Fill me up and hold me hostile."
☜☆☞
Taehyung POV
Serigala biasa, terlepas dari kekuatannya, mereka tidak akan tahan panas. Panas adalah momen ketika serigala menemukan pasangannya tetapi tidak bisa mengklaim atau menandainya. Itu sangat mengerikan dan menyiksa!
Rasa frustasi dan keinginan seksual hanya akan memperburuk keadaan. Aku mengalami masa sakit itu selama lebih dari setahun sampai aku datang ke Strasbourg.
Dia masih di bawah umur saat itu, dan kali ini umurnya sudah mencapai batas keharusan. Saat malam itu aku sampai di gereja dan turun dari mobil, aku bisa mengenali aromanya. Aromanya masih melekat dimana-mana, dan ia berdiri di sudut menunggu dirinya terpilih.
Jennie. Itu adalah namanya. Dia cantik, matanya layaknya kucing yang memiliki kepolosan dan ketakutan di dalamnya, tubuhnya dipenuhi bantal untuk kesenangan, dan tubuhnya diciptakan untuk membuat pria liar. Kecantikannya memabukkan, segala sesuatu tentangnya sempurna —sempurna untuk ku nikmati.
Bagaimanapun aku selalu berpikir bahwa pasanganku perlu dihancurkan agar mereka mematuhi ku. Aku selalu berpikir bahwa aku harus menyiksa dan memaksanya. Dan sebagai Alpha, aku harus memastikan bahwa pasangan ku selalu berada di bawahku setiap saat.
Semua asumsi ku salah begitu aku melihatnya. Dia tidak perlu dihancurkan atau dipakksa. Begitu tatapannya bertemu dengan milikku, aku tidak bisa memikirkan apapun kecuali untuk mencintainya dan menyetubuhinya sampai ia memintaku untuk berhenti.
Hanya itu yang ku pikirkan saat itu. Namun, tubuhnya menoolak sentuhan ku, dan saat itulah aku kecewa.
"Silahkan duduk." ucap wanita tua itu saat ia mengarahkan ku ke dalam rumahnya.
Aku melambai pada pengemudi dan menyuruhnya menunggu selama beberapa menit. Memisahkan Jennie dari keluarganya bukanlah ide yang bagus. Aku akan melakukannya jika itu orang lain -tapi tidak untuk Jennie. Aku tidak bisa kejam padanya. Dia terlalu rapuh untuk disakiti.
Aku duduk disofa, tangan bertumpu di paha saat aku melihat sekeliling rumahnya. Rumah kecil itu dipenuhi dengan aromanya —aroma yang membuatku kinerja otakku berbelok pada hal-hal kotor.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Jika wnaita tua itu tidak ada, aku mungkin akan meniduri Jennie tanpa alasan di kamar tidurnya sendiri.
"Terima kasih sudah datang. Aku sangat mengkhawatirkan Jennie." ucap wanita tua itu sambil duduk di sampingku.
"Aku ingin membawanya, tidak dengan paksa tapi dengan sukarela." ucapku.
"Dia terlalu muda—"
"Dia sekarang sudah dewasa dan sudah memasuki usia seharusnya. Sebagai seorang Alpha, aku tidak bisa bertahan tanpa pasanganku. Aku sudah menghabiskan satu tahun penuh untuk menunggu hari ini datang." jelasku.
"Kau tahu bahwa Jennie adalah Mate-mu?"
"Ya, dia ada di katedral tahun lalu, dan saat itulah aku melihatnya." jawabku.
Wanita itu mengangguk, menghela napas berat.
"Aku ingin mengklaim nya. Dia harus ikut denganku. Aku sudah menunjukkan belas kasih yang cukup dengan membawanya kesini." ucapku.
"Ya, dan aku berterima kasih untuk itu, tapi dia belum siap."
"Apa maksudmu?"
"Seperti yang ku bilang, dia terlalu muda. Dia mungkin bertubuh wanita tapi cara berpikirnya masih anak-anak. Dia belum melihat cara kerja dunia, dia belum melihat apapun." jelas wanita tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Équitation The Alpha
Fanfiction"Let me get rid of the tingling sensation between your thighs, it only takes a moment."