Raisa yang telah tiba di ruangannya pun kembali meneteskan air mata.
"Ok, fix, kenapa gue nangis lagi sih, gue kan udah janji gue nggak akan nangis lagi"ujar Raisa sambil mengusap air matanya kasar.
-Saya terima nikah dan kawinnya
Amelia Camelia dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai--Arga adalah pria yang sangat baik dan ka,,,-
-tapi ada satu yang lebih indah dari bintang"ujar Arga.
"Apa?, aku pengen lihat"ujar Raisa penasaran.
"Kamu"jawab Arga yang membuat pipi Raisa menjadi merah-
Semua ingatan yang buruk dan baik tentang Arga berputar jelas diotak Raisa. Dia sangat kecewa bahkan kekecewaannya malah semakin mendalam setiap kali bertemu dengan Arga, makanya dia sangat takut menatap mata lelaki itu karena mata Arga sangat tulus, tapi semua itu bohong.
Kamu nggak akan tau betapa tersiksanya aku tanpa kamu, batin Raisa dan Arga bersamaan, tapi beda tempat.
Tok...Tok...Tok
Suara ketukan pintu membuat Raisa tersadar dari lamunannya."Masuk"ucap Raisa.
"Permisi bu, ini ada kiriman bunga buat ibu"ujar satpam butik Raisa.
"Owh iya makasih, taro aja disini, dan kamu bisa pergi"ujar Raisa, satpam itu pun menaruh bunga itu didekat Raisa lalu pergi.
Raisa mengambil bunga itu dan membaca note yang ada disitu, ternyata dugaannya benar bahwa itu dari Yusuf.
Tidak mungkin juga apa yang kau inginkan akan tercapai Raisa, batin Raisa.
Sebenarnya Raisa ingin sekali bunga dari Arga, Raisa ingin Arga nya yang dulu, yang selalu menghiburnya disaat dirinya sedih dan bingung, tapi semua itu mustahil semenjak Arga memilih menikah dengan Amel.
Isi dari note bunga itu
Jangan sedih ya, aku akan ikut sedih kalau kamu sedihYusuf
Raisa yang sudah sangat lelah memikirkan soal percintaannya memilih untuk menyibukkan dirinya dengan desain baju terbaru butiknya agar dia bisa melupakan semuanya.
Malam pun tiba.
Raisa sudah sampai dirumahnya, dia memesan taxi online untuk pulang.Setelah sampai dikamarnya, Raisa langsung merebahkan dirinya di kasur empuknya, tak lama terdengar lah suara pintu kamarnya terbuka.
"Mama"ujar Raisa.
"Kamu udah pulang?, kok mama nggak dengar sih"ujar nyonya Wanda sambil mengelus kepala Raisa.
"Iya ma, barusan, mungkin mama lagi asik kali berduaan sama papa makanya deh nggak dengar Raisa pulang"ujar Raisa bercanda.
Mama salut sama kamu nak, disaat kamu terluka kamu masih bisa bercanda seperti sekarang, batin nyonya Wanda.
"Ma boleh nggak Raisa tidur dipangkuan mama"ujar Raisa dan diangguki oleh nyonya Wanda.
"Kamu ada masalah apa sayang?"tanya nyonya Wanda sambil mengelus lembut rambut Raisa yang sudah menaruh kepalanya dipaha mamanya itu.
"Ma aku ketemu Arga"ujar Raisa sambil menutup matanya, berusaha menenangkan hatinya. "Dia sama istrinya ma. Aku benar-benar nggak bisa melupakan Arga, rasanya sulit sekali"lanjut Raisa yamg masih menutup matanya.
"Raisa dengar mama sayang, jika kamu berjodoh dengan Arga kamu akan kembali padanya, tapi jika jodoh kamu Yusuf, mau sekuat apapun hati kamu menolak tetap suatu saat nanti dia akan masuk"ujar nyonya Wanda.
"Dan aku ingin jodoh ku Yusuf, aku ingin mencintainya"ujar Raisa.
Mama benar-benar nggak kuat kamu seperti ini sayang. Apa aku kasih tau aja kebenaran tentang Arga pada Raisa sekarang, batin nyonya Wanda.
"Raisa ada satu hal yang ingin mama bilang sama kamu, tapi kamu harus janji sama mama untuk tidak bersedih lagi setelah ini"ujar nyonya Wanda membuat Raisa terbangun dari paha mamanya itu dan menatap serius kearah mamanya.
"Apa ma?"tanya Raisa.
"Janji sama dulu"ujar nyonya Wanda.
"Aku nggak bisa janji ma, aku takut nggak bisa nepatin janji aku"ujar Raisa.
"Yaudah nggak usah janji sama mama, tapi kamu harus berusaha sekuat tenaga kamu untuk tidak bersedih apalagi menjatuhkan air mata"ujar nyonya Wanda membuat Raisa semakin penasaran tentang apa yang mamanya ingin ucapkan.
"Iya"jawab Raisa sambil menatap sang mama dengan sangat serius, nyonya Wanda pun menghembuskan nafasnya lalu berkata.
Jangan lupa komen dan vote ya
Salam manis Author😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart (End)
De Todo3 tahun aku menunggumu, menolak semua cinta yang datang kepadaku, itu kulakukan karena aku masih menunggu, dan berharap kehadiranmu, tapi kepercayaan yang telah kubangun dengan susah payah selama 3 tahun itu lenyap dalam sekejap, ketika terdengar di...