Ternyata

350 38 3
                                    

'Ctek' lampu menyala, ia menoleh kebelakang.

Apa apaan ini!?

Ruangan itu penuh darah dan berantakan, dan yang lebih mengejutkan, Todoroki tergantung dengan badan penuh luka, dan Midoriya yang berbaring tenang di kasur, tunggu!? Kenapa kakinya ada disamping tangannya? Apa yang terjadi?

Ribuan pertanyaan masuk ke kepala Uraraka, ia bingung dan sangat takut.

"Oi muka bulat!" Panggil seseorang yang berdiri di sudut ruangan, dengan kedua tangannya yang memegang katana yang berlumuran darah.

"Ba.. Bakugo-kun, A.. Apa yang kau lakukan? Dan sejak kapan kau disini?"

"Tentu saja bermain bersama si Deku dan Hanbunyaro" jawab Bakugo santai sambil mengacungkan katananya kearah Uraraka.

Uraraka kemudian berlari keluar meninggalkan mereka bertiga sambil menangis, sudah cukup, ia harus meminta pertolongan, Ia berlari dikegelapan.

'Brughh' Uraraka tersandung sesuatu, ia menyalakan ponsel yang dibawanya. Dan sesuatu yang membuatnya tersandung adalah potongan tangan, tunggu sepertinya ia kenal tangan itu. Disikunya ada tape, itu milik Sero.

Uraraka semakin takut ketika dibelakang tangan tersebut berdiri seseorang yang memegang pisau sambil tersenyum miring, "Hai, Ochaco"

"Ki... Ki... Kir... Kii" Uraraka gagap seketika, Kirishima kemudian berjongkok sambil mengeluarkan sebuah ponsel di sakunya, kemudian berbisik "Sepertinya kau ingin tau apa yang terjadi" Kemudian menyalakan senter dari ponsel, dan menyinari seluruh ruangan.

'Apa-apaan ini!?' Uraraka tersedak ludahnya sendiri, melihat keadaan di depannya, Teman-temannya berserakan di lantai penuh luka dan sebagian tubuhnya terpisah, seketika ia menangis tersedu-sedu, kakinya lemas ia tak bisa lari sementara Kirishima sudah mendekat.

Uraraka menelungkupkan kepalanya pada kakinya yang ditekuk sambil menangis, ia tak peduli walau harus mati, ia terlanjur ketakutan. Kirishima semakin mendekat, mendekat, mendekat dan lebih dekat ia sampai di samping Uraraka. Mulutnya mendekat ke telinga Uraraka dan mengucapkan sesuatu.

"Selamat Ulang tahun"

'Eh, apa maksudnya' Uraraka masih tidak paham, dia masih menangis.

'Cklek' lampu menyala, Uraraka yang menyadarinya mengangkat kepalanya, teman temannya berdiri melingkarinya.

"HANTUUUU!!" Teriaknya melihat semua temannya yang sudah mati berdiri kembali.

"Uraraka-san, kita masih hidup" ujar Midoriya, tapi Uraraka masih ketakutan dan menangis "De... Deku-kun," Ia masih gemetar, sedangkan semua temannya menatapnya sambil tersenyum (kecuali Bakugo)

"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan bingung.

"SELAMAT ULANG TAHUN!!!"

"Eh," Uraraka masih mencerna apa yang terjadi, kemudian menangis lebih kencang.

"HUAAA..... KALIAN JAHAT!! AKU TAKUTT.... HUAAA...." Ia menangis sejadi-jadinya.

"Sudah, jangan nangis lagi" mereka memeluk Uraraka agar tenang (yang cewe loh) "HUAAA.... KU KIRA.. KU KIRA KALIAN MATIII"

"Eh iya, Bakugo sama Kirishima serem banget" Sahut Sero, Uraraka pun menoleh kemudian kembali menangis "HUAAA... TANGAN... TANGAN... TANGANMU TADI DIPOTONG"

"Maksudnya ini?" Tanya Kirishima sambil menunjukkan barang yang seperti tangan Sero, "KYAAA...." Uraraka masih takut dengan tangan yang diketahui adalah manekin.

(Setelah Uraraka tenang)

Uraraka kembali menangis, kali ini ia menangis terharu karena teman temannya repot repot membuat takut dirinya, yang sukses membuatnya takut setengah mati.

Daily Life Kirishima Eijiro [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang