《1.2》

779 207 45
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf kalau part ini menurut kalian sangat membosankan☺
Happy reading🤗💚










Semua orang menangis dipemakaman. Tangisan memilukan Bundanya Haruto begitu menyayat hati para teman teman Haruto. Beliau masih tidak percaya, diusianya yang masih muda, Haruto sudah harus meninggalkan keluarga tercinta, meninggalkan para teman-temannya, meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

Bahkan, teman-temannya pun belum sempat mengobrol dan menghabiskan waktu bersama setelah kejadian Haruto yang tertembak waktu itu. Mereka merasa gagal menjaga satu sama lain.

"Tante, Haruto pasti tenang kok dialam sana, tante yang ikhlas ya," Ujar Yeonjun sembari memeluk Ibunda Haruto, berusaha untuk menenangkannya. "Tidak bisa, hikss... anak saya masih terlalu muda untuk meninggalkan dunia, hikss... siapa yang tega melakukan ini kepada anak saya? Hikss...hikss..saya kehilangan anak kesayangan saya.. Haruto tidak akan tenang kalau orang dibalik kematiannya belum ditemukan! Harutoo...hikss,"

Yeonjun yang melihat kondisi Bundanya Haruto meringis. Lantas dia berpamitan kepada teman temannya untuk mengantarkan Bunda Haruto pulang. "Bro, gue anterin bundanya Haruto pulang ya? Kasian, bundanya down gini," ucapan Yeonjun barusan langsung mendapat anggukan setuju dari para temannya.

Kini di pemakaman, tersisa sebelas orang— Hyunsuk, Soobin, Junkyu, Jeongwoo, Yedam, Doyoung, Junghwan, Mashiho, Lia, Yeji dan Chaeryeong —tengah menenangkan satu sama lain.

"Gue nggak nyangka kalau Haruto bakal mati dengan cara kayak gini," Ujar Lia tidak percaya. Namun memang benar, Haruto terbunuh karena racun merkuri yang disuntikan di infusnya. Siapa yang tega melakukan seperti itu? Sedendam apa orang itu pada Haruto?

Hyunsuk yang sebagai tertua ditempat pemakaman pun langsung berkata,"udah. Sekarang kita harus bisa ikhlasin kepergian Haruto. Mulai sekarang kita harus fokus untuk mencari siapa pelaku dibalik semua kejadian ini! Siapa orang yang udah bunuh Yoshi! Siapa orang yang udah bunuh Jaehyuk! Dan sekarang kita juga harus mencari siapa orang yang berani masuk ke ruang rawat Haruto dan Junkyu, orang yang udah bunuh Haruto! Kita harus cari tau siapa dia sebenarnya!"

Soobin mengangguk setuju. "Iya bener, kita harus selidiki semua itu dari sekarang. Kita harus nyambungin semua clue dari awal kita masuk Universitas! Kita nggak bisa diem aja, kalo kita terus diem, kita sendiri yang bakal nyesel. Dia mau kita semua mati!" Tambah Soobin.

"Tapi kita harus gimana lagi? Gue capek gini terus..." lirih Junkyu. Dia berusaha untuk tidak menangis dan tetap tegar. Namun semua itu tidak seperti yang diharapkan Junkyu, air matanya jatuh perlahan, membasahi pipinya.

Junkyu tidak sekuat seperti yang semua orang pikirkan. Hati Junkyu mudah rapuh, apalagi kini orang orang terdekatnya mulai pergi meninggalkannya. Terutama Jihoon.

Junkyu merindukan sosok sahabatnya itu, merindukan segala kejulidan sosok Jihoon, merindukan segala bacotan Jihoon, canda tawa bersama Jihoon. Semua tentang Jihoon kini berputar diotak Junkyu.

Tapi mau bagaimana lagi, Jihoon sendirilah yang sudah membuat hubungan pertemanannya renggang. Awalnya Junkyu tidak yakin jika Jihoon akan setega itu sampai membunuh sepupunya sendiri. "Hoon, gue kangen lo. Apa lo baik baik aja? Dan apa lo juga tau kalau Haruto udah meninggal? Lo dimana?" Tatapan Junkyu kosong. Membuat beberapa orang menatap Junkyu prihatin.

Padahal keadaan Junkyu setelah tertembak waktu itu belum pulih total. Mashiho mengusap punggung Junkyu,"Sabar ya.. gue paham kok sama apa yang lo rasain sekarang ini. Lebih baik kita semua pulang, pasti temen temen pada lelah. Ini juga langitnya mendung banget, bentar lagi pasti hujan." Semua mengangguk setuju dengan ucapan Mashiho.

Who? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang