The Duel

191 30 16
                                    

WARNING : Sekali lagi fanfic ini DARK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


WARNING : Sekali lagi fanfic ini DARK. Banyak unsur kekerasan dan seksual di sini. Karena itulah, dianjurkan hanya pembaca berusia 17+ yang boleh membacanya.
 

BAB 10

Beberapa jam sebelum duel, di bilik pribadi Severus Snape

Berendam di dalam bak mandi berisi air hangat, Hermione akhirnya menyerah. Perasaan hangat dan tenang yang menyelubunginya membuat hatinya tentram. Rasa sakit dan lelahnya seolah terobati. Begitu pula dengan rasa takut, cemas dan gentar. Seolah semua telah terlepaskan dan menghilang entah kemana. Kini ia merasa semua akan baik-baik saja.

“Air mandimu sudah kucampur dengan Replenish Potion. Aku yakin itu akan membantumu pulih,”kata Severus. Pria itu duduk tak jauh dari bak mandi Hermione, menatap kekasihnya itu dengan cermat untuk memastikan kondisinya. Ia ingin Hermione berada di kondisi prima saat melawan Cara nanti.

“Terima kasih, Severus.” Hermione tersenyum tipis. Ada rasa bersalah di ekspresi wajahnya. Bahkan ia tak berani menatap mata Severus. Takut menemukan sorot marah atau benci.
Dari sekian banyak hal yang ingin terucap, ia hanya ingin meminta maaf.

Sejak menantang Cara berduel, hati Hermione selalu diliputi rasa gundah dan gelisah. Ia sadar sudah mengambil keputusan sembrono secara sepihak dan tentunya berimbas ke hubungan mereka. Karenanya ia tak berani menghadapi kekecewaan Severus.

“Hermione...” tegur Severus setelah beberapa menit mereka saling mendiamkan. Pelan-pelan Hermione mengangkat wajahnya, memberanikan diri membaca ekspresi datar pria di hadapannya itu. “Aku yakin wanita secerdas dirimu bisa menyadari apa yang sudah kau lakukan? Termasuk konsekuensinya?”

Sambil menggigit bibir bagian bawahnya, Hermione mengangguk. Kedua mata coklatnya berkaca-kaca.

“Aku tak tahu apa yang merasukiku, Sev. Yang kurasakan hanya amarah dan kebencian. Berkobar-kobar dan nyaris meledak di dalam diriku. Hati dan logikaku saling bertentangan. Aku... aku tidak bisa berpikir jernih. Yang kuinginkan hanya menghajar wanita lancang itu. Menghajarnya sampai tidak bisa bangkit lagi..”

Severus terdiam mencermati ekspresi ngeri yang tiba-tiba muncul menggantikan penyesalan di wajah Hermione. Ia sudah tahu apa penyebabnya.

“Demi Merlin... apa yang sedang terjadi kepadaku? Aku tidak pernah merasa seperti ini. Aku belum pernah begitu marah sampai ingin membunuh orang...” Hermione terbelalak. Wanita itu duduk berendam di dalam bak mandi sambil memeluk kedua lututnya yang terlipat.

Sebelum Hermione mulai histeris, Severus berujar “Aku tahu apa yang sedang terjadi padamu, Hermione. Percayalah ini bukan berasal dari dirimu. Ini dikarenakan Cara. Atau lebih tepatnya, sesuatu dalam dirinya. Di Arcelia, Cara dulunya seorang prajurit Zion. Mereka mendapatkan kekuatan dari rasa sakit, benci dan amarah dari setiap desa yang mereka serbu dan dari setiap nyawa yang mereka antarkan ke neraka. Mereka punya kemampuan untuk menarik keluar energi negatif dari sasarannya dan menjadikannya sebagai kekuatan mereka.”

The Dark Lady and The BookwormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang