Kondisi Arga memburuk

809 34 0
                                    

Setelah kepergian Raisa, Yusuf pun masuk dan mendekat kearah Arga.

"Gimana kabar lo bro?" ucap Yusuf sambil memegang bahu Arga.

"Gitu-gitu aja, Yusuf, gue bahagia melihat Raisa disini, tapi ketakutan gue lebih besar jika nanti Raisa larut dalam kesedihan jika gue pergi," ucap Arga.

"Kenapa sih Ga kamu selalu bilang seperti itu, mama yakin kamu pasti bisa sembuh," ucap mama Arga yang tidak suka dengan perkataan anaknya.

"Iya benar Tante, saya juga paling nggak suka jika Arga ngomong kaya gitu. Lo itu bukan tuhan yang tau sampai mana nyawa lo," ucap Amel.

"Iya, ma, Mel, maaf," ujar Arga dan Amel serta mamanya hanya diam tak menjawab perkataan Arga, Arga pun kembali melihat kearah Yusuf. "Maaf ya Yusuf, lo udah gue bawa dalam masalah percintaan gue sama Raisa," lanjut Arga.

"Santai aja Ga, yang penting Raisa udah tau semuanya, jadi kita nggak usah pura-pura lagi," jawab Yusuf.

Setelah makan malam, mereka semua pun bercerita dan tertawa bersama, lalu Yusuf dan Amel pun pamit pulang. Setelah kepergian Amel dan Yusuf, kedua orang tua Arga memilih tidur, tapi Arga sama sekali tak bisa tidur, dia terus memikirkan bagaimana Raisa ketika dia pergi nanti.

Arga pun mengambil hpnya dan memvideo dirinya. Arga akan tenang jika Raisa bersama Yusuf, sebab Arga hanya percaya pada Yusuf dan Arga juga yakin bahwa Yusuf sudah mencintai Raisa, ini hanya tinggal Raisa yang belajar mencintai Yusuf.

Sedangkan dirumah Raisa, setelah makan malam, Raisa dan orang tuanya langsung masuk kekamar.

Saat sampai di kamarnya, Raisa memilih menonton drakor yang berjudul 'Descandent of the sun', tapi bukan malah fokus menonton, Raisa malah memikirkan kondisi Arga.

"Kamu harus yakin Sa, Arga akan baik-baik saja," ujar Raisa pada dirinya sendiri.

Pagi yang cerah tiba, Raisa sudah bangun sejak subuh tadi, setelah sholat, dia pun memasak makanan untuk Arga. Gadis itu tau kalau Arga paling tidak suka jika terus makan-makanan rumah sakit. Menu kali ini yang Raisa masak adalah bubur ayam.

Setelah selesai memasak, Raisa dan kedua orang tuanya pun segera kerumah sakit menjenguk Arga.

Sesampainya mereka dirumah sakit, mereka dikejutkan dengan semua orang yang berada didepan ruangan Arga dengan wajah seni dan panik, Perasaan Raisa pun menjadi tak menentu dibuatnya.

"Tante kenapa nangis?" tanya Raisa sembari memegang lembut lengan mamanya Arga dan tangan lainnya memegang bubur yang dia bawa.

"Arga, Sa, kondisinya..." ucap mama Arga tak mampu melanjutkan ucapannya hanya air mata yang terus saja keluar, hal itu membuat Raisa semakin takut dan penasaran.

"Arga kenapa tante?" tanya Raisa dan mama Arga hanya mengeluarkan suara tangisannya sambil memeluk Raisa.

"Tante, Arga kenapa?" lirih Raisa yang ikut meneteskan air mata.

"Kondisi Arga memburuk, Raisa," ucap Amel membuat tubuh Raisa serasa lemas, rantang berisi bubur ayam yang dia bawa pun terjatuh kelantai, andai mama Arga tidak memeluknya mungkin dia juga akan jatuh kelantai karena lemas tubuhnya.

"Arga akan baik-baik aja tante, dia akan tetap hidup di bumi, dia tidak akan meninggalkan kita," ucap Raisa kuat tapi air matanya tidak berhenti jatuh.

"Jangan nangis Sa, tante, Arga paling nggak suka liat air mata di wajah-wajah perempuan yang istimewa dihidupnya," ujar Yusuf. Yusuf benar-benar tak tega melihat Raisa dan mama Arga menangis seperti itu, apalagi dia pun mencintai Raisa.

Broken Heart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang