"kau tak bosan memandangiku?" tak lama reza bersuara yang membuat asya segera memalingkan wajahnya dan dengan sigap bangun dari tempat tidur, tapi ini aneh. ia merasakan sesuatu menganjal di vaginanya, dengan pelan ia meraba dan mencabut benda itu.
"AAAA, KAK REZA APA INI?"
"Itu...mainan" ucap nya sambil tersenyum, sementara asya masih tak percaya dan bingung.
"Kenapa ada di dalam sini?" tanya gadis itu sambil menunjuk kewanitaannya.
"Nanti aku jelaskan, kau tak siap siap?"
"Untuk?"
"Hari ini kau sekolah bodoh!"
"KENAPA TIDAK BILANG DARI TADI?"
"Kau tidak bertanya" reza menjawab nya dengan tenang lalu bangun dari tempat tidur dan keluar menuju kamarnya.
Lalu dengan cepat asya mandi dan bersiap siap, gadis bodoh.
oooOooo
"Biar kuantar" Reza kini sudah bersiap dengan pakaian nya yang rapi, pagi ini pria itu memakai setelan jas abu abu.
"Tak usah, aylex akan menjemputku"
"Aku akan mengantarmu, jangan membantah" suara reza begitu tegas dan membuat asya sedikit takut.
"Tapi kak, sebenarnya apa pekerjaanmu?"
"Biasa saja, aku hanya diam dan menulis. Ah masih banyak lagi yang tak perlu kau tau!"
"Biasa saja yah? Aku kira kau seorang pengusaha"
Asya pun kembali makan, fyi mereka sedang sarapan berdua.
"Kak reza..."
"Apa?"
"Kau...kau kak reza nya asya kan?"
"Apa maksudmu?"
"Kau reza, kakak asya dulu. Itu kau kan?"
"Bukan, kau...kau salah paham"
Dengan tenang asya beranjak dari duduknya dan mendekati reza, lalu duduk disampingnya.
"Kak reza, aku ingat semuanya. Ingatanku kembali, jadi tolong jangan berbohong"
"Bersiaplah, aku akan mengantarmu" Reza yang sebenarnya tau, tapi ia tak kuat. Ia masih tak berani, bahkan untuk memandang wajah adiknya sekarang ini.
"Kak reza, jangan seperti ini kumohon!" asya sangat sedih mengatakan ini, hatinya seperti tertusuk, apa yang terjadi pada mereka berdua?
Reza tak peduli dengan rengekan asya, pria itu tetap melangkahkan kakinya dan tak lupa mengambil tas nya.
"Tak ada waktu, cepatlah"
Menyerah, asya pun terdiam dan melangkah melewati reza yang masih saja tak peduli dengannya. Asya sepertinya belum mengatakan pada aylex jika reza yang akan mengantarnya ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER (hiatus)
HumorBagaimana rasanya mempunyai kakak laki laki? Bagaimana rasanya dikelilingi para pria tampan? Asya terus bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa ia hidup dikelilingi malaikat? Tapi semua tak semudah itu, gadis itu tak munafik. Banyak masa lalu...