Pagi hari yang cerah, Naruto bersiap untuk bekerja, beberapa kali merapikan dasi yang menurutnya kurang pas dan membuatnya tidak nyaman, setelah selesai dengan urusan dasinya, dia menyambar roti tawar dengan madu sebagai olesannya. Naruto suka dengan rasa manis pada madu. Tak lupa dengan segelas susu yang segera ia habiskan dalam sekali tegak.
Selesai dengan sarapan, dia mengambil payung lipat portable dari lemarinya dan memasukkannya kedalam tas kerja yang dia bawa, dari berita hari ini yang dia dengar, sore nanti akan turun hujan.
“Huh… padahal pagi ini cerah kenapa bisa sore nanti hujan.” Naruto bergumam pelan setelah memasukkan payungnya kedalam tas.
Setelah benar-benar merasa siap dengan keperluannya, Naruto keluar dari flat kecilnya dan berjalan ke stasiun untuk naik kereta.
Ketika di dalam kereta, Naruto beberapa kali mendapatkan ‘pelecehan’ oleh orang yang mencuri kesempatan dalam kesempitan, tapi bukannya berteriak Naruto malah dengan sengaja merapatkan tubuhnya untuk dinikmati. Bahkan beberapa kali mendesah pelan disamping telinga si pelaku ‘pelecehan’.
Jadi wajar, jika si pelaku merasa ketagihan dengan apa yang dia lakukan. Bukan hal yang mengejutkan pula jika yang tiap hari melakukan’pelecehan’ kepada Naruto adalah orang yang sama. Toh Naruto juga menikmatinya.
Setelah turun dari kereta, Naruto bersikap seperti biasa. Merapikan beberapa bagian baju dan celana yang menurutnya sedikit kusut atas apa yang dia alami sebelumnya lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju kantornya.
Jalanan sudah cukup ramai ketika Naruto memerhatikan, pikirannya teringat dengan pria tampan yang beberapa waktu lalu menatap intens ketelanjangan dirinya. Sebagian dari dirinya ingin merasakan sentuhannya.
Sadar dengan apa yang dia pikirkan, Naruto menggelengkan kepalanya, “apa yang ku pikirkan. Huh! Bertemu dengannya lagi saja tidak mungkin. Lagipula pagi-pagi kepalaku sudah berfikiran kotor.” Naruto berkata dalam hati dengan embusan napas pelan setelahnya.
“Selamat pagi!” sesampainya di kantor Naruto menyapa beberapa orang yang sudah datang.
“Selamat pagi!” Beberapa dari mereka juga membalas sapaan Naruto.
“Naruto, apa kau sudah menyelesaikan dokumen yang kemarin aku berikan?” tanya Sai ketika Naruto sudah duduk di tempatnya dan memulai pekerjaannya,Sai adalah seseorang yang duduk disebelah Naruto.
Naruto mengangguk sebagai jawaban, “Aku hanya melanjutkan sedikit dan memperbaiki beberapa hal yang sepertinya janggal.” Ucap Naruto lalu mengorek isi tasnya dan mengambil dokumen yang dimaksud Sai.
“Terimakasih.” Ucap Sai. Naruto orangnya memang cukup bisa diandalkan dan cekatan ketika bekerja, tak jarang beberapa rekannya memanfaatkan kebaikan Naruto. Namun dengan sipat Naruto yang selalu ingin disukai membuatnya tak bisa menolak permintaan rekan kerja, maupun atasannya.
“Sebelumnya, Kiba menyuruhmu untuk ke ruangannya jam 9 nanti. Apa kau membuat kesalahan?” Sai mendekatkan kursinya kesamping Naruto.
Naruto berpikir sejenak, “sepertinya tidak.” Jawabnya pada Sai.
Kiba adalah atasan Naruto di kantor tempatnya bekerja. Naruto berpikir apa yang membuat Kiba memanggilnya, karena setahunya dia tidak ada membuat kesalahan atau sepertinya tidak akan diberi pekerjaan lain, karena baru kemarin dia mendapatkan proyek yang harus Naruto jalankan dari sekarang dan beberapa minggu kedepan.
Setelah jam 9 seperti yang dikatakan Sai, Naruto keruangan Kiba, namun yang didapatinya hanya ruangan kosong tanpa ada siapapun, Naruto keluar lagi dan bertanya pada sekretaris Kiba yang kebetulan lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Sex No Life [Completed]✔
FanfictionNaruto adalah jalang. dia butuh laki-laki lain untuk memuaskan hasrat birahinya, Naruto ingin disentuh, Naruto ingin kasih sayang, dan Naruto ingin dicintai, dia akan memberikan apapun pada seseorang yang memberinya ruang termasuk tubuhnya, dan hidu...