Cinta dalam Diam

377 13 0
                                    

Hanya bisa memandangmu penuh arti
Karena ku hanyalah orang biasa
Hanyalah seekor ulat
Diantara kawanan kupu-kupu
Seperti bebek buruk rupa
Yang ceritanya sering kali kaudengar saat kecil
Seperti burung gagak hitam
Terbang sendirian diantara para kakak tua, Yang berwarna warni, indah, dan memukau
Maka yang bisa kulakukan adalah
Menjaga perasaan ini
Meski berdiri di ketidakpastian
Berjalan di tali tipis
Yang kubuat berdasarkan kepercayaan semata
Tapi tak apalah
Cinta tak selalu minta balasan, kan?

********************************

Sejak malam itu, Dava menyimpan semuanya sendiri. Dava tak mau mematahkan hati Moya, tak mau juga membuat Fina menjauh darinya. Maka biarlah dia mengalah dan memendam perasaan ini, menguncinya rapat-rapat. Biarlah perasaan ini tetap tak tersampaikan.

Tapi kini, mendengar Moya membicarakannya, mengungkit kembali perasaan itu. Membuatnya mengambang kembali ke permukaan.

"Dav. Aku mau tanya sesuatu sama kamu. Pernah gak aku ada di hati kamu, walaupun sebentar saja. Pernah gak aku bikin kamu ketawa tulus tanpa dipaksa. Pernah gak Dav?" Kata Moya lirih. Dia sebenarnya takut menanyakan ini semua, takut menghadapi kenyataan.

"Mungkin pernah. Atau nggak. Jujur, aku gak tau, Moy." Jawab Dava. Dia sebenarnya sudah lama ingin membicarakan ini ke Moya, tapi dia takut. Karena dia sendiri pun masih meraba-raba, mencoba memahami perasaannya.

"Dan sadarkah kamu, Dav kalau ternyata cintamu itu berbalas?"

Untuk kedua kalinya Dava tersentak kaget. Ada apa sih dengan Moya hari ini? Mana mungkin.

"Gak mungkin, Moy. Dia gak seperti itu. Aku mengerti dia."

"Kamu emang mengerti dia. Tapi kenapa sih giliran masalah kayak gini kamu malah gak peka, Dav?"

"Karena.......susah rasanya mempercayai kalau seorang Fina bisa mencintai aku yang sederhana ini."

"Kamu itu, jauh dari sederhana. Rumit dengan cara lo sendiri, membuat orang melirik penasaran. Berusaha memecahkan puzzle-puzzle dalam dirimu. Kemudia menjadi terhipnotis. Apanya yang sederhana?" Moya sudah mulai terisak lagi mengatakan hal tersebut. Berkorban ternyata sulit.

Dava hanya terpaku mendengar perkataan Moya. Kemudian ia tersenyum tipis, berterimakasih. Dia tahu betapa susahnya Moya melakukan ini semua. Dan sangat ia hargai Moya yang mau menjalankannya.

"Makasih ya, Moy. Aku seneng banget kamu bisa ngerti. Aku harap, aku yakin kamu akan nemuin orang yang mencintai kamu tulus, yang ngebuat kamu lupa rasanya sakit hati. All you need is just a little patient." Kata Dava.

Kalau saja orang itu kamu, Dav. Tapi kita sebagai manusia gak akan bisa dapat semua yang kita mau kan?
batin Moya.

"Iya, Dav. Justru gue minta maaf butuh kalau selama ini buat gue ngelakuin ini semua. Melepaskan, merelakan dan gak memaksakan. Gue cuma........belum siap."

"Gue ngerti kok." Kata Dava sambil memeluk Moya.

Kali ini, pelukan sahabat. Walaupun yang lainnya masih merasa kupu-kulu terbang di perutnya. Namun tak bisa memastikan, itu cinta apa perih.

Jalan Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang