Pelukan (Spesial)

522 41 2
                                    

Disuatu malam, Bakugo, Kirishima, Kaminari, Ashido dan Jiro sedang berkumpul di kamar Sero, sekalian numpang wifi.

"Nonton horor yuk!" Usul Jiro, semuanya setuju kecuali Bakugo.

"Gak" jawabannya singkat

"TERNYATA BAKUGO TAKUT HANTU GAES!" Teriak Kaminari yang mendapat hadiah ledakan dari Bakugo.

"GUE GAK TAKUT BANGSYAD, FILM KEK GITU CUMA BUAT ORANG LEMAH"

"Terus buat orang kuat apa?" tanya Kirishima polos

"Boku No Pico" Sahut Sero

"Wah pantes, Bakugo sukanya Pico" Bakugo yg dikatai pun hanya diam

"Tumben gak jawab" ujar Kirishima, yang dijawab Bakugo datar "Mana ada orang yang ngerencanain pembunuhan sambil teriak"

"Ampun bak" ucap Sero dan Kaminari

"Jadi nonton apa gak ni?" Tanya Jiro yang sudah bosan melihat perdebatan temannya

"Jadi!" Jawab mereka kompak, minus Bakugo

"Bak lu gk ikut?" Tanya Kirishima

"GAK"

"Eh, kir kir" Panggil Kaminari, kemudian ia membisikkan sesuatu padapada Kirishima, kemudian Kirishima mendekati bakugo  dan berkata "Nonton yuk bak, ntar gue peluk"

"Cih, Iya gue ikut, tapi bukan berarti gue minta dipeluk" Jawab Bakugo yang dibalas senyum lebar Kirishima

'Giliran diajak Kirik baru mau' batin Sero

"Kirr... Gue juga mau peluk" Ucap Ashido manja, Kirishima yang tadinya menghadap Bakugo kemudian berbalik menghadap Ashido sambil merentangkan tangannya

'Brugh' Kaminari malah peluk Kirishima duluan, "Woi yang minta dipeluk kan gue!" Kesal Ashido, sementara Kirishima masih memeluk Kaminari

"Cih" Bakugo kemudian menarik Kirishima kepelukannya "Sama gue aja"

Kaminari yang tidak terimapun ikutan meluk Kirishima, "Gue ikut" Ucap Sero kemudian ikutan pelukan, dilanjutkan Ashido yang juga nyosor.

Jiro? Dia cuma ngeliatin mereka pelukan kaya teletubbies sampai ia ditarik Ashido buat ikutan pelukan

"Jadi gak ni nontonnya?" tanya Jiro disela sela pelukannya

"Shttt.. Diem dulu" jawab kaminari sambil berbisik dan melanjutkan aksi peluk peluknya, dan malam itu berakhir ketika Kirishima kebelet pipis, dan membubarkan para fansnya yang lagi enak enak pelukan.

"Eh, udah jam segini, kumpul yok!" Ajak Kirishima sehabis dari toilet.

TBC.......

_______________________________


Jangan lupa laik komen dan share suskreb juga karena suskreb itu geratis gaess, oke si yu nek taim, babay.....

All: "Authornya gini amat"

Oke skip, eits ini blm abis..


























________________________________

__

Gadis berambut coklat itu terbangun dari tidurnya karena mendengar suara dari luar, suara yang menurutnya menakutkan. Ia melirik jam di dinding, sial ini masih tengah malam, ia berusaha menutup matanya lagi agar tidak mendengar suara itu tapi semakin ia berusaha suara itu makin keras.

"Pliss... Mbak Kunti jangan ganggu saya mau tidur" Ucapnya dengan gemetar, suara cekikikan itu semakin jauh. Huft, dia bisa bernafas lega, tunggu pepatah orang tua mengatakan 'Jika suaranya terdengar dekat berarti ia jauh, tapi jika suaranya jauh berarti ia dekat'.

'MATI GUE' Uraraka sudah berkeringat dingin, suara itu semakin jauh, semakin jauh yang berarti ia semakin mendekat. Sampai tiba-tiba terdengar suara teriakan, tidak hanya satu melainkan banyak orang, Shit! Itu temannya, mereka butuh pertolongan ia harus membantunya, tapi ia sendiri ketakutan. Bodoamat penting ia pergi.

