《0.9》

761 226 54
                                    

Ada yang mau aku double update nggak?









DORR!!

Ryujin refleks menutup kedua matanya kala mendengar suara tembakan itu.

"Hahaha, gue tau kok lo itu aslinya takut. Tapi lo pura-pura berani," orang itu tertawa melihat Ryujin.

Mendengar itu, perlahan mata Ryujin terbuka. Oh syukurlah, dia tidak kenapa napa. Sungguh, orang dihadapan Ryujin sepertinya sedang memancing kemarahannya. Ryujin masih mencoba untuk tidak kelepasan, Ryujin hanya tidak ingin jika nanti dirinya dikuasai oleh kemarahan yang akan menimbulkan masalah.

Ryujin menatap orang itu,"I beg you, you realize! I don't like it when your evil soul takes over you!" Pintanya menatap penuh harap orang didepannya.

"Kenapa lo jadi kayak gini sih? Gue paling nggak suka kalo lo kayak gini, please." Orang itu perlahan menunduk, tubuhnya tiba-tiba bergetar. Ryujin kini tau, dia sedang menangis.

Dia menangis karena ucapan Ryujin tadi.

"Ryu, lebih baik lo pergi dari sini, cepat!" Tegasnya.

Ryujin menggeleng, dia tidak mungkin meninggalkannya seorang diri. "Nggak! Gue nggak bakal ninggalin lo sebelum lo sadar sepenuhnya!"

"Gue masih sayang sama lo! Jadi lebih baik lo pergi!"

"Enggak! Gue bakalan tetep disini, sama lo, nemenin lo disaat lo lagi butuh orang buat nenangin elo."

"Gue bilang pergi ya pergi! Sebelum sisi jahat gue bakal balik lagi karena elo!"

Ryujin tetap kekeuh,"nggak. Gue mau—"

"Lo bodoh karena nggak mau pergi!" Potong orang itu cepat.

Oh tidak, sisi jahatnya telah kembali. Ryujin harus melakukan apalagi biar dia kembali sadar. "Gue nggak mau pergi karena gue juga sayang sama lo! Ayolah, lo sadar," Orang itu tertawa sarkas mengingat kebodohan Ryujin yang tidak mau pergi.

"Kalau gitu, lo siap mati dong ditangan gue?" Ryujin mengangguk.

Namun dengan segera Ryujin langsung berlari secepat mungkin kearah orang yang berdiri sekitar 1 meter didepannya. Ryujin dengan gesit langsung merampas pistol dari tangan orang itu, lalu berlari menjauh dari gang sepi itu.

Orang tadi mendecih, sial. Ternyata Ryujin lebih cepat dari yang dia kira. Langsung saja dia ikut berlari mengejar Ryujin lagi.

Ryujin mulai ngos-ngosan. Lalu menoleh kebelakang, dapat dia lihat kalau orang tadi masih berlari mengejarnya. "Gue bawa aja kerumah Soobin, semoga temen temen yang lain masih ada disana," dengan sisa tenaganya Ryujin berlari lebih cepat hingga dia tidak sadar kalau orang dibelakangnya sudah mengeluarkan pisau lipat andalannya dan dia arahkan ke Ryujin.

















































"Siapa yang kirim pesan?" Tanya Haruto kepo.

Junkyu langsung memberikan handphonenya pada Haruto. "Gue nggak tau itu nomornya siapa, tiba-tiba ngechat gue. Mana gegara pesan dia, gue jadi kelaparan, pengen makan bibimbap," Soobin langsung roll eyes denger omongan Junkyu. "Pikiran lo makan mulu," sungutnya.

"Bibimbap?" Gumam Haruto, namun masih bisa didengar oleh orang sekitarnya.

"Ha? Itu petunjuk atau cuma iseng doang?"

Lia berdehem. "Hm, firasat gue mengatakan kalau itu petunjuk." Semua langsung menatap Lia dengan tatapan penuh penjelasan.

"Lo tau darimana?" Tanya Yeonjun sinis, seakan menaruh curiga pada Lia.

Who? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang