Come To Me

201 29 10
                                    

Sekali lagi fanfic ini DARK. Banyak unsur kekerasan dan seksual di sini. Karena itulah, dianjurkan hanya pembaca berusia 17+ yang boleh membacanya.

Ooo000ooo

More arts on my instagram : opal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

More arts on my instagram : opal.chalice

Chapter 9
Come To Me

Pagi itu mood Severus tidak terlalu baik. Bagaimana tidak? Nanti malam adalah malam di mana Hermione dan Cara akan berduel demi memperebutkan dirinya. Yang membuatnya jadi lebih buruk, Severus sudah tiga hari ini tidak bertemu dengan Hermione, dan ia tak tahu entah sampai kapan bisa bersabar. Ia harus bisa menemui wanita keras kepala itu, entah bagaimana caranya, dan membujuknya untuk membatalkan duel. Severus tahu mustahil Hermione akan mengurungkan niatnya. Seorang Gryffindor tidak akan sudi mundur di detik-detik terakhir menyongsong marabahaya, geramnya dalam hati.

Dengan agak sadis, Severus memotong daging steaknya. Sarapannya kali ini enak seperti biasanya, namun tak tahu kenapa, segalanya jadi terasa salah di mata Severus. Mulai dari daging steak yang agak alot, murid-murid dan para staf pengajar yang bisik-bisik sambil curi-curi pandang ke arahnya, sampai cuaca di luar sana yang agak mendung. Seolah semuanya bersekongkol untuk membuat perasaannya tidak nyaman. Berengsek!

Dari meja utama tempatnya duduk, Severus melihat serombongan burung hantu terbang masuk ke Aula Besar dan segera menyebar mengantarkan surat yang terikat di kaki mereka ke orang yang dituju. Salah satunya adalah Severus. Seekor burung hantu berbulu coklat kehitaman menukik dengan kecepatan tajam ke arahnya dan mendarat persis di atas piring steak Severus, membuat pria itu mengumpat keras. Hancur sudah sarapannya.

Hal pertama yang ingin dilakukan Severus adalah mengacungkan tongkatnya dan memanggang burung sialan itu untuk pengganti steaknya. Tapi tentu saja ia tak bisa melakukannya, tidak di depan publik begini. Menggerutu kesal, Severus menarik perkamen yang terikat di kaki kanan burung hantu itu, dan membiarkan steaknya digondol pergi si burung menyebalkan. Dia sudah tidak nafsu makan lagi.

Memilih untuk membaca isi suratnya di bilik pribadinya saja, Severus pun beringsut dari kursinya. Namun ia sempat menangkap sosok Cara Mason dari sudut matanya yang tajam. Hm, wanita pirang itu tampaknya juga menerima pos burung hantu dari seseorang, dan dari ekspresi wajahnya, bisa dibilang Cara sedang penasaran. Ah, sudahlah. Itu bukan urusanku, batin Severus, mencibir.

Tanpa basa-basi lagi, Severus segera meninggalkan Aula Besar. Jubahnya berkibar-kibar dramatis menyapu lantai.

Ooo000ooo

Gugup. Itulah yang dirasakan Cara saat ini. Ia akan berduel menghadapi Hermione Granger dalam hitungan beberapa jam ke depan, dan ia masih belum mengisi-ulang kekuatannya. Kemarahan dan kebencian. Itulah yang saat ini Cara butuhkan, dan ia berharap bisa mendapatkan dua hal itu dari Severus Snape lewat pos burung hantu yang dikirimnya pagi ini sebelum jam sarapan.

The Dark Lady and The BookwormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang