"Jaehyuk dibunuh sama Jihoon!"
Jihoon yang tertuduh pun sontak berdiri, menatap Ryujin dengan raut wajah bingungnya.
"Maksud lo apaan?" tanya Jihoon berusaha menahan emosinya.
Ryujin mendekat ke tempat Jihoon sambil bersmirk,"buktinya udah ada. Jadi lo nggak usah ngelak deh," ucapnya.
Jihoon semakin bingung. Gimana nggak bingung coba, orang dia aja dari tadi di Aula dan nggak pergi kemana-mana malah kena tuduh. Jihoon yakin, ada seseorang yang sengaja menjebaknya.
"Sumpahh, Ryu! Daritadi gue di Aula terus, tanya semua orang ka-" penjelasan Jihoon terpotong oleh ucapan Soobin.
"Palu yang lo bawa kemana?"
"Lo bawa palu? Buat apaan njir?!" Yeonjun menengahi. Bingung dia tuh, ngapain coba Jihoon bawa palu? Kan aneh.
"Saat kumpul di Aula, lo kan bawa palu. Katanya buat jaga jaga, sekarang mana palu lo?"
Jihoon kesal, melirik sinis Soobin. "Palu gue hilang! Puas lo?"
Soobin tertawa sambil bersmirk,"hilang?" beo-nya.
"Terus ini apa?" sambungnya lagi seraya mengeluarkan palu besar yang sudah terlumuri oleh darah.
Jihoon syok sekaligus kaget, itu... memang palunya!
"Nggak bisa ngelak?" kini gantian Ryujin yang menyindir.
"Jihoon! Gue nggak nyangka lo sekeji itu! Munafik lo!" kata Yeji.
Junkyu, sahabat Jihoon sejak kelas 9 SMP, menatap wajah Jihoon dengan amarah yang menggebu-gebu. Kedua tangannya terkepal, siap menghajar laki-laki bermarga 'Park' itu.
"Ternyata lo nggak lebih buruk dari sampah, ya?"
Atmosfer di Aula berubah mencekam saat Junkyu mulai berkata seperti itu. Semua orang memilih diam, membiarkan Junkyu untuk memaki-maki seorang Park Jihoon.
Jihoon masih setia menunduk, tidak ada yang percaya padanya lagi sekarang. Bahkan, Junkyu. Sahabatnya sejak SMP itupun juga sudah tidak mempercayainya lagi. Jihoon ingin menjelaskan semuanya, ini hanya salah paham saja! Jihoon berani bersumpah kalau bukan dia yang membunuh Jaehyuk!
"Dia sepupu lo kan, Park Jihoon? Kenapa lo tega? Kenapa lo bunuh dia? Setelah Jaehyuk, siapa lagi yang bakal lo bunuh?!"
Jihoon memberanikan diri untuk menatap wajah sahabatnya itu,"Junkyu... please, trust me. Bukan-"
"SIAPA LAGI, PARK JIHOON!"
Tubuh Junkyu bergetar hebat, nafasnya naik turun, tidak beraturan. Dia langsung keluar dari Aula, tanpa mendengar penjelasan dari Jihoon terlebih dulu. Mashiho hendak menyusul Junkyu untuk menenangkannya, namun dihadang oleh Hyunsuk. "Biarin aja, Junkyu butuh waktu sendiri." titahnya.
Jihoon jatuh ke lantai dengan kedua lututnya yang menjadi peyangga. Menangis sejadi-jadinya sambil memukul mukul lantai Aula dengan cukup keras,"bukan gue yang bunuh Jaehyuk! bukan gue! Kenapa nggak ada yang percaya hikss... sama gue!Hikss... bukan gue!"
Lalu Jihoon mendekat ke mayat Jaehyuk, memeluk tubuhnya erat. Masih dengan air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya,"Jae! Jelasin ke mereka, Jae!! Jelasin ke mereka kalau, hikss...kalau bukan hikss... bukan gue yang bunuh lo! Bangun, Jae! Hikss...hikss...hikss.. Junkyu nggak percaya lagi sama gue!"
"Hapus air mata buaya lo, nggak bakal mempan!" Lia memprovokasi.
Yeji mengangguk,"akting lo keren, Hoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [✓]
Детектив / Триллер❝ 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐥𝐨 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐢𝐧𝐢. ❞ 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞 𝐜𝐚𝐧'𝐭 𝐭𝐫𝐮𝐬𝐭𝐞𝐝. 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞 𝐢𝐬 𝐯𝐢𝐬𝐢𝐛𝐥𝐞 𝐯𝐞𝐫𝐲 𝐬𝐮𝐬𝐩𝐢𝐜𝐢𝐨𝐮𝐬. 𝐚𝐧𝐝 𝐚𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐞𝐦...