Bertemu calon suami

2.4K 153 0
                                    

Dua hari berlalu, dan hari ini Raisa akan kembali ke negerinya, yaitu Indonesia.

Semua barangnya sudah ia kemas dengan rapi. Dia pun berjalan meninggalkan hotel yang ia tempati menginap selama 2 hari itu.

"Raisa," seseorang dengan suara yang amat dikenalinya itu memanggilnya, Raisa sudah tau siapa yang memanggil nya bahkan sebelum melihat wajah pria itu. Wanita itu pun berbalik dan benar saja, Arga berdiri dihadapannya saat ini.

"Mau apa Kamu?" tanya Raisa dengan nada ketus.

"Bisa kita bicara berdua sebelum kamu pergi," mau apa lelaki ini, tak puas kah dia menyakiti perasaan Raisa dua hari yang lalu.

"Maaf, tidak bisa," ujar Raisa hendak masuk ke taxi nya, tapi Arga lebih dulu mencekal tangannya, dan membayar taxi itu.

"Pak ini uangnya, wanita ini akan ikut dengan saya," taxi itu pun mengambil uang itu lalu membawa mobilnya pergi.
  
"Mau kamu itu apasih?!" Raisa tak pernah berbicara sekeras ini pada Arga, namun dia benar-benar tak bisa menahan kekesalannya pada pria itu.

"Aku hanya ingin bicara berdua denganmu Sa. Kumohon,"

"Ok cepat, aku nggak punya banyak waktu," mereka pun singgah disalah satu tempat coffee, dan mulai berbincang.

"Namanya Amel, aku dijodohkan olehnya 2 tahun yang lalu, aku sudah pernah menolak bahkan aku juga hampir kabur, tapi ayah dan ibuku mengancam tidak akan menganggap ku anak lagi kalau aku tidak menikah dengan Amel," Arga tau dia sudah sangat menyakiti perempuan yang dulunya selalu ingin dia bahagiakan. Dia kesini hanya ingin menjelaskan semuanya pada Raisa.

"Aku juga ingin dijodohkan sama orang tuaku,"  Raisa tak melihat sedikit pun raut wajah kaget di wajah Arga, sepertinya lelaki itu senang mendengarnya.

"Owh yah, Selamat kalau gitu, kamu berhak bahagia sama orang lain," bukan jawaban seperti itu yang Raisa ingin dengar dari Arga, namun sudah tak ada harapan bagi dirinya untuk bersama pria itu.

"Aku juga pasti akan berdoa untuk kebahagiaan kamu," haruskah kisah cinta mereka berakhir seperti ini?

"Ketahuilah Raisa, sampai saat ini masih nama kamu yang tertulis di dalam hatiku, aku tersiksa saat tau kalau aku dan kamu tak akan pernah menjadi kita, tapi aku juga bahagia jika kau bahagia, dan kamu harus bahagia," ujar Arga yang membuat Raisa meneteskan air matanya.

Sebenarnya dia tak ingin menangis, tapi entah kenapa air matanya jatuh begitu saja mendengar pengakuan Arga. Arga yang melihat Raisa menangis pun membawa Raisa kedekapannya dan mengelus puncak kepala Raisa dengan lembut, seperti yang selalu dia lakukan dulu ketika wanita itu bersedih.

"Aku harus pulang Ga, salam buat ist..ri kamu," ujar Raisa tidak sanggup jika harus mengatakan istrimu kepada Arga. Dulu dia dan Arga bermimpi untuk menjadi sepasang kekasih kelak, tapi semenjak 2 hari yang lalu, Raisa harus mematahkan impiannya itu dengan satu tarikan Ijab Qobul yang ia dengar dari mulut pria yang selama ini ia nantikan.

Raisa berjalan meninggalkan Arga ditempat coffee itu dan segera menuju bandara. Ini berat untuknya.

Dia sudah mengambil keputusan dengan menerima perjodohan kedua orang tuanya. Sebenarnya dia tak ingin dijodohkan, tapi karena dia sudah berjanji dan perasaannya pun sudah terluka, jadi dia menerimanya dan akan berusaha mencintai suaminya kelak walau mungkin akan sulit.

Raisa pun sampai dibandara Soekarno-Hatta. Dia menghembuskan nafasnya kasar sebelum melangkah pulang menuju rumahnya.

Raisa pun Menyetopkan taxi, dan bergegas menuju rumahnya. Sesampainya dirumah terlihat 2 mobil yang asing di matanya.

Di otaknya timbul pertanyaan, apakah Mama dan papa ada tamu? Atau itu mobil calon suaminya? Itulah yang Raisa pikirkan selama dia melangkah masuk.

"Raisa kamu sudah pulang nak?" Mama Raisa segera memeluk anaknya itu, dia cukup kesepian dua hari tanpa Raisa. Entah bagaimana kesepiannya dia jika nanti Raisa sudah menikah.

"Iya. Ini ada apa Ma?"

"Sini sayang," mamanya lalu membawa Raisa menuju sofa itu, dan memperkenalkan semua tamu yang ada disitu.

Ternyata benar itu adalah keluarga calon suaminya, tapi sejak tadi Raisa tidak melihat calon suaminya, dan mamanya juga tidak memperkenalkan calon suaminya kepadanya.

"Maaf saya sedikit terlambat," suara seorang lelaki membuat semua orang mengarah kearah sumber suara.

Mata Raisa pun beradu pandang dengan mata lelaki itu, lalu Raisa memutuskan untuk melihat kearah lain.

"Raisa ini Yusuf, Yusuf ini Raisa," ujar Mama Yusuf.

Yusuf pun tersenyum lembut kearah Raisa, dan Raisa mencoba membalas senyuman itu dengan tulus.

"Ma kayaknya Raisa kekamar dulu yah, cape soalnya," pamit Raisa, dia benar-benar lelah.

"Iya sayang,"

Raisa pun tersenyum hangat kepada keluarga calon suaminya, lalu berlari menuju kamarnya.

"Maaf yah, Raisa baru pulang dari Inggris, jadi mungkin dia kecapean," ujar Mama Raisa.

"Tidak apa-apa, lagipula ini hanya silaturahim saja, kami hanya ingin melihat Raisa, Yusuf juga ingin melihat calon istrinya," kata Mama Yusuf.

Mereka pun berbincang selama 3 jam lebih, lalu keluarga Yusuf pun pulang. Rencananya mereka akan datang lagi lusa untuk membahas tentang hubungan Yusuf dan Raisa selanjutnya.

Broken Heart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang