˗ˏˋ𝑩𝒓𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒊𝒔 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒚 𝒃𝒚 𝒑𝒊𝒏𝒄𝒐𝒓𝒏𝒏'ˎ˗
𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒍𝒍 𝒎𝒆 𝒏𝒂𝒚 𝒐𝒓 𝒇𝒊𝒏
✧𝑯𝑨𝑷𝑷𝒀 𝑹𝑬𝑨𝑫𝑰𝑵𝑮✧↳✎✎
"now or never!!!" mendengar itu reza langsung membuka kaki asya hingga mengangkang, pelan pelan ia membuka celana pendek asya. asya sebenarnya tak sadar mengapa ia mengatakan hal hal bodoh itu tadi, tapi demi menghindari kenikmatan sesat yasudah dia membiarkan reza mengambilnya. lagipula ia tidak tau dimana benda itu berada.
tersenyum licik reza memasukkan satu jarinya pada liang kewanitaan asya, gadis di depannya itu terlonjak kaget saat merasakan sesuatu mengganjal di dalam miliknya. sontak asya menatap kesal pada reza, ia yakin kakakknya ini akan terus melanjutkan permainannya.
Reza melihat mencoba memaju mundurkan jarinya pelan, mengikuti tempo serta membuat asya mendesah, lalu menggerakkan dengann cepat tak sesuai tempo. mengocok nya di dalam hingga terdengar suara dentuman kocokan yang kalian pasti tau bagaimana suara errr...
yaampun sangat vulgar yah:v
"ahhh, kak reza....ahhh...sshh" mendengar suara desah asya semakin membuat reza menjadi jadi, "ber-berhenti kumohon..." tak peduli dengan desahan asya yang sangat keras, asya merasa sangat geli bercampur perih di bawahnya, ia bergetar saat reza tak henti hentinya mengocok kewanitaannya.
"ahhhh...ku-kumohon..." tak lama asya merasa sesuatu akan keluar dari vaginanya pun membuka kakinya semakin mengangkang, dan pelepasan itupun terjadi dengar sempurna, badannya bergetar bahkan hampir jatuh kalau saja reza tidak menahannya.
akhirnya dengan perlahan asya terbaring dan reza turun melihat vagina asya yang begitu basah, memasukkan kembali jarinya, "ahhh..." desah asya, reza sedikit meraba didalam dan mencabut sesuatu yang menempel disana.
"ssshhh..." desah asya lagi saat reza mengeluarkan jarinya dari sana, "see? kau bahkan mendesah saat aku hanya mengeluarkan jariku dari dalam milikmu, bagaimana jika ini?" ucap reza sambil tersenyum mengejek dan menunjuk pada adiknya.
"dimana kak ray?" tanya asya yang sudah bangun dan sedikit tertatih saat turun dari meja dapur, sontak saat mendengar sebuah nama reza mengurungkan senyumnya. pria itu mengangkat asya dan menggendongnya menuju kamar.
asya yang masih kukuh dengan pertanyannya, "dimana kak ray? kau mau jujur kan kak?"
reza menurunkan asya di atas tempat tidur dan melangkah keluar meninggalkan gadis itu, tapi tercegat oleh tangan asya yang melingkar sempurna di pinggangnya, asya memeluk pria itu dengan erat seolah tak akan membiarkan siapapun mengambilnya.
darah reza berdesir, merasa geli seolah teringat masa dulu, perlahan reza berbalik dan membalas pelukan adiknya. mengelus kepala asya dengan lembut, kali ini reza merasa bersalah, setelah hal hal kotor yang ia lakukan pada adiknya asya masih saja menganggapnya kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER (hiatus)
HumorBagaimana rasanya mempunyai kakak laki laki? Bagaimana rasanya dikelilingi para pria tampan? Asya terus bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa ia hidup dikelilingi malaikat? Tapi semua tak semudah itu, gadis itu tak munafik. Banyak masa lalu...