Ragu yang Menguasai

1K 20 0
                                    

Aku tahu,
Hidup membuat segalanya sulit.
Aku tahu,
Cinta butuh perjuangan.
Aku tahu,
Cinta tak selamanya ada.
Tapi yang tidak aku tahu,
Kenapa ini harus terjadi?
Salah apa aku ini?
Kurang apa aku ini?
Dosakah aku Tuhan,
Kalau aku akhiri ini sekarang?
Menyia-nyiakan hidup yang kau berikan.
Membuangnya begitu saja.
Maafkan aku, Tuhan.
Karena berpikir seperti itu.
Tapi aku sudah tidak kuat.
Biar saja kegelapan menelanku.

***********************

"SAYA JIJIK LIAT MUKA KAMU!" Teriak bunda lagi.
Yang bisa Fina lakukan hanya kembali menutup telinganya dengan bantal, sambil terus menerus istighfar. Dia sudah menutup pintu kamarnya, tapi suara itu tetap saja terdengar. Menusuk hatinya, membangkitkan rasa takutnya.
Bukannya ini yang pertama, tapi tetap saja Fina tidak pernah terbiasa dengan ini semua. Suara bunda menangis, ayah berteriak, kemudian ada tamparan, dan akhirnya mereka kembali seperti semula seolah semuanya baik-baik saja.
Pada saat ini, Fina tidak yakin ada yang baik-baik saja.

Orangtua Fina memang begitu. Tidak bercerai, tapi tidak harmonis. Mereka selalu bilang, perceraian tidak baik untuk anak. Tapi apa dengan begini semuanya baik? Siapa yang ingin mereka bohongi? Karena Fina sudah cukup besar untuk tahu kebenarannya.

Kalau sudah begini, hanya ada satu hal yang menenangkan hatinya. Memperlakukannya dengan lembut dan tepat. Menghangatkan dirinya kembali, bagaikan secercah sinar mentari di hujan deras. Maka ia segera menelpon salah satu kontak di teleponnya. Dava Rizqullah.
"Halo."
"Hai, Dav. Ganggu gak?"
"Lo tau lo gak pernah ganggu gue, Fin."
"Gue cuma............." Kata Fina tak kuasa meneruskan kata-katanya.
Kalau ia berbicara, segalanya terasa begitu nyata, dan Fina masih belum sanggup.
"Gue kesana sekarang ya. Semua akan baik-baik aja. Gue janji, okay?" Kata Dava.
"Gue rela ngelakuin apa aja asal bisa percaya kata-kata lo barusan. Udah gak ada harapan tersisa di diri gue, Dav. Lo tau itu." Fina menjawab.
"Just.....hang in there. Please." Kata Dava.

"Lo udah bilang ke ortu kalo semua ini melelahkan lo, fisik dan mental?" Kata Dava sambil membenarkan posisi duduknya. Ia sudah sampai di rumah Fina, dan sekarang sedang duduk di kamarnya, mendengarkan cerita Fina dengan simpati tingkat tinggi, menyimak setiap katanya.
"Percuma. Gue nanti dibilang suka ngeluh, dan mereka bilang ngelakuin ini semua buat gue. Padahal, kalo gini yang paling dirugikan itu siapa?" Jawab Fina.
"Lo gak perlu khawatir, gue disini. Lo mau apa, bilang ke gue. Kalo gue mampu gue akan coba buat menuhin hal itu. Apapun asal lo gak nangis lagi, Fin. Plis percaya gue, semua hal akan ada baiknya. Someday, gue akan buktiin itu semua. Kasih gue kesempatan. Ya?" Kata Dava lembut.
"Gue cuma capek, Dav. Gue udah gak kuat mendengar teriakan ayah. Gak bisa ngeliat tangisan bunda. Gak bisa lagi. Rasanya gue mau mati aja." Kata Fina terisak.
"Fina, gue yakin mereka bisa ngatasin itu semua. Love conquer all kan? Percaya, Fin. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umatNya. Dan gue yakin Dia punya rencana yang lebih besar untuk lo. Tau kenapa lo harus ngalamin ini semua? Karena Allah mau lo jadi orang yang kuat, siap menghadapi dunia. Lo itu cantik, pintar, dan baik. Coba ditambah sifat tangguh, mana ada cowok yang gak mau sama lo?" Ucap Dava.
"Lo gak ngerti Dav. Kalau orang bilang love conquer all, pengen rasanya gue bilang 'bullshit!'. Mau tahu kenapa? Gue udah nunggu, dan nunggu, sampai yang gue lakukan hanya menunggu, tapi keadaan gak pernah membaik. Malah lebih parah, Dav. Cinta, yang dulu mekar di hati mereka, udah gak bisa diselamatkan lagi. Sudah berubah menjadi rasa yang tidak pernah gue sangka akan hadir. Benci. Dan gue, terjebak diantara keduanya" Kata Fina.
Kemudian, Dava melakukan hal yang tidak pernah Fina sangka. Dava memeluknya.

Sejak saat itu, Fina tahu semua tak akan sama lagi. Karena, begitu tangan Dava menyentuh Fina, rasanya seperti listrik mengalir di tubuhnya. Memberikan sensasi tidak masuk akal. Sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Sensasi yang menghidupkan seluruh indranya.
Sejak saat itu, Fina sadar.

Dia jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri.

Jalan Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang