelap nyenyak. Akhirnya, Lia memutuskan untuk mencari makan ke luar sebentar. Rasa laparnya sudah tak dapat ia tahan lagi.

"Tante, Lia makan sebentar ya. Gak lama kok, Lia laper banget soalnya." ujar Lia kepada Morry yang terlelap.

Lia pergi menuju kantin rumah sakit, tapi kantin tersebut sudah tutup. Lia terpaksa pergi ke luar rumah sakit untuk membeli makanan.

Lia melihat ke sekelilingnya, ada satu pedagang yang menjual makanan kesukaannya. Mata Lia menyalang, kemudian berlari ke arahnya.

"Mang, nasi gorengnya satu ya. Makan disini," ujar Lia.

"Oke, Neng." sahut pedagang itu.

Lia duduk di bangku yang disediakan. Melihat jalanan yang cukup ramai dengan kendaraan itu, membuat Lia sedikit terganggu.

Lia mengalihkan perhatiannya ke arah suatu taman. Taman itu cukup ramai dengan orang-orang yang menghibur diri disana. Mata Lia memperhatikan orang-orang disana. Namun, Lia hanya fokus dengan seorang anak kecil perempuan yang sedang bermain bersama ayah dan ibunya. Mereka tampak sangat bahagia.

Gimana ya rasanya bahagia seperti itu? Dia sangat bahagia bermain bersama orangtuanya. Apa aku bisa seperti itu?

"Ini pesanannya, Neng." ujar pedagang itupun mengagetkan Lia.

"E-eh. Iya, Mang. Makasih ya," ucap Lia yang terbangun dari lamunannya.

🔹🐈🔹

Lia sudah menyelesaikan sesi makannya. Kini, perutnya sudah terasa penuh. Setelah merasa puas, Lia membayar pesanannya dan melangkahkan kaki menuju rumah sakit.

Tiba saatnya, ia harus menyebrangi jalan yang memisahkannya tadi.

Tinn ... Tinn ... Suara klakson mobil mengejutkan Lia. Mobil itu melaju ke arah Lia.

Lia menegang di tempat, ia tak bisa menggerakkan tubuhnya. Mengeluarkan sepatah kata pun tak bisa.

Hingga akhirnya, ada yang menarik lengan Lia dari tengah jalan itu. Mobil itupun melaju tepat di jalan Lia berada tadi.

Lia masih diam membeku. Matanya menyalang tak percaya.

"Hei! Kamu kenapa sih?! Kalau nyebrang itu jangan melamun!" tegur orang yang berada di depan Lia.

Lia menoleh ke arahnya dengan raut wajah yang masih tampak terkejut.

Orang tersebut melambaikan tangannya ke wajah Lia.

"Aku ngomong sama kamu," ujarnya yang merasa tak ada jawaban dari Lia.

"E-eh iya, apa?" ujar Lia yang mulai menyadari ada orang di hadapannya.

"Kalau nyebrang itu jangan melamun, ya!" pekiknya.

"Eh- iya, makasih ya udah nolongin aku." sahut Lia yang merasa tak enak.

"Iya, lain kali jangan gitu."
"Oh iya. Kenalin aku, Fia." ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke Lia.

"Aku Lia, salam kenal ya." jawab Lia menerima uluran tangannya dengan tersenyum tulus.

🔹🐈🔹

Lihat saja nanti, kau tak akan lolos dariku. Kau harus menanggung semua yang terjadi padaku.

🔹🐈🔹

Ceklek ... Lia membuka pintu ruangan. Lia terkejut melihat ada seorang wanita di samping Morry.

"Assalamualaikum ..." salam Lia.

"Waalaikumsalam," jawab wanita tersebut menoleh ke belakang.

"Ma-ma?!"

"Lia, kamu kenapa gak ngabari mama sih?! Tante kamu lagi kecelakaan, kamu malah pergi, setidaknya kamu ngabari Mama biar Mama bisa jagain Tante kamu," omel Mamanya Lia panjang kali lebar.

"Ma-maaf ma, Lia tadi pergi makan bentar. Lia juga gak mau ganggu kerjaan Mama," ujar Lia penuh penyesalan.

Lia sungguh tak menyangka keadaannya akan seperti ini. Ia juga tak menyangka ada Mamanya disini.

Tapi darimana Mama tau kalau Tante Morry kecelakaan?

"Yaudah gapapa, lain kali jangan begitu. Untung tadi Zahra beritahu Mama kalau Tante kamu kecelakaan, katanya dia tau dari temen kamu yang namanya Venus." jawab Mama Lia seakan-akan mengetahui isi pikiran Lia.

Oh dari Zahra ...


🔹🐈🔹

Lia berada di rumahnya, ia dipaksa pulang oleh Mamanya untuk beristirahat, meskipun besok libur sekolah.

Lia menghempaskan tubuhnya di ranjang. Ia menatap langit-langit kamar yang sunyi dan gelap.

Ia kembali teringat dengan mimpi itu. Lia berencana untuk mencari tau apa yang harus ia ketahui dari sosok tersebut.

Tapi, bagaimana caranya? Pikir Lia.

Lia sebenarnya takut untuk tidur, tapi mau bagaimana lagi. Tubuhnya sangat letih dan pikirannya juga sudah lelah.

Jika dipikir-pikir, kalau aku takut dengan mimpi itu dan takut tidur. Maka, aku tidak akan bisa menyelesaikan masalah mimpi ini. Masalahnya, aku tak tau cara menyelesaikan mimpi ini. Huh. Sungguh menyebalkan, kenapa aku mengalami hal seperti ini sih?! Pikir Lia panjang.

Lia menghempaskan napasnya kasar dan perlahan memejamkan matanya.

🔹🐈🔹

°°°





Dream PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang