"It's hard to resist a bad boy who's a good man."
☜☆☞
Taehyung POV
Menyaksikan Jennie tertidur di pangkuanku membuatku menahan sesuatu. Sesuatu yang tidak lagi bisa kukendalikan. Aku tidak pernah berpikir akan merasakan apapun pada siapa pun selain Irene. Dia adalah wanita impianku. Dia adalah ratuku. Tapi semuanya telah berubah sejak aku tahu Jennie adalah mate-ku.
"Apakah dia tertidur?" tanya Eunwoo, melirik dari kaca spion.
"Ya," bisikku, tidak ingin membangunkan Jennie.
"Sialan," erangnya. "Andai aku punya mate,"
Sudah lama sekali sejak Eunwoo mulai mencari mate-nya. Pria itu menghindari jatuh cinta dengan siapa pun karena percaya bahwa mate-nya akan datang.
"Bagaimana jika dia mati?" tanyaku dengan nada serius.
Ada kemungkinan besar mate-nya sudah mati atau berada di belahan dunia lain. Kami telah menjelajahi banyak tanah bersama, dan Eunwoo tidak bisa menemukannya dimana pun.
Jika bukan karena malam kawin itu, mungkin aku juga tidak akan menemukan mate-ku, tetapi aku tidak pernah benar-benar khawatir tentang tidak akan bertemu dengan pasanganku. Sebagai seorang raja, aku bisa kawin dengan siapa pun untuk mendapatkan mahkota, dan kerajaan akan menerima wanita manapun yang aku bawa ke atas takhta.
"Tidak! Jangan katakan itu," balasnya cemberut. "Aku yakin dia ada di suatu tempat,"
"Dude, sekarang kau benar-benar harus berhenti menunggu mate-mu. Aku akan menjadi raja, dan aku membutuhkanmu bersama seorang wanita —aku tidak peduli apakah dia adalah mate-mu atau perempuan lain." jelasku.
"Aku tahu. Aku sedang mencari. Cukup beri saja aku waktu." jawabnya sambil menggelengkan kepala.
Seorang mate bisa memberikan kekuatan pada serigala, karena itulah para serigala selalu ingin bersama pasangan mereka. Aku bahkan tidak pernah merasakan energi sebanyak ini sebelum bertemu Jennie.
Kembali menatap Jennie yang sekarang tertidur lelap. Aku bisa merasakan apa yang ia mimpikan atau pikirkan. Karena itu aku menyentuh bibirnya lembut, membuat wanita itu terusik dan sedikit bergerak.
"Damn," erangku. Jika kepalanya terus bergerak dan dengan tidak sengaja menggodaku, milikku mungkin akan mengeras dalam sekejap, dan aku bahkan tidak punya lubang untuk bercinta –karena Jennie tertidur.
Meletakkan tangan di bawah kepalanya, aku menghela nafas dan mencoba mengendalikan diri. Yang ingin aku lakukan saat ini adalah bercinta, bercinta, dan bercinta. Aku tidak bisa merasa puas akan dirinya. Bahkan hanya dengan melihat sedikit payudaranya yang mengintip dari balik baju saja sudah membuatku ereksi.
Dia sangat sempit dan polos. Sial.
Hanya memikirkan itu saja penisku sudah mengeras.☜☆☞
"Kita sampai." ucap Eunwoo saat kami sampai di depan kastil. "Ya Tuhan, lelah sekali!" serunya.
Bulan bersinar dalam kegelapan, dan gerimis lembut turun dari langit. Aku mengguncang bahu Jennie dan mencoba membangunkannya tetapi tidak berhasil. Wanita itu mengerang sebelum kembali membuat dirinya merasa nyaman –diatas pahaku.
"Sayang." bisikku, kembali mengguncang bahunya sedikit lebih kencang.
"Mmm?" gumamnya.
"Kita sampai. Kau harus bangun dan melakukan sesuatu selain tidur atau meniduriku."
Dia akan menjadi ratu –ratuku, dalam beberapa hari, dan yang ia lakukan hanyalah tidur, makan, dan bercinta. Ada beberapa tanggung jawab yang perlu ia ketahui, dan Ibuku ada disana untuk menjelaskan semuanya kepadanya, hanya jika Jennie memberinya kesempatan untuk mengajarinya.
"Cepat sekali," rengeknya, perlahan bangkit dari pangkuanku dan mengusap matanya. "Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya dengan wajah polos.
Suck my dick again, please.
"Pergi ke kamar dan bersihkan diri. Lalu temui Ibuku jika kau selesai," jawabku sebelum keluar dari mobil dan memperbaiki celanaku.
"Kau juga akan ikut denganku, kan?" tanyanya sambil berlari gemas ke sisi ku.
"Tidak, ada rapat yang harus aku hadiri, tapi aku akan bergabung denganmu tengah malam nanti." jawabku.
"Baiklah,"
"Bagus. Sekarang pergilah. Tanyakan pada Krystal jika kau membutuhkan sesuatu dan bersikap baik-lah di depan Ibuku." jelasku.
"Oke!" serunya riang, lalu bergegas masuk.
Sebuah tangan mendarat di pundakku, saat aku memperhatikan Jennie yang berlarian kecil ke dalam kastil.
"Kita harus pergi sekarang," ucap Eunwoo. "Tidak ada istirahat untuk makhluk seperti kita, Dude."
"Ayo," jawabku sambil terkekeh. "Dan terima kasih telah mengantar kami berkeliling hari ini,"
"Tidak masalah! Aku juga bersenang-senang," ucapnya, mengedipkan mata padaku.
Tidak seperti biasanya, hari ini kastil sangat ramai semenjak adanya berita penobatan. Ada seratus orang berjalan kesana kemari. Kebanyakan dari mereka adalah sesepuh atau serigala tingkat tinggi.
Saat kami melangkah ke dalam area pertemuan, aku menemukan Mingyu dan serigala lainnya sedang berdiskusi."Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?" tanyaku pada Mingyu.
"Para pemburu mengetahui tentang penobatan itu. Mereka telah menyerang beberapa kelompok yang mengawasi perbatasan, dan mereka berencana datang kesini." jelas Mingyu. Dia memberiku sebuah kertas tentang anggota kami yang dibunuh. Ada lebih dari seratus orang.
"Siapa mereka?" aku mengangkat alis, ingin tahu siapa para pemburu ini.
"Black Mamba." jawabnya
Keluarga sialan itu lagi.
"Bukankah kita punya kesepakatan dengan mereka?"
"Kesepakatan itu telah berakhir beberapa bulan yang lalu." jawab Mignyu.
"Dan apa yang mereka inginkan? Mereka hanyalah keluarga kecil pemburu yang terampil. Apa yang bisa mereka dapatkan dari melakukan ini?" tanyaku.
Pemburu adalah masalah kecil bagi kami, karena kami bisa menangkap dan membunuh mereka dengan mudah. Pemburu biasanya menargetkan kumpulan serigala atau kumpulan terlemah dalam sebuah kelompok. Mereka tidak bisa masuk ke kota ini tanpa izin karena mereka sadar bahaya apa yang akan mereka hadapi nanti.
"Mereka tahu dia manusia," ucapnya dengan ragu-ragu.
Rasa khawatir menggerogotiku saat aku mendongakkan kepala dan bertanya "Siapa?"
"The Queen."
___tbc.
Gimana gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Équitation The Alpha
Fanfiction"Let me get rid of the tingling sensation between your thighs, it only takes a moment."