Kemudian, Uraraka berlari menuju arah suara tersebut, sial apa yang terjadi? Semua teman perempuannya tergeletak di lantai dengan luka disemua bagian tubuhnya? Siapa yang melakukannya?

"U... urr.. raka.." Uraraka menghampiri Yaoyorozu yang memanggilnya, "Apa yang terjadi?" tanya Uraraka khawatir, ia memegang tangan Yaoyorozu yang bersimbah darah, "pergi" ucapnya lirih.

"Apa maksudnya?" tanya Uraraka bingung, sementara Yaoyorozu kehilangan kesadarannya, Uraraka mengguncang tubuh Yaoyorozu dan memanggilnya berulang kali.

"Yo.. Ternyata ada yang tertinggal," Terdengar suara bariton dari arah belakang uraraka, sontak ia menoleh. Betapa terkejutnya ia melihat Bakugo dan Kirishima yang berlumuran darah sambil menyeringai, "A.. Apa yang kalian lakukan?" tanyanya bingung melihat kedua temannya.

"Tentu saja berpesta" jawab Bakugo santai sambil smirk, "Mau ikut? Ochaco?" ucap Kirishima sambil menjilat pisaunya yang penuh darah. Kemudian secara perlahan mereka berdua mendekati uraraka yang masih kebingungan "la.. ri..." rintih Ashido.

Uraraka yang tersadar dari lamunannya segera berlari meninggalkan tempat itu. Ia berlari turun lewat tangga, kenapa gak lift? Ya namanya gugup. Ia terus berlari sampai ruang tamu, disana gelap, tunggu cairan apa yang ia injak? Shit! Bau amis darah, apa yang sebenarnya terjadi? Disaat ia bingung sebuah tangan menariknya, sebelum ia berteriak tangan satunya menutup mulutnya.

"Sstttt... Uraraka-san, kau harus tenang" bisik orang yang telah menariknya ke dalam kamar, "Deku-kun, apa yang kau lakukan disini" Ya, dia Midoriya, dan sepertinya dia tidak sendirian. "Apa yang harus kita lakukan, sepertinya tinggal kita bertiga yang selamat" Ucap seseorang disamping Midoriya yang tak lain adalah putra bungsu endeavour //author dihangusin todoroki//

"Eh, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Uraraka, "sulit dijelaskan, awalnya ada yang berteriak kemudian menggila, mereka saling membunuh" Jawab Midoriya singkat.

Uraraka panik, bingung, dan takut. Teman-temannya mati, ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Ia ingin menangis, sampai terdengar suara yang ia kenali sedang minta pertolongan "To... long... kero.." Itu suara Tsuyu, apa yang terjadi di luar?

"Dek.. Deku-kun, kita harus menyelamatkan Tsuyu-chan" usul Uraraka gemetar, tunggu, kemana Midoriya dan Todoroki? Kenapa ia jadi sendirian?

'Drrttt.... Drrttt..." sebuah ponsel tergeletak di samping kaki Uraraka, terlihat sebuah nomor tak dikenali menelepon, dengan ragu ia mengangkat ponselnya dan menjawab panggilannya.

"Ha.. Halo?" Ucap Uraraka gugup.

"Yo, Ochaco apa kau tidak ingin keluar dan bermain bersama kami?" suara bariton serak milik Kirishima terdengar dari ponsel, tapi sepertinya ia menelpon dari balik pintu kamar itu. Uraraka tidak menjawab, ia hanya diam membatu disana tanpa bisa berbicara atau bergerak.

"Kenapa diam? Apa aku perlu menjemputmu?" ucapnya dengan nada rendah yang membuat Uraraka merinding.

"Oh iya Ochaco, coba nyalakan lampu di kamar itu" tambahnya

Uraraka yang mendengar itupun bergerak menuju saklar lampu yang berada di samping pintu, 'ctek' lampu nyala, ia kemudian menoleh kebelakang.


























TBC.....

Daripada kepanjangan dan biar kepo:v

Daily Life Kirishima Eijiro [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